Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
Keluaran
Arti Judul Kitab
Versi
Kitab Ibrani : ”‘tAmv. hL,aeªw>” wü´ëºllè šümôt yang berarti ’inilah nama’.
Versi
LXX : Exodus
Versi
Vulgata : Exodus
Versi
NIV : Exodus
Versi
TB-Indo. : Kejadian. Alkitab Indonesia memakai kata ’Keluaran’.
Penulis
Musa adalah
tokoh dalam kitab ini, juga pengarangnya.
1. Kitab Pentateukh menyatakannya (Yos. 8:31; 23:6; 2Raj 14:6;
2Taw 25:4; 35:12; Ezr 6:18; Neh 8:1; 13:1).
2. Pendidikan Musa di istana Firaun membuat dia dapat berhubungan
dengan kesusastraan dunia kuno (Kis. 7:22).
3. Kitab Kejadian adalah sebuah karya sastra yang agung dan juga
sebuah uraian yang luar biasa tentang Allah dan asal mula segala sesuatu; kitab
tersebut hanya dapat ditulis oleh orang yang berkualitas mental seperti Musa.
Latar
Belakang Kitab Keluaran
Dimulai dengan
masuknya Yakub sekeluarga di Mesir karena ada kelaparan di Kanaan, dan Yusuf
menjadi penguasa nomor 2 di Mesir. Lalu keturunan Yakub/Israel tidak kembali ke
Kanaan tetapi menetap di Mesir. Lalu muncullah seorang Firaun yang tidak
mengenal Yusuf dan menilai umat Israel bukan bangsanya, ditambah situasi
politik yang memberi anggapan kepada Firaun bahwa umat israel bisa saja
bersekutu dengan kerajaan lain untuk menyerang Mesir.[1]
Pentingnya
Kitab Keluaran
Catatan utama mengenai Kitab ini ialah
tentang penebusan, yaitu pembebasan dari perbudakan. Kitab Keluaran memberikan
banyak ilustrasi yang membantu kita untuk mengerti penebusan kita sendiri
melalui Tuhan Kita Yesus Kristus. Domba Paskah (Kel. 12: 1- 11) jelas
melambangkan Anak Domba Allah yang menanggung dosa dunia (Yoh. 1: 29). Kristus
disebut sebagai Anak Domba Paskah oleh Paulus (1 Kor. 5: 7), lalu Petrus
menamakan-Nya sebagai Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Ptr. 1:
19).Di dalam Kitab Keluaran kita dapat belajar banyak tipologi yang menunjuk
pada Perjanjian Baru.
Peristiwa-Peristiwa
Penting Dalam Kitab Keluaran
Ada beberapa peristiwa penting yang
perlu diingat dalam Kitab Keluaran, yaitu:
1. Paskah (Kel. 12:13,23,27)
Kata
Paskah berasal dari bahasa Ibrani ”xs;P,(PeºsaH)” dalam bahasa Inggris ’Easter, passover’[2]
dalam arti kiasan di Keluaran 12:13,23,27; Yesaya 31:5 artinya melewati/menyayangkan.
Dalam
konteks Kitab Keluaran peristiwa itu menunjuk pada peristiwa tulah ke sepuluh,
pada konteks waktu itu malaikat Tuhan akan membunuh setiap anak sulung di Mesir
bagi setiap rumah yang tidak diolesi oleh darah domba pada pintunya. Anak
sulung umat Israel selamat karena pintu rumah mereka telah diolesi darah domba
sehingga dilewati oleh malaikat maut. Sementara rumah penduduk mesir tidak
sehingga menimbulkan kematian anak sulung.
Peristiwa
ini menunjukkan sebuah simbol karya Yesus Kristus sebagai Anak Domba Allah (lih.Yoh.
1:29), darah Yesus yang tercurah di Salib memberikan kehidupan kepada setiap
orang percaya, sehingga maut atau kematian kekal melewati kehidupan orang yang
percaya Yesus Kristus.
Dalam
tradisi paskah konteks kitab Keluaran, umat Israel memakan roti tidak beragi,
oleh karena tidak ada waktu lagi memberikan ragi pada roti oleh karena umat
Israel terburu-buru untuk keluar dari Mesir. Dalam Perjanjian Baru ini
merupakan simbol pemisahan, yaitu kehidupan lama dan baru (Lih. 1Kor.5:7-8).
2. Penyeberangan Laut Teberau (Kel. 13:17-14:31)
Musa
dipercayakan Tuhan tiga jabatan, yaitu sebagai pemimpin, imam dan nabi.[3]
Sebagai memimpin umat Israel Musa membawa keluar umat Israel dari Mesir, namun
dalam perjalanan mereka terjebak oleh Laut Teberau, di saat itu juga pasukan
Mesir mengejar mereka namun ditahan oleh Tuhan, keadaan demikian membuat panik
umat Israel, lalu Allah membuka jalan dengan membelah laut Teberau sehingga
umat Israel dapat berjalan di tanah yang kering. Tentara Mesir masih mengejar
umat Israel namun Allah menenggelamkan mereka di Laut Teberau.
3. Perjanjian Di Gunung Sinai (Kel. 19:1-24:11)
Perjanjian
Sinai menjadi dasar ibadah bangsa Israel selanjutnya, ada 3 unsur penting yang
terdapat dalam Perjanjian di Sinai bagi umat Israel, yaitu:
a.
Status:
Umat Israel sebagai harta kesayangan.
b.
Tugas
: Hamba Tuhan dalam Kerajaan Allah.
c.
Cara
Hidup: Sebagai bangsa yang kudus.
Selanjutnya
Perjanjian Sinai juga memiliki 3 macam hukum, yaitu: hukum moral (10 hukum Taurat) ps. 20, hukum sipil (Hak Asasi Manusia) ps. 21, hukum ceremonial (hukum tentang ibadah) ps. 20:22-26; 23:14.
4. Pembuatan Kemah Suci (Kel.35:1-39:43)
Agama Israel
berpusat pada Allah yang telah berinisiatif untuk diam di tengah-tengah
umat-Nya. simbol kehadiran Allah ditandai dengan adanya Kemah Suci.
Tema
Berdasarkan peristiwa-peristiwa penting
dalam Kitab Keluaran, maka kita dapat melihat tema sentral dalam kitab
Keluaran, yaitu:
1.
Pembebasan
Allah memperlihatkan karya pembebasan
bagi umat Israel dari perbudakan di Mesir. Pembebasan tersebut bersifat
nasional bagi suatu bangsa dan memiliki nilai politis. Namun prinsip pembebasan
tersebut semakin terang dan jelas ketika kita memandang Yesus Kristus dalam PB
yang melakukan karya penebusan manusia dari dosa yang membebaskan manusia dari
kuasa dosa.
2.
Peraturan
Setelah umat Israel dibebaskan dari
tanah perbudakan di Mesir, Allah menuntun mereka untuk menerima perjanjian.
Perjanjian tersebut dinyatakan di Gunung Sinai. Hal tersebut menujukkan bahwa
ketika manusia dibebaskan maka manusia akan mendapat pembimbingan atau
pengajaran melalui peraturan yang diberikan. Tema ini menjadi terang saat kita
membaca PB di mana manusia yang telah percaya Yesus tetap hidup melakukan
peraturan Tuhan dalam Alkitab sebagai ucapan syukur atas keselamatan, sebagai
etika dalam hidup dan sebagai identitas bagi dunia mengenai kehidupan orang
percaya.
3.
Penyembahan
Peraturan dari Allah diberikan bukian
untuk menghukum tetapi mendorong umat Israel untuk menyembah Allah. Peraturan
tersebut hanya memberikan arahan yang benar bagaimana hidup dalam penyembahan
kepada Allah. Oleh karena itu penyembahan kepada Allah akan dimengerti dengan
baik dengan adanya hukum-hukum yang diberikan Allah.
Garis Besar Kitab Keluaran
I.
PEMBEBASAN BANGSA ISRAEL (1:1-18:27)
A.
Pendahuluan (1:1-7)
B.
Perbudakan di Mesir (1:8-22)
C.
Persiapan Sang Pelepas (2:1-4:31)
1.
Kelahiran dan Pemeliharaan Musa (2:1-25)
2.
Panggilan dan Jabatan Musa (3:1-4:31)
D.
Panggilan Musa untuk Menghadap Firaun (5:1-7:7)
1.
Pertama kalinya Musa Tampil di Hadapan Firaun (5:1-23)
2.
Pembaharuan Janji dan Perintah Yehova (6:1-13)
3.
Silsilah Musa dan Harun (6:14-27)
4.
Musa Dikirim Kembali Kepada Firaun (6:28-7:7)
E.
Keajaiban Tuhan di Tanah Mesir (7:8-11:10)
1.
Tugas Musa dan Harun yang Diterima dari Allah Dibuktikan (7:8-13)
2.
Tulah Pertama — Air Sungai Nil Menjadi Darah (7:14-25)
3.
Tulah Kedua — Katak (8:1-15)
4.
Tulah Ketiga — Nyamuk (8:16-19)
5.
Tulah Keempat — Lalat Pikat (8:20-32)
6.
Tulah Kelima — Penyakit Sampar pada Ternak (9:1-7)
7.
Tulah Keenam — Barah (9:8-12)
8.
Tulah Ketujuh — Hujan Es (9:13-35)
9.
Tulah Kedelapan — Belalang (10:1-20)
10.
Tulah Kesembilan — Gelap Gulita (10:21-29)
11.
Pemberitahuan Tentang Tulah Kesepuluh (11:1-10)
F.
Paskah dan Keberangkatan Bangsa Israel (12:1-15:21)
1.
Penahbisan Bangsa Israel (12:1-28)
2.
Tulah Kesepuluh — Penghukuman Allah Atas Mesir (12:29-36)
3.
Keluar dari Mesir (12:37-15:21)
a.
Keberangkatan (12:37-42)
b.
Peraturan Tambahan untuk Hari Paskah (12:43-51)
c.
Pengudusan Anak Sulung (13:1-16)
d.
Perjalanan Melewati Laut Merah (13:17-14:31)
e.
Nyanyian Musa (15:1-21)
G.
Bangsa Israel di Padang Belantara (15:22-18:27)
II.
BANGSA ISRAEL DI SINAI (19:1-40:38)
A. Penetapan Perjanjian di Sinai (19:1-24:11)
B. Petunjuk-Petunjuk untuk Mendirikan Kemah Suci dan Keimaman (24:12-31:18)
C. Perjanjian Dibatalkan dan Dipulihkan (32:1-34:35)
D. Pembangunan Kemah Suci (35:1-39:43)
E. Pembangunan dan Penahbisan Kemah Suci (40:1-38)
Pengajaran
& Aplikasi
Melalui Kitab Keluaran kita mendapatkan
banyak pengajaran penting yang dapat diaplikasikan, oleh karena itu bacalah
seluruh Kitab Keluaran lalu catatlah (minimal 10) apa saja ajaran penting yang
anda dapatkan yang dapat diterapkan dalam konteks kehidupan masa kini.
Contoh:
Pengajaran:
1.
Allah memanggil dan menyertai Musa.
Aplikasi:
1.
Siap untuk dipanggil Tuhan menjadi alat
Tuhan dalam melayani Tuhan
Kekuasaan Mesir memperbudak umat
Israel
Ekspresi Umat Israel yang dibebaskan
Laut Teberau dilewati
Umat Allah harus menaati Hukum Allah
Allah memberikan hukum di Gunung
Sinai
Rancangan Kemah Suci
Akibat penyembahan berhala yang
membawa hukuman
Nama Tuhan menyatakan kemuliaan
kehadiran-Nya
|
.
[1] 1. Kej. 12:10-20. Raja
Mesir yang berkuasa saat itu kemungkinan adalah salah seorang Hyksos (shepherd
kings). Hyksos adalah orang-orang Semit yang berhasil menguasai Mesir dari
sejak dinasti ke-13 dan mengokohkan dirinya pada dinasti ke-15. kekuasaan
Hysos berakhir pada dinasti ke-17.
2. Kej. 37:36; 39:1-23;
Kis. 7:10,13. Raja Mesir yang berkuasa pada saat Yusuf ada di Mesir (di rumah
Potifar) adalah salah seorang Hyksos.
3. Kej. 41-50. Raja
Mesir yang berkuasa pada saat Yusuf menjadi perdana menteri adalah Apopi (s),
dinasti terakhir dari raja Hyksos. Hal ini dimungkinkan dengan adanya sambutan
yang hangat terhadap saudara-saudara Yusuf yang adalah gembala kambing domba
(Kej. 46:34; 47:5-6) padahal orang Mesir sangat tidak suka dengan gembala
kambing domba (46:34b).
4. Kel. 1:8-22; Kis
7:18; Ibrani 11:23. Raja Mesir yang tidak mengenal Yusuf kemungkinan adalah:
Aahmes I dan Seti I (Merenptah). Selama kurang lebih 70 tahun Yusuf berkuasa
secara penuh di Mesir, yaitu ketika orang Ibrani ada di Mesir. Setelah
kematiannya, keadaan berubah perlahan-lahan. Orang Hysos yang selama 5 dekade
berkuasa di Mesir, mulai mengalami kekalahaan. Dinasti lama kerajaan Mesir
mulai pulih. Dan orang Israel mulai tertekan. Dinasti ke-19 Mesir yang
didirikan oleh Seti I mulai berkuasa kembali di Mesir menggantikan orang
Hyksos.
5. Kel. 1:8-22; 2:1-15.
Rameses II, anak Seti I kemungkinan adalah raja Mesir yang menindas orang
Ibrani yang ada di Mesir hingga Musa melarikan diri ke Midian. Dan selama Musa
berada di Midian, Rameses mati (setelah 67 tahun pemerintahannya), bdg. Kel.
2:23. Dan sebelum Musa kembali ke Mesir dari Midian, ada seorang
raja Mesir (tidak diketahui namanya) yang berkuasa di Mesir.
6. Kel. 2:24-4:19. Dan
sebelum Musa kembali ke Mesir dari Midian, ada seorang raja Mesir (tidak
diketahui namanya) yang berkuasa di Mesir.
7. Kel. 5:1-14:31; Neh
9:10; Maz. 135:9; 136:15; Roma 9:17; Ibr. 11:27 Firaun yang berkuasa saat
Israel meninggalkan perbudakan di Mesir dan akhirnya binasa di Laut Teberau
kemungkinan adalah Meneptah I, anak tertua dari Rameses II. Dia tinggal di
Zoan, tempat dimana dia berbicara dengan Musa dan Harun (Kel. 7).( http://rec.or.id/article_651_Siapakah-Firaun-itu?)
[3] Musa merupakan hamba Tuhan
yang terbesar dalam seluruh PL, karena ia mempersatukan dalam dirinya 3 fungsi:
a). Sebagai Pemimpin. Musa memimpin
bangsa Israel keluar dari Mesir (Kurang
Lebih 2 Juta Orang) bukan dalam keadaan tinggal menetap tetapi berjalan di daerah-daerah
yang sulit, memimpin berperang dan memimpin bangsa yang suka melawannya. b). Sebagai Imam. Ia menjadi perantara dan
juru syafaat bangsa Israel dengan Allah. c). Sebagai Nabi. Ia menjadi penyambung lidah Allah untuk menyampaikan
firman Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar