Sabtu, 27 Oktober 2018

Penginjilan Sarana Penggenapan Pemilihan Tuhan

Oleh: Made Nopen Supriadi
Keagungan rahasia dari ketetapan yang Allah berikan berdasarkan kedaulatan-Nya untuk memilih sejumlah manusia berdosa menjadi umat kesayangan-Nya tidak terlepas dari peran pemberitaan Injil (penginjilan).

Kita tentu tidak pernah mengetahui siapa yang menjadi umat pilihan-Nya; sebab sebelum pemilihan Allah itu direalisasikan dalam kehidupan umat-Nya, kondisi mereka adalah sebagai orang-orang berdosa, orang-orang yang patut menerima murka Allah, dan calon penghuni neraka. Karena itu penginjilan bersifat universal, di mana penginjilan tidak dapat dilakukan dengan memilih-milih orang yang akan diinjili. Penginjilan wajib dilakukan untuk semua orang, semua suku bangsa dan bahasa.

Namun karena keberdosaan manusia, maka mereka tidak memiliki kemampuan untuk merespons berita Injil, termasuk orang-orang pilihan Allah (bnd. Ef. 2:1-10), sebab bagi mereka pemberitaan Injil adalah suatu kebodohan. Namun pilihan Allah itu tidak bergantung pada putusan, pilihan dan kegagalan umat pilihan-Nya, tetapi berdasarkan anugerah dan kehendak kekal-Nya (Ef. 1:4, 11). Karena itu, melalui pemberitaan Injil yang dianggap sebagai suatu kebodohan tersebut, Allah mengerjakan panggilan efektif dalam diri umat pilihan-Nya, sehingga mereka tercelikkan dan melihat keselamatan yang dari Allah. Itulah sebabnya Paulus berkata bahwa pemberitaan Injil adalah suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi umat pilihan-Nya, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (1Kor. 1:18, Rm. 1:16-17). Karena itu keselamatan bukan berdasarkan perbuatan baik manusia atau pra-pengetahuan Allah, tetapi karena pilihan dan anugerah-Nya.

Jadi, penginjilan merupakan sarana yang Allah gunakan untuk menyatakan rahasia pilihan-Nya. Sebagaimana Ia memilih orang-orang pilihan-Nya, Ia juga memilih sarana untuk menggenapkan pilihan-Nya tersebut, yaitu melalui pemberitaan Injil (penginjilan). Bagi mereka yang akan binasa, penginjilan akan mendatangkan bau kematian, tetapi bagi mereka yang diselamatkan, penginjilan akan mendatangkan bau harum dan kehidupan dari Kristus (2Kor. 2:15-16). Namun tugas inilah yang harus kita kerjakan!

Ecclesia Reformata semper Reformanda
secundum Verbum Dei, Soli Deo Gloria.

IDEALITAS DAN REALITAS

Made Nopen Supriadi, S.Th
Dalam kehidupan keKristenan pada saat ini terjadi dualisme pemikiran, yaitu ada orang Kristen berpikir secara idealisme dan berpikir secara realisme.
Kelompok yang berpikir Idealisme ialah orang Kristen yang berpikir segala sesuatu harus ideal. Contohnya: Gereja harus tanpa masalah, Gembala tanpa cacat celah, pelayanan harus selalu baik, fasilitas Gereja harus selalu baik, Gereja harus selalu nyaman dan di Gereja tidak boleh ada dosa. Banyak orang Kristen mengharapkan kesempurnaan dari Gereja. Peratanyaan ialah, adakah Gereja di dunia saat ini yang betul-betul sempurna???
Kedua cara berpikir di atas pernah terjadi dalam kehidupan Murid-murid Tuhan Yesus. Yohanes dan Yakobus mengharapkan hal ideal dari Yesus yaitu jabatan secara politis jika Yesus memerintah sebagai Raja. Para Murid berpikir Guru mereka adalah super hero, karena ia bisa menyembuhkan yang sakit, memberi makan ribuan orang, sehingga mereka berpikir Yesus pasti tidak bisa ditangkap, tidak bisa menderita dan pastinya menjamin kehidupan mereka. Ini kondisi ideal. Namun  Tuhan Yesus akhirnya menyadarkan mereka dengan fakta yang realistis Ia merelakan diri-Nya ditangkap, tidak ada mujizat apa pun dilakukannya saat Ia dihina dan di Salibkan. Tuhan Yesus menunjukkan level paling rendah tentang keadaan diri-Nya, sehingga ketika para pengikut-Nya melihat Ia bisa ditangkap, Ia bisa dihina, Ia bisa disiksa dan Ia bisa dihukum mati. Banyak pengikutnya mundur dan meninggalkan Dia.
Gereja memang lembaga rohani, tetapi selama ada di dunia, Setan akan terus menyerang Gereja. Baik secara eksternal dan internal, itulah realita Gereja yang ada di dunia. Tetapi bersyukurlah jika dalam kesulitan Gereja masih terus bertahan untuk melayani Tuhan, itu semua karena anugerah-Nya.
Soli Deo Gloria.