Tampilkan postingan dengan label Teologi Sistematika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teologi Sistematika. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Agustus 2019

PRINSIP TEOLOGI REFORMED: SOLA GRATIA

Oleh: Made N. Supriadi, S.Th
A. Latar Belakang Penulisan
     Dalam kehidupan manusia secara praktis kita sering melihat banyak manusia yang menyombongkan dirinya, apakah karena keberhasilan dalam jabatan, pendidikan akademik, kekayaan dan lain sebagainya. Kemudian dalam konteks spiritualitas kita menyaksikan manusia yang berjuang keras melakukan perbuatan baik dengan tujuan agar masuk ke sorga, sehingga cenderung memunculkan arah sikap melakukan segala sesuatu untuk dapat mengubah hati Tuhan agar menerimanya di sorga, keadaan demikian juga terkadang mendorong manusia dengan sungguh-sungguh memberikan segala sesuatu bagi Tuhan. Tidak sampai disana, bahkan ada manusia yang rela menghabisi nyawannya sendiri, dengan cara bunuh diri, dengan alasan hidupnya tidak berarti. Berdasarkan dari persoalan tersebut penulis melihat bahwa problematika yang dihadapi adalah kurangnya memahami prinsip sola gratia. Istilah sola gratia merupakan prinsip penting dalam Teologi Reformed. Dalam tulisan ini akan membahas mengenai konsep sola gratia, dalam pembahasan ini akan membahas mengenai definisi dari sola gratia, selanjutnya meninjau prinsip tersebut di dalam Alkitab, lalu bagaimana para tokoh Reformator mengimplementasikan prinsip tersebut, selanjutnya memberikan jawaban terhadap keberatan prinsip sola gratia dan terakhir adalah penutup serta aplikasi perinsip tersebut.
B. Definisi Sola Gratia
          Dalam definisi ini penulis akan mengutip tulisan dari Pdt. Stevri I. Lumintang dalam bukunya Theologia Reformasi Abad XXI: Gereja Menjadi Serupa Dunia. Dalam buku tersebut ia menuliskan, sola (alone atau only), gratia (grace) artinya hanya oleh anugerah saja (Stevri I. Lumintang, Theologia Reformasi Abad XXI: Gereja Menjadi Serupa Dunia, (Jakarta: Geneva Insani Indonesia, 2017), 80). Kata 'gratia' merupakan kata Latin yang memiliki arti kemurahan hati, anugerah dan syukur (Hen ten Napel, Kamus Teologi Inggris - Indonesia (Jakarta: PT. BPK. Gunung Mulia, 2012), 151). Selanjutnya Dr. R. Soedarmo dalam bukunya Kamus Istilah Teologi menjelaskan arti kata 'anugerah' yaitu sesuatu yang baik yang diberikan tanpa adanya jasa dari si penerima, malahan meskipun penerima sebenarnya harus dijatuhi hukuman. Dalam tulisan ini konteks yang dibahas mengenai kata gratia adalah pada konteks kesemalatan (soteriologi). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arti sola gratia adalah keselamatan hanya oleh anugerah saja. Atau dapat dimengeri juga bahwa keselamatan merupakan pemeberian Allah kepada manusia yang layak dijatuhi hukuman atas dosanya, namun tetap diberikan keselamatan tanpa adanya jasa dari manusia. Inilah pemahaman sola gratia dalam konteks keselamatan dalam iman Kristen. 
C. Prinsip Sola Gratia Di Dalam Alkitab
        Prinsip sola gratia atau hanya oleh anugerah, bukanlah prinsip yang baru. Prinsip ini sudah hadir dalam kehidupan manusia mula-mula. Manusia pertama yaitu Adam dapat hidup oleh karena nafas kehidupan yang diberikan oleh Tuhan. Dengan demikian hidup adalah anugerah Tuhan, manusia tidak dapat menciptakan 'kehidupan / nyawa' Alkitab mencatat dimulainya kehidupan karena Allahlah yang memberikannya dan memulainya. Selanjutnya prinsip hanya oleh anugerah dapat kita temukan dalam fakta kejatuhan manusia pertama dalam dosa, ketika manusia malu dan telanjang, Allah tidak mematikan mereka langsung, tetapi Allah memeberikan kesempatan hidup kepada manusia, bahkan untuk menutupi tubuh manusia yang telanjang Allahlah yang berinisiatif memberikan kulit binatang kepada manusia. Inilah fakta bahwa prinsip sola gratia bukanlah prinsip baru.
        Selanjutnya prinsip sola gratia juga nyata dalam kehidupan Henokh dan Elia di mana mereka diangkat oleh Tuhan ke Sorga dan tindakan tersebut jelas memperlihatkan terjadi karena anugerah Tuhan semata, tanpa ada campur tangan manusia. Peristiwa penyelamatan Nuh dan keluarganya dari Bah merupakan kasih karunia Allah yang dianugerahkan kepada Nuh sekeluarga. Pemanggilan Abraham juga merupakan anugerah Allah, pemilihan Yakub sebagai juga merupakan anugerah Allah.
         Prinsip hanya anugerah juga dapat kita temukan dalam fakta kehidupan Yusuf yang dijual oleh saudara-saudaranya namun Allah memakainya menjadi penolong sauadara-saudaranya yang kelaparan di masa mendatang. Pembebesan umat Israel dari perbudakan di Mesir merupakan karya Allah yang menunjukkan anugerah-Nya. Dalam PL juga kita sering menemukan prinsip hanya anugerah Allah dalam kasus Daud mengalahkan Goliat dan menjadi raja merupakan karena anugerah Allah. Dalam PL juga kita melihat prinsip-prinsip anugerah Allah dalam peperangan melawan Asyur di mana Allah yang berperang bagi umat Israel itulah anugerah.
          Dalam Perjanjian Baru (PB) prinsip anugerah dapat kita lihat dari perkataan Tuhan Yesus yang menyatakan bahwa "Anak manusia datang untuk mencari yang terhilang (Matius 18:11)", Tulisan Paulus dalam Roma 5:8 menyatakan konsep anugerah Allah "akan tetapi Allah menunjukkan kasihnya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa". Selanjutnya lebih jelas kembali dalam Efesus 2:8-9 "sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah., itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." Jadi prinsip sola gratia adalah konsep yang Alkitabiah, karena Alkitab menunjukkan satu-satunya pribadi yang dapat memberikan anugerah keselamatan hanya karena karya Kristus (Ibr. 9:28). Dalam banyak teks PB kata anugerah sering disertai dengan kasih karunia Allah (Lih. Roma 12:3,6,15:15;1Kor. 1:4, 3:10, 15:10, 2Kor. 8:1; Gal. 2:9; Ef. 3:8, 4:7; Yak. 4:6; 1Pet. 1:13). Dengan demikian prinsip sola gratia adalah prinsip yang telah ada dalam Alkitab dan para reformator hanya meneruskan dan menegaskan kembali (reaffirmed) prinsip yang telah ada.
C. Implementasi Prinsip Sola Gratia
       Secara konseptual prinsip sola gratia diimplementasikan oleh para reformator. Marthin Luther yang telah mengikuti ritual dalam tradisi gereja Katolik Roma pada abad ke XVI akhirnya bergumul tentang keselamatannya. Melihat banyaknya tradisi yang menyusahkan manusia untuk bisa mendapatkan kesalamatan, sehingga dalam kehidupan Luther ia bingung tentang dosanya, namun setelah membaca Roma 1:16-17 ia dicerahkan oleh prinsip "keselamatan hanya oleh iman". Ketika memahami nats inilah Luther akhirnya mengerti bahwa keselamatan itu hanya dan melalui iman kepada Kristus.
       Selanjutnya dalam kehidupan tokoh Reformator John Calvin, prinsip teologi anugerah nyata diimplementasikan. Hal tersebut dapat terlihat dari tulisan-tulisan beliau, yang menekankan keselamatan adalah anugerah Allah. Kemudian dalam kehidupan praktis beliau, yang selalu bersyukur atas apa yang terjadi, baik dalam kehidupan keluarganya, di mana ia harus menghadapi kematian anak-anaknya dan istrinya. Serta sikap hidup yang bersandar pada anugerah Allah ia tunjukkan dalam pelayanannya yang penuh dengan tantangan, saat ditolak di Jenewa dan diterima kembali. Calvin menimplematasikan hidupnya sebagai anugerah dari Allah.
D. Menjawab Keberatan Terhadap Prinsip Sola Gratia
       Prinsip Sola Gratia tidak serta merta diterima dalam pemikiran keKristenan. Dalam sejarah keKristenan, memaknai prinsip anugerah dalam konteks soteriologi juga mendapat tantangan, munculnya ajaran-ajaran yang mendasari keselamatan melalui usaha manusia (Anthroposentris) banyak bermunculan, hal tersebut telah terlihat dalam konteks Bapa-bapa Gereja, yaitu hadirnya Pelagius yang berkontra dengan Augustinus, pada abad reformasi ada John Calvin dan Jacobus Armenius. Bahkan ada ajaran semipelagianisme, yang mencoba untuk memadukan konsep keselamatan antara anugerah Allah dan kemampuan manusia (sinergisme). Dalam hal praktis muncul pemikiran ateisme yang membawa manusia berpikir bahwa Tuhan tidak ada, kehidupan ini berjalan dengan sendirinya, sesuai dengan hukum alam semesta, sehingga manusia tidak pernah memikirkan bahwa kehidupan dan kenyamanan dalam alam semesta adalah anugerah Allah. Bahkan banyak manusia yang berhasil memiliki banyak materi selalu mengatakan bahwa keberhasilannya adalah usahanya sehingga mengabaikan peran Tuhan dalam keberhasilannya. Bahkan banyak manusia yang memiliki pemikiran yang sembrono dengan menilai rendah kehidupan, sehingga melakukan aksi bunuh diri dan membunuh sesama karena tidak mengabaikan bahwa kehidupan adalah anugerah Allah.
        Keberatan-keberatan yang muncul baik secara teologis, filosofis dan praktis tersebut juga menyerang dalam kehidupan iman Kristen. Teologia Reform memberikan jawaban yang tegas bahwa Allah berdaulat atas segala sesuatu,sehingga tidak ada satu pun yang ada dalam dunia dan terjadi dalam dunia di luar dari otoritas Allah. Sehingga dalam prinsip Teologia Reform memberikan jawaban tegas bahwa secara teologis keselamatan adalah anugerah Allah, manusia tidak memiliki campur tangan dalam keselamatan (Lih. Ef. 1:4). Selanjutnya dalam konteks sejarah dunia dan terpeliharanya alam semesta dalam Teologia Reform diajarkan doktrin Anugerah Umum (Common Grace) sehingga sekalipun manusia telah berada dalam kondisi rusak total (total depravity), namun kerusakan tersebut tidak sampai menghancurkan seluruh isi bumi dan alam semesta, meskipun manusia bisa memiliki senjata pemusnah masal namun perdamaian dunia masih tetap terjaga. Hal tersebut dalam perspektif teologi Reform karena adanya anugerah Allah secara umum, Allah memberikan matahari, hujan, musim panas, air dan sebagainya kepada semua orang yang ada di bumi, apakah dia jahat atau baik, percaya dan tidak percaya mereka merasakan berkat yang sama. Namun dalam teologia Reform juga mengajarkan tentang anugerah khusus (special grace) anugerah ini diberikan khusus oleh Allah kepada orang-orang yang dipilih dalam keselamatan. Anugerah ini bukanlah usaha manusia tetapi murni karya Allah. Orang yang diberikan anugerah ini akan mengenal siapa itu Yesus Kristus, siapa yang mengenal Yesus Kristus akan mengerti apa arti kehidupan ini, yang mengerti arti kehidupan ini tidak akan merusak hidupnya dengan bunuh diri dan tidak akan berhenti mengucap syukur bahwa segala sesuatu adalah pemberian Allah. Manusia yang diberikan anugerah khusus tidak dapat menjadai manusia yang ateis praktis, Alkitab memberikan catatan penting bahwa setiap manusia yang diberikan anugerah khusus, dia akan hidup meproklamasikan imannya, Yesus diberitakan melalui hidupnya dan kata-katanya, baik dalam keadaan susah maupun bahagia. Manusia yang menolak anugerah, bukan karena mereka punya power untuk menolak, tetapi karena Allah memanag tidak memberikan anugerah kepada hati mereka yang rusak oleh dosa, sehingga mereka hidup dalam kekerasan hati. Dalam teologia Reform diajarkan tentang anugerah yang tidak dapat ditolak (irrisistible of grace), jadi Allah memberikan anugerah-Nya bukan karena apa yang dilihat pada diri manusia, karena manusia sudah berdosa (Roma 3:23), sehngga dasar Allah memberikan anugerah-Nya adalah karena kehendak Allah sendiri. Dengan demikian manusia yang dapat memahami prinsip sola gratia adalah manusia yang memang diberikan anugerah oleh Allah, sehingga Roh Kudus bekerja melahirbarukan manusia sehingga manusia mampu untuk mengerti Pribadi dan Karya Allah.
E. Penutup
       Prinsip sola gratia merupakan prinsip Alkitabiah, prinsip teologis ini merupakan pilar penting dalam teologia Reform. Allah yang memberikan anugerah-Nya kepada manusia, akan membuat manusia memahami berharganya kehidupannya dan mengerti bahwa pemeliharaan Tuhan (the Providence of God) merupakan anugerah Allah. Manusia yang mengerti makna anugerah Allah akan mengerti bagaimana mensyukuri  hidupnya dan pasti akan menggunakan hidupnya dengan maksimal untuk melaksanakan mandat budaya (culture mandate) dan mandat misi (evangelitation mandate) dan hidup mempermuliakan Allah dan bersukacita selalu di dalam Kristus. Soli Deo Gloria


Senin, 06 Mei 2019

KRISTOLOGI

Disusun Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
Kristologi adalah pembelajaran tentang Kristus.  Tujuan pembelajaran Kristologi adalah agar semakin menguatkan iman tetapi juga bisa mendeklarasikan iman kepada orang lain. Hal itulah yang menjadi warna kehidupan keKristenan mula-mula. Simbol Ikan (Yun. ICHTHUS) yang memiliki makna: Iesous Christous Theou Uios Soter (Yesus Kristus Allah Putra Penyelamat), merupakan pengakuan Iman Mula-mula tentang Yesus Kristus. Dalam materi ini akan membahas dengan ringkas tentang doktrin Kristus yang pada intinya membahas tentang Pribadi dan Karya Yesus Kristus.
      A.    Yesus Dalam PL
          Kristus sudah ada dalam kekekalan (Yoh. 8:58), itu artinya dalam Kitab PL Kristus sudah ada.  Bukti-bukti bahwa Kristus sudah ada dalam PL dapat dilihat dari gelar-gelar-Nya, karya-Nya, dan dalam penyataan secara antropomorfisme, theophany, dan nubuatan mesianis:
1.      Gelar-gelar Kristus dalam PL
Gelar-gelar nama Allah dalam PL sama dengan yang digunakan dalam PB.
a.       Jehova (Za. 12:10b bnd Why. 1:7)
b.      Elohim (Yes. 40:3 bnd Luk. 3:4)
c.       Adonai (Mzm. 110:1 bnd Mat. 22:44; Mrk. 12:36; Luk. 20:43)
d.      Anak Allah (Mzm. 2:7 bnd Yoh. 3:16-17; Gal. 4:4)
2.      Karya Kristus dalam PL
Karya-karya Kristus dalam PL juga kelihatan dalam PB
a.       Pencipta (Kej. 1 bnd Yoh. 1:3; IKor. 8:6; Kol. 1:15-17)
b.      Pemelihara (Kej. 28:16)
c.       Sebagai juruselamat (Yes. 5:14; Mat. 1:21-22)
3.      Antropomorfisme
(Antropos: manusia), artinya mengenakan ciri-ciri manusia kepada Allah.
Antropomorfisme ada dua, yaitu:
a.      Allah dinyatakan memiliki anggota tubuh (bodily Anthrophism)
Allah bisa melihat (Kej. 11:5), berbicara (Kej. 1:3), berjalan (Kej. 3:8), mendengar (Kej. 1:4), mencium (1 Sam. 26:19), memiliki tangan (Yes. 50:11), kaki (Kel. 24:10), wajah (Bil. 6:25)
b.      Allah memiliki emosi dan intelektual (personality Anthrophism)
Allah bisa cemburu (Kel. 20:5), marah (Mzm 102:11), menyesal (Kej. 6:6), mengasihi (Maz. 103:8), dan berpikir (Ams. 4:13)
4.      Teofani
Teofani (theos=Allah, phainei=penampakan) adalah penampakan diri Allah.  Ada tiga bentuk penampakkan diri Allah, yaitu manusia (human form) (Kej. 18:1-15), malaikat (angelic form) (Kej. 33:22-32), wujud lain (non human form)
5.      Nubuatan Mesianis
a.       Kelahiran Tuhan Yesus (Yes. 9:5)
b.      Karya-Nya (Yes. 52:13-15)
c.       Penderitaan-Nya (Yes. 53:3-7)
d.      Kematian-Nya (Yes. 53:8-9)
       B.     Inkarnasi
          Istilah ‘inkarnasi’ memang tidak ditemukan dalam Alkitab. Kata ‘inkarnasi’ berasal dari bahasa latin ‘in carne’ artinya: masuk ke dalam daging. Inkarnasi Yesus Kristus artinya Allah yang menjadi manusia (daging) di dalam dan melalui Yesus Kristus.  Bukti inkarnasi terdapat dalam Yohanes 1:14 “firman itu telah menjadi manusia….”.
      C.    Finalitas Kristus
        Yesus Kristus adalah 100% Allah dan 100% manusia .Berikut bukti ke Allahan Yesus dan Kemanusiaan Yesus.
1.      Ke-Allahan Yesus Kristus
Ke-Allahan Yesus Kristus dapat dibuktikan melalui pengajaran-Nya, pengakuan-Nya, dan tindakan-Nya
a.       Pengajaran Yesus Kristus
Pengajaran Yesus Kristus bersifat egosentris (berpusat pada diri-Nya sendiri).
Dalam Injil Yohanes istilah ‘Aku adalah….’ (Yun. ‘ego eimi’) ditulis kurang lebih ada 7 kali yaitu:
-          Akulah roti hidup (Yoh. 6:35)
-          Akulah terang dunia (Yoh. 8:12)
-          Akulah gembala yang baik (Yoh. 10:11)
-          Akulah pokok anggur (Yoh. 15:1)
-          Akulah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6)
-          Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25)
-          Akulah pintu (Yoh. 9:6)
b.      Pengakuan Yesus Kristus
Pengakuan Yesus Kristus tentang ke-Allahan-Nya terbukti dari Dia berkuasa mengampuni dosa, Dia memberikan hidup dan Dia menghakimi Dunia.
·         Yesus Mengampuni Dosa
Markus 2:10 menyatakan Anak manusia berkuasa mengampuni dosa.Pengampunan dosa adalah prerogatife Allah dan Yesus berkuasa mengampuni dosa, jadi Yesus adalah Allah.
·         Yesus Memberikan Hidup
Yohanes 11:25 menyatakan Yesus memberikan kebangkitan dan hidup.Pemberian hidup dan membangkitkan orang dari kematian adalah pekerjaan Allah dan Tuhan Yesus mampu melakukan-Nya.  Jadi Yesus sama dengan Allah.
·         Yesus Menghakimi Dunia
Yohanes 5:22 menyatakan bahwa Bapa menyerahkan segala pengadilan kepada Yesus.Penghakiman adalah hak Allah (Ro. 12:17), Yesus menghakimi dunia jadi Yesus adalah Allah.
c.       Tindakan Yesus Kristus
Tindakan Yesus membuktikan keilahian-Nya, terbukti dari mujizat-Nya dan kehidupan moral Yesus.
·         Mujizat Yesus Kristus
Mujizat Yesus bukan untuk ‘show of power’ tetapi untuk membuktikan kesungguhan pengajaran-Nya.
·         Moralitas Yesus Kristus
Yesus memiliki moralitas Ilahi sama seperti Allah dan tanpa dosa (I Pet. 2:22; Ibr. 4:15)
2.      Kemanusiaan Yesus Kristus
Kemanusiaan Yesus Kristus dapat dibuktikan secara literal dan biografi Yesus yang tertulis dalam Alkitab.
a.             Bukti literal
Yohanes 1:14 “firman itu telah menjadi manusia….’ Membuktikan kesungguhan kemanusiaan Yesus Kristus.
b.            Biografi Yesus
·               Secara fisik
          ‘dilahirkan secara alami (Mat. 1:25)’
           ‘bertumbuh dari kanak-kanak sampai dewasa (Luk. 2:40)’
           ‘Merasa lapar (Mat. 4:1)’
           ‘Haus (Yoh. 19:28)’
           ‘letih (Yoh. 4:16)’
           ‘menderita dan mati (Yoh. 19:33)’
·               Secara Mental
         ‘bertanya untuk mendapatkan informasi (Mrk. 9:21; Luk. 2:46-47)’
          ‘Memiliki rasa takut (Luk. 22:44)’
·               Secara intelektual
         ‘belajar Kitab Suci dengan nalar sebagai mana anak-anak Yahudi pada saat itu’
·               Secara emosional
         ‘mengasihi keluarga (Yoh. 19:26)’
          Mengasihi sahabat (Yoh. 19:26)’
          ‘marah (Yoh. 2:11)’
          ‘sedih (Yoh. 11:25)’
          ‘kehendak pribadi (Luk. 22:44)’
·               Secara Spritual
         ‘berdoa kepada Bapa (Mrk. 11:35)’
         ‘beriman dan taat kepada Bapa (Fil. 2:8)’
       D.    Arti Nama Yesus Kristus
1.      Yesus
Nama ‘Yesus’ adalah nama pribadi yang diberikan langsung Allah (Mat. 1:21).  Nama Yesus (Yun.‘Iesous’; Ibr.‘Yehoshua’) memiliki arti penyelamatan atau juru selamat.
2.      Kristus
Nama ‘Kristus’ adalah nama jabatan yang setara dengan Mesias.Gelar Kristus (Yun. ‘khristos’; Ibr. ‘Mashiah’) memiliki arti ‘yang diurapi’.  Jadi arti nama Yesus Kristus adalah “penyelamat yang diurapi Allah”.
       E.     Karya Tuhan Yesus
1.      Kelahiran-Nya
Kelahiran Tuhan Yesus yang dicatat dalam Alkitab bukanlah peristiwa kelahiran manusia biasa. Hal tersebut dapat dilihat dari periwtiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah kelahiran Tuhan Yesus.
a.      Peristiwa sebelum kelahiran Tuhan Yesus
Tuhan menjumpai Maria dan Yusuf melalui Malaikat Gabriel yang menjelaskan tentang anak yang akan dilahirkan Maria (Mat. 1:18-23).  Malaikat telah menyampaikan pesan Allah bahwa anak yang lahir itu bernama Yesus  karena tugas-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya Ia akan disebut Anak Allah (Luk. 1:26-35).
b.      Peristiwa sesudah kelahiran Tuhan Yesus
Sejumlah besar Malaikat menampakkan diri dalam kemuliaan Tuhan kepada para gembala di padang Efrata untuk meberitahukan kelahiran Tuhan Yesus di Betlehem (Luk. 2:8-20), kedatangan orang-orang Majus yang dituntut oleh sebuah bintang untuk seujud dan menyembah di hadapan bayi Yesus (Mat. 2:1-12). Peristiwa-peristiwa tersebut merupakan fakta bahwa kelahiran Tuhan Yesus merupakan agung Allah yang dinyatakan kepada manusia.
c. Tanggapan Penolakkan Kelahiran Yesus Secara Supranatural
Ada banyak penolakkan terhadap kelahiran Yesus secara supranatural, bahwa Yesus dikandung oleh Roh Kudus dan lahir dari Perawan Maria. Banyak yang menerima fakta bahwa Adam hadir tanpa ada hubungan laki-laki dan perempuan. Hawa hadir hanya ada laki-laki dan tidak ada perempuan dan tanpa hubungan jasamani, lalu Yesus hadir melalui perawan Maria tanpa ada hubungan jasmani dengan laki-laki. Jika kehadiran Adam dan Hawa bisa kita terima meskipun tidak secara Biologis maka kenapa kita mesti menolak cara kehadiran Yesus ke dunia?. Jadi jika kita menolak Yesus dikandung oleh Roh Kudus lahir dari perawan Maria maka kita sedang menolak prinsip supranatural kehadiran Adam dan Hawa. Jadi Yesus tidak ada masalah logis dalam kehadiran Yesus ke dunia karena secara logis kita menerima fakta kehadiran Adam dan Hawa.
Selanjutnya kelahiran Yesus melalui perawan Maria merupakan penggenapa Perjanjian Lama, dalam Kejadian 3:15 menuliskan bahwa keturunan Perempuan akan meremukan kepala ular, yang dikenal dengan istilah proto-evangelium. Satu-satunya Keturunan Perempuan yang tidak lahir dari hasil hubungan biologis setelah manusia jatuh ke dalam dosa ialah hanya Yesus Kristus. Sehingga selain Yesus menggenapi nubuat PL, Ia juga menjadi satu-satunya manusia yang terbebas dari dosa turunan dari Adam, karena Yesus tidak dikandung dari keinginan daging manusia, melainkan Roh Kudus. 
2.      Kematian-Nya
Kematian Tuhan Yesus merupakan puncak dari penderitaan Tuhan Yesus dalam karya penyelamatan manusia berdosa. Kematian Tuhan Yesus merupakan karya Allah:
a.       Dia disalibkan tanpa bersalah
Hukum Yahidu tidak bisa membuktikan kesalah Yesus.Tetapi Dia sedia disalibkan dan disejajarkan dengan para penjahat di sebelah kanan dan kiri-Nya.Malahan dianggap lebih jahat dari Barabas itu sendiri.Yesus disalibkan bukan karena kesalahan-Nya sendiri, melainkan agar genaplah nubuatan tentang diri-Nya bahwa Dia harus mati menanggung kejahatan umat manusia (Yes. 53:3-6).
       b.            Kematian-Nya disertai tanda-tanda ajaib
Tanda-tanda saat kematian Tuhan Yesus (Mat. 27:45-56).
                §    Kegelapan meliputi daerah tersebut dari jam 12 sampai jam 3.
                §    Tabir bait Allah terbelah menjdi dua dari atas ke bawah
                §    Terjadi gempa bumi yang dasyat.
                 §    Kubur-kubur terbuka dan orang-orang yang telah meninggal bangkit.
      c.             Setelah mati, Yesus dikuburkan
Penguburan Tuhan Yesus adalah penggenapan nubuatan-Nya sendiri (Mat. 12:40; 26:12, Luk. 11:30).Yesus dikuburkan sebagai ganti manusia berdosa yang harus dibinasakan oleh maut.
d.      Kematian Yesus menunjukkan ketaatan-Nya kepada Bapa
Ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa dalam melaksanakan rencana penyelamatan manusia berdosa (Fil. 2:8).
3.      Kebangkitan-Nya
Kebangkitan Kristus dari kematian adalah satu-satunya kebenaran yang tidak ada dalam agama manapun.  Fakta Alkitab yang membuktikan kebnagkitan Yesus:
a.       Kubur yang  kosong(Mat. 28:6; Mrk. 16:6; Luk. 24:3, 12; Yoh. 20:1-2).
b.      Para Rasul menjdi saksi yang pasti tentang kebangkitan-Nya (Kis. 2:24-32; I Ptr. 1:3; 3:21).
4.      Kenaikkan-Nya
Setelah bangkit dari kematian, Tuhan Yesus masih menampakkan diri kepada para murid-Nya (40 hari).Setelah itu Dia naik ke sorga (Mrk. 16:19, Luk. 24:51, Yoh. 3:15, Kis. 1:9-11).  Duduk di sebelah kana Allah Bapa (Ef. 1:20-21, Ibr. 1:3, Kis. 7:55-56). Kenaikkan-Nya menggenapi nubuatan-Nya sendiri (Luk. 9:51, Yoh. 6:62, Yoh. 20:17).Dia naik ke sorga dengan tubuh kebangkitan disaksikan oleh para murid-Nya (I Kor. 15:50-52).Dia ke sorga yang mulia adalah tempat tertinggi (Ibr. 4:14, Ibr. 7:26, Ef. 4:10).Kenaikkan-Nya menunjukkan Dia menang atas penguasa dunia (Ef. 6:12).
Adapun tujuan kenaikan-Nya adalah untuk menjadi pelopor (Ibr. 6:20), karena hanya Dialah yang  berasal dari sorga dan tahu jalan ke sorga (Yoh. 3:15). Kemudian di sorga Dia menyediakan tempat bagi umat-Nya (Yoh. 14:2; Ibr. 9:21-24) dan Dia menyatakan diri-Nya di hadapan Bapa demi umat-Nya (Ibr. 9:24). Dengan kenaikan-Nya dan kedudukan-Nya di sebelah kanan Bapa meneguhkan orang percaya untuk datang ke hadirat-Nya dengan keberanian (Ibr. 4:14-16), dan memberi jaminan kehidupan yang kekal (2 Kor. 5:1-8) serta pemeliharaan bagi anak-anak-Nya (Ef. 1:22; Kol. 1:15-16).
      F. Penutup   
Yesus berkata “kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.  Karena itu pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”. Pembelajaran tentang Doktrin Kristus yang benar akan menguatkan iman kita dan mendorong kita memproklamasikan Kristus yang kita imani dalam Kebenaran. Yesus Memiliki 2 Natur yaitu 100%  Allah dan 100% Manusia.
Ecclesia Reformata semper Reformanda Secundum Verbum Dei, Soli Deo Gloria