Selasa, 13 Desember 2016

BUKAN CINTA BIASA (Sebuah Refleksi Fenomenologis-Theologis-Kristologis)



Ditulis oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
”Yohanes 3: 16”
Karena Begitu Besar Kasih Allah Akan Dunia ini sehingga Ia mengaruaniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.

Manusia Memiliki Cinta
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, Allah menciptakan manusia memiliki kehendak. Kehendak manusia bebas tetapi tetap ada dalam kuasa Allah. Manusia juga diberi hati nurani (counscience) untuk menimbang apa yang benar dan apa yang jahat, selain itu manusia juga diberikan otak untuk berpikir membuat sebuah rancangan, analisa dan konsep. Di dalam hati manusia inilah Allah menanamkan cinta kepada manusia, sehingga hati manusia menjadi wadah untuk mengerti kualitas cintanya. Cinta di dalam hati akan memberikan dorongan pikiran manusia sehingga manusia juga akan menunjukkan tindakan sesuai dengan kualitas cinta yang ada di dalam hatinya.
Apakah benar manusia ada cinta? Dalam sejarah kehidupan manusia telah terjadi perang antar sesama manusia, bahkan telah terjadi perang dunia I & II, dalam sejarah agama Kristen – Islam juga tejadi perang Salib ± 2 Abad, lalu masih ada manusia yang hidup dalam kelaparan, baru-baru ini muncul kelompok radikal yang bernama ISIS yang telah membunuh banyak manusia dengan kejam, dalam sejarah Indonesia juga telah terjadi penjajahan dari bangsa Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Beberapa berita pada saat ini menyiarkan maraknya gembong narkoba merusak banyak kehidupan manusia, pembunuhan berencana oleh elit politik, kerusuhan dalam demonstrasi, dan pembunuhan anak kandung oleh orang tua dan sebaliknya serta fitnah dan caci maki antar golongan partai politik. Melihat keadaan demikian kita bisa saja mengatakan manusia telah kehilangan cinta, manusia tidak memiliki cinta dalam hatinya.
Namun disisi lain kita juga melihat manusia mau memberi makan anaknya, manusia masih mau bekerja keras menafkahi keluarga, manusia mau menolong sesamanya yang terkena musibah bencana alam, manusia rela mengorbankan harta bendanya bahkan dirinya kepada sesamanya dan manusia mau membela dan mati bagi bangasanya. Tindakan-tindakan manusia tersebut menunjukkan adanya rasa cinta dalam diri manusia. Lalu seorang psikolog bernama Abraham Maslow menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, hal tersebut menunjukkan adanya kebersamaan dalam kehidupan manusia. Jika kita melihat keadaan dunia yang pernah perang dunia I dan II namun muncul kedamaian, hal tersebut menunjukkan adanya rasa cinta dalam diri manusia. Melihat dua keadaan di atas seolah-olah menunjukkan bahwa pada saat yang bersamaan dalam hati manusia ada cinta dan benci. Cinta manusia seolah-olah mudah pudar dan kebencian juga seolah-olah bisa pudar. Hal ini menunjukkan bahwa manusia ada cinta namun cinta manusia mudah berubah oleh karena situasi inilah yang disebut love conditional.
Manusia diciptakan memiliki hati nurani,
Hati nurani manusia memiliki cinta,
Cinta manusia berbeda kualitasnya,
Kualitas cinta manusia tergantung dari keadaan.

Cinta & Dosa
            Dalam dunia fiksi kita bisa melihat kisah fiksi Zorro, kisah tersebut menceritakan bahwa ia mencintai warga yang miskin, lalu untuk menolong mereka ia merampok harta para bangsawan untuk dibagikan kepada rakyat miskin. Cinta kepada rakyatnya telah membuat seorang Zorro jatuh dalam dosa perampokan. Apakah benar tindakan cinta Zorro?
Dalam konteks perang dunia II ada negara-negara yang menjadi sekutu perang yang dibagi menjadi blok barat dan blok timur, mereka saling membantu perang karena sesama sekutunya namun cinta mereka kepada sekutu telah membawa mereka membunuh sesama manusia. Apakah benar tindakan cinta negara sekutu?
Dalam konteks agama muncul kelompok ISIS yang mencintai agama dan dengan dasar agama mereka membunuh banyak orang yang berseberangan fahamnya. Apakah benar demikian tindakan cinta terhadap agama?
Dalam konteks sains manusia menciptakan teknologi canggih, namun saying sekali teknologin itu terkadang tidak digunakan untuk mencintai manusia tetapi mengancam manusia, contoh pembuatan alat-alat militer dan bom nuklir yang menimbulkan ketakutan manusia.
Dalam konteks ekonomi manusia tidak terarah mencintai sesama namun mencintai keuntungan, sehingga manusia lebih bersikap cinta uang dan keuntungan daripada mencintai kemanusiaan, terkadang demi keuntungan mereka rela memberi upah yang kecil kepada bawahannya. Bahkan para pengusaha rela bersahabat hanya sesama pengusaha dan mengabaikan orang-orang yang tidak ada hubungan dengan bisnisnya. Apakah benar sikap cinta yang demikian?
Dalam konteks kehidupan pemuda dan remaja masa kini cinta memang telah mempertemukan antar sesama dan muncul persahabatan, tetapi cinta pada sahabat sering berunjung pada pembelaan yang bodoh, seperti dalam hal tawuran antar pelajar, mereka rela berkelahi hanya karena cinta sahabat, mereka berkelahi meskipun tahu fakata bahwa sahabatnya yang salah, justru membela yang salah. Apakah benar cinta yang demikian kepada sahabat?. Lebih dari itu banyak pemuda/i dikendalikan oleh cinta sehingga saling menyukai lawan jenis namun mereka justru terjerumus dalam pergaulan bebas dan seks bebas. Apakah benar cinta yang demikian?
Fakta-fakta diatas memperlihatkan ada permasalahan serius dengan cinta manusia. Apakah yang memperngaruhi manusia sehingga memiliki cinta yang menjerumuskan manusia dalam ketidakbenaran. Disinilah kita melihat ada hubungan antara cinta dan dosa. Dalam Reformed Theology dosa merusak total keadaan manusia, hati nurani, pikiran dan keinginan telah dirusak oleh dosa. Dosa membuat manusia tidak dapat melakukan kebaikan yang sungguh-sungguh baik, kebaikan manusia relative bahkan manusia diarahkan untuk tidak mau mengenal kebenaran. Jika dosa sudah merusak hati nurani manusia maka dosa juga merusak cinta dalam hati manusia. JIka dosa sudah merusak pikiran manusia maka pola pikir cinta manusia menjadi rusak. Jika dosa sudah merusak keinginan manusia maka cinta yang diingini manusia juga rusak. Oleh karena itu dosa merusak kualitas cinta dalam diri manusia. Cinta manusia menjadi relative tergantung pada keadaan, objek dan kepentingan. Dosa membuat manusia kehilangan ketulusan dalam mencintai karena cinta yang sejati mengarahkan manusia kepada cinta pada Tuhan dan sesama, namun jika manusia tidak cinta Tuhan maka ketika mencintai sesama motivasinya sudah tercemar, bukan lagi untuk Tuhan tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri. Cinta dalam keberdosaan adalah cinta yang merusak. Cinta dalam keberdosaan tidak memuliakan Allah. Cinta dalam keberdosaan menghancurkan kehidupan dan cinta dalam keberdosaan bisa membawa manusia ke dalam maut.
Dosa merusak total manusia
Dosa merusak cinta dalam hati manusia
Cinta menjadi berbahaya jika dikuasai dosa.

Bukan Cinta Biasa
            Dalam Injil Yohanes 3: 16 menyatakan bahwa ”karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”. Allah datang menyatakan cinta mengapa? Dalam Yohanes 5: 42 menyatakan bahwa ”tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah”. Alkitab menyatakan Allah adalah kasih (Lih. 1Yoh.4: 8). Dalam 1 Yohanes 4: 10 menyatakan bahwa ”Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. Alkitab menyatakan bahwa Cinta yang sejati hanya ada pada Allah di dalam Yesus Kristus. Cinta sejati hanya diberikan Allah di dalam Yesus Kristus. Jadi manusia benar-benar memiliki cinta sejati jika Allah menyatakan cinta-Nya kepada manusia. Jika Allah membuka hati, pikirian dan keinginan manusia pada cinta-Nya maka manusia baru mengerti arti cinta Allah padanya dan manusia baru mengerti bagaimana mencintai sesama-Nya seperti Allah mencintai-Nya.
            Dalam dosa manusia tidak dapat menemukan cinta sejati. Namun karena Allah yang mengasihi manusia, Allah memberikan sekaligus menunjukkan bagaimana sebenarnya cinta sejati itu. Oleh karena itu untuk mengerti cinta sejati yang datang dari Tuhan, hanya dengan melihat pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Saat melihat Pribadi dan Tindakan Tuhan Yesus Kristus maka kita menemukan Cinta Allah Bukan Cinta Biasa. Mengapa disebut Bukan Cinta Biasa?
1.      Cinta tersebut tidak dipengaruhi keadaan (Uncoditional of Love)
Yesus datang ke duania, kepada manusia berdosa, Yesus tidak menolak manusia yang berdosa, setiap manusia yang berdosa Yesus panggil dan Yesus memberikan kabar baik kepada mereka. Kabar baik keselamatan dan hidup kekal tidak untuk orang kaya, orang pintar, orang merasa baik dan orang yang bijaksana, tetapi Yesus memberikan kabar baik kepada seluruh manusia yang berdosa. Jadi Kalau ingin menunjukkan cinta yang sejati, maka tunjukkanlah sikap yang mau menerima orang yang berdosa, bukan menjauhi, bukan mencaci maki, bukan memusuhi tetapi mendatangi dan menerima mereka, serta beritakan kabar baik.
2.      Cinta tersebut menyatakan kebenaran (Revealed the Truth of Love)
Allah menyatakan cinta juga kebenaran, kebenaran mengikuti cinta, maka inilah cinta yang sejati. Cinta tanpa kebenaran itu adalah cinta palsu. Cinta di dalam kebenaran dan cinta menghadirkan kebenaran itu adalah cinta sejati, dan cinta yang demikian hanya dinyatakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Cinta tanpa kebenaran maka cinta itu akan menghancurkan kehidupan manusia, cinta tanpa kebenaran cinta tersebut menjerumuskan manusia. Allah menyatakan cinta di dalam kebenaran yaitu Di dalam Yesus Kristus. Manusia yang dicintai Allah akan diperbaharui oleh Allah dan hidup dalam kebenaran, yaitu hidup sesuai firman Tuhan.
3.      Cinta tersebut Sempurna (perfect of Love)
Yesus mengasihi tidak setengah hati, Dia menyatakan siapa yang dikasihi-Nya akan diselamatkan dan mendapat hidup kekal. Ini menujukkan cinta Tuhan Yesus totalitas tidak setengah-setengah. Tuhan Yesus menujukkan totalitas cinta-Nya dengan rela mengorbankan seluruh hidup-Nya, Ia rela mati di kayu Salib untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Ia mati untuk membebaskan manusia dari hukuman Allah. Manusia yang memiliki cinta sejati tidak pernah setengah hati dalam melakukan tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dalam hidupnya melalui lembaga-lembaga sekolah, Gereja dan persekutuan. Siapa yang memiliki cinta sejati memiliki kesungguh-sungguhan dalam mengerjakan tugas-tugasnya, belajar sungguh-sungguh dan percaya Tuhan sungguh-sungguh.
4.      Cinta tersebut membuat pendamaian (propitiation of Love)
Cinta Allah memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Dengan cinta-Nya Allah mencari manusia yang terhilang sehingga manusia memperoleh hidup kekal. Yesus datang ke dunia menunjukkan bahwa Allah yang berinisiatif memulihkan hubungan dengan manusia.Manusia yang berdosa diampuni dosanya, sehingga manusia bisa merasakan kasih Tuhan, selanjutnya manusia yang sudah dipulihkan Tuhan memiliki tanggung jawab memulihkan hubungan dengan sesamanya. Siapa yang memiliki cinta sejati pasti mau memulihkan hubungan dengan sesamanya, cinta sejati dari Allah tidak membuat kita memelihara kebencian dalam diri kita, cinta sejati dari Allah justru membangun kedamaian dalam kehidupan manusia.
5.      Cinta tersebut bernilai kekal (Eternal of love)
Allah mengasihi manusia dengan kasih yang kekal, Kelahiran Yesus Kristus menunjukkan bahwa kasih yang kekal itu ingin Allah berikan. Cinta sejati Allah bernilai kekal, cinta tersebut tidak dipengaruhi dengan keadaan manusia. Cinta Allah tidak dibatasi waktu manusia. Kapan pun Allah bisa mengasihi manusia. Cinta kekal Allah ditunjukkan dalam tindakan Allah, yaitu siapa yang Ia cintai maka manusia tersebut memperoleh hidup kekal. Bagaimana dengan manusia? ini mengajarkan manusia, siapa yang memiliki cinta sejati maka ia akan setia sampai akhir hidupnya, jika manusia mempunyai cinta sejati maka ia akan setia sampai mati kepada Tuhan maupun kepada orang yang dikasihinya. 

Penutup
Cinta Allah bukan cinta biasa, karena cinta Allah tidak terpengeruh oleh keadaan (unconditional of love), cinta Allah menyatakan kebenaran (revealed the Truth of love), cinta Allah totalitas (totality of love), cinta Allah memulihkan (reconciliation of love) dan cinta Allah bernilai kekal (eternal of love). Manusia bisa memiliki cinta sejati jika Roh Kudus melahirbarukan manusia. Pembaharuan dari Allah akan membuat manusia dimampukan untuk melakukan hal-hal rohani yang nilainya sulit jika dinilai oleh manusia yang berdosa. Mencari yang berdosa, hidup diantara yang berdosa, melayani yang berdosa itulah menjadi keadaan hidup manusia yang memiliki cinta sejati dari Tuhan. Soli Deo Gloria