Tampilkan postingan dengan label Pengajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengajaran. Tampilkan semua postingan

Senin, 01 Juli 2019

Manusia Dan Logika: Sebuah Pembahasan Relasional-Teologis



Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th

            Adam diciptakan sebagai makhluk yang dapat berpikir dan mengembangkan pemikirannya, hal ini mencerminkan hikmat Allah dan juga membedakan dia dengan binatang (2Pe 2:12, Yud 10). Kita telah pelajari bahwa di taman Eden Adam telah menggunakan akal budinya dalam kebergantungan-Nya kepada Allah. Dia membangun pola berpikirnya sesuai dengan petunjuk Allah. Adam pasti menggunakan logika meskipun dalam bentuk yang sederhana, dan ia menggunakannya dalam ketaklukannya kepada Allah. Dia tidak pernah mengabaikan kebergantungannya kepada Allah dengan berpikir logikanya yang mampu untuk memberikan kepada dia penjelasan dan pengetahuan untuk terpisah dari Allah. Akibatnya, penggunaan Adam dalam kemampuannya untuk menggunakan akal budinya selalu tunduk pada keterbatasan dan pimpinan penyataan Allah. Allah selalu dilihat sebagai dasar dari kebenaran dan gembala dari kebenaran, oleh karena pada saat itu Adam masih dalam keadaan manusia yang diciptakan menurut gambar Allah dan tanpa dosa.              Dari peranan akal budi berdasarkan logika yang dimiliki oleh manusia sebelum dosa masuk ke dalam dunia, maka ada beberapa pengamatan dapat kita lakukan.

Pertama, menggunakan akal budi dan mengembangkan pemikiran itu bukanlah merupakan sesuatu yang salah dan jahat. Kekristenan telah mendapat berbagai macam serangan dari mereka yang mengklaim bahwa segala sesuatu harus "masuk akal" dan "ilmiah." Beberapa orang Kristen berpikir bahwa perlindungan satu-satunya adalah dengan cara menolak ilmu pengetahuan dan pemakaian akal budi serta menganggap ke dua hal itu sebagai sesuatu yang jahat. Penggunaan akal budi bukanlah merupakan sesuatu yang jahat, sebab di dalam taman Eden, Adam juga menggunakan akal budinya dan dia mengembangkan pemikirannya. Adamlah yang menamai binatang-binatang dan yang memelihara taman. Yang perlu diperhatikan adalah apabila pemakaian akal budi dan pengembangan pemikiran manusia itu dilakukan secara berdiri sendiri atau terlepas dari Allah, maka hal-hal itu akan memimpin kepada ketidakbenaran dan kesalahan. Tetapi apabila kedua hal itu dipergunakan dalam kebergantungan kepada penyataan Allah, maka kebenaran yang akan diketemukan. Menggunakan akal budi dan mengembangkan pemikiran itu sendiri tidaklah berlawanan dengan iman atau kebenaran.

Kedua, logika tidaklah berada di atas fakta perbedaan antara Pencipta dengan ciptaan. Pada saat kita berbicara tentang manusia dalam menggunakan akal budinya, kita harus ingat bahwa logika hanya merupakan refleksi dari hikmat dan pengetahuan Allah. Meskipun dalam Firman Tuhan, Allah merendahkan diri dan menyatakan diri-Nya dengan istilah yang sesuai dengan daya pikir, logika manusia, namun itu tidak berarti logika manusia berada di atas atau sejajar dengan Allah dan juga tidak merupakan bagian dari keberadaan Allah. Logika dalam bentuk-bentuk yang paling kompleks dan tajam tetap berada dalam ruang lingkup ciptaan dan kualitasnya sesuai dengan kualitas manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, bukan dengan kualitas Allah itu sendiri.

            Oleh karena logika merupakan bagian dari ciptaan maka logika memiliki keterbatasan. Pertama terlihat dari logika sebagai sistem yang selalu dalam proses berubah dan berkembang. Bahkan ada beberapa sistem logika yang dalam titik tertentu berlawanan satu sama lain. Bahkan tidak ada definisi dari "kontradiksi" yang diakui secara universal. Meskipun apabila semua manusia dapat sepakat dalam satu sistem untuk mengembangkan suatu pemikiran, logika manusia tidak dapat dipergunakan sebagai hakim untuk menentukan kebenaran dan ketidakbenaran.

            Kekristenan pada hal-hal tertentu dapat dikatakan masuk akal dan logis tetapi logika menemui batas kemampuan pada saat diperhadapkan dengan hal-hal seperti inkarnasi dari Kristus, dan doktrin Tritunggal. Logika bukanlah Allah dan tidak boleh diberikan penghormatan yang hanya dimiliki oleh Allah saja. Kebenaran hanya ditemukan pada penghakiman Allah bukan pada pengadilan logika. Oleh karena itu kita harus berhati-hati untuk menghindari dua ekstrim yang biasanya diambil dalam hubungan dengan penggunaan akal budi dan logika. Di satu pihak ada manusia yang menolak untuk menggunakan akal budi dan setuju pada iman yang buta. Di lain pihak, ada manusia yang memberikan logika sejumlah ruang untuk berdiri sendiri dan terlepas dari Allah. Kedua posisi tersebut tidak sesuai dengan karakter manusia sebelum kejatuhan. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang dapat berpikir dan mengembangkan pemikirannya tetapi dia diharapkan untuk menyadari keterbatasan pemikirannya dan kebergantungan akan logikanya kepada Penciptanya. Soli Deo Gloria
(Sumber: John M. Frame: Menaklukan Segala Pikiran Kepada Kristus

Minggu, 30 Juni 2019

10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI KEBANGKITAN KRISTUS

Editor: Made Nopen Supriadi, S.Th.
Serangan terhadap kebangkitan Yesus Kristus terus hadir. Banyak klaim yang mengajarkan Yesus Kristus tidak benar-benar mati, tetapi Ia digantikan oleh orang lain. Kemudian karena kematian-Nya diragukan maka kebangkitan-Nya juga diragukan. Berikut adalah beberapa jawaban mengapa Orang Percaya, meyakini bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian. 


1. Hukuman Mati di Muka Umum Memastikan Kematian Yesus
2. Kubur Yesus Dijaga Ketat oleh Pemerintah
3. Sekalipun Dijaga, Kubur Yesus Ditemukan Kosong
4. Banyak Orang Mengklaim Bahwa Mereka Telah Melihat Dia Hidup
5. Rasul-Rasul-Nya Berubah secara Dramatis
6. Para Saksi Bersedia Mati untuk Keyakinan Mereka
7. Orang Yahudi yang Kristen Mengubah Hari Ibadahnya
8. Meski tidak Diharapkan Namun telah Diramalkan
9. Itulah Klimaks Yang Tepat untuk Kehidupan yang Menakjubkan
10. Itu Cocok dengan Pengalaman Mereka yang Percaya Kepada-Nya
1. HUKUMAN MATI DI MUKA UMUM MEMASTIKAN KEMATIAN YESUS
          Selama perayaan Paskah Yahudi, Yesus digiring ke ruang pengadilan Romawi oleh orang banyak yang marah. Ketika Yesus berdiri di hadapan Pilatus, gubernur Yudea, para pemimpin agama mengajukan tuduhan terhadap-Nya karena Ia mengklaim diri sebagai Raja orang Yahudi. Kumpulan orang itu menginginkan kematian-Nya. Yesus dipukul, didera, dan dijatuhi hukuman mati di muka umum. Di suatu bukit di luar Yerusalem Dia disalibkan di antara 2 penjahat. Teman-teman-Nya yang patah hati dan musuh-musuh yang mencemooh-Nya menyaksikan kematian-Nya. Para serdadu Romawi diutus untuk menuntaskan hukuman itu karena hari Sabat hampir tiba. Untuk mempercepat kematian, mereka mematahkan kaki kedua penjahat. Tetapi ketika mereka mendekati Yesus, mereka tidak mematahkan kaki-Nya karena dari pengalaman mereka tahu bahwa Yesus sudah mati. Tetapi sebagai tindakan pencegahan akhir, mereka menusukkan tombak ke lambung-Nya. Dengan demikian Ia tidak akan menyusahkan mereka lagi. 
        Dengan demikian kesangsian akan kematian Yesus terbantahkan oleh fakta sejarah Alkitab sendiri. Yesus Kristus benar-benar mengalami kematian, dan bukti kematian telah disaksikan secara umum lebih dari dua saksi mata.
2. KUBUR YESUS DIJAGA KETAT OLEH PEMERINTAH
         Esok harinya, para pemimpin agama menghadap lagi ke Pilatus. Mereka mengatakan Yesus telah meramalkan bahwa Dia akan bangkit dalam 3 hari. Untuk memastikan bahwa murid-murid Yesus tidak dapat berkomplot di dalam cerita bohong tentang Kebangkitan itu, Pilatus memerintahkan agar meterai resmi pemerintah Romawi dibubuhkan di kuburan untuk memperingatkan para perampok kuburan. Untuk menguatkan perintah itu, para serdadu berjaga-jaga di sana. Murid-murid yang ingin mencuri tubuh Yesus akan diketahui mereka, sehingga hal itu tidak mudah dilakukan. Para penjaga Romawi mempunyai alasan kuat untuk tetap berjaga-jaga, karena hukuman bagi yang tertidur pada waktu tugas jaga adalah kematian. Alkitab memberikan catatan bahwa para penjaga yang harusnya dapat menjadi saksi mata kebenaran kebangkitan Yesus Kristus, justru menjadi pembohong karena menerima suap untuk mengatakan bahwa Ia tidak bangkit dan mayatnya dicuri. Kebohongan para penjaga terbantahkan dengan melihat fakta-fakta lain seputar kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu kubur kosong dan perubahan dramatis para murid.
3. SEKALIPUN DIJAGA, KUBUR YESUS DITEMUKAN KOSONG
        Pada pagi hari sesudah hari Sabat, beberapa pengikut Yesus pergi ke kubur untuk meminyaki tubuh-Nya. Tetapi ketika mereka tiba, mereka terkejut atas apa yang mereka temukan. Batu yang sangat besar yang digunakan untuk menutup pintu masuk kubur telah digulingkan dan tubuh Yesus telah lenyap. Ketika berita itu tersiar, 2 murid Yesus berlari tergesa-gesa ke pemakaman itu. Kubur telah kosong kecuali kain kafan Yesus yang terlipat rapi di sana. Sementara itu, sebagian penjaga telah pergi ke Yerusalem untuk memberitahu para pejabat Yahudi bahwa mereka telah pingsan di hadapan makhluk adikodrati yang menggulingkan batu kuburan. Dan ketika mereka siuman, kubur telah kosong. Para pejabat membayar para penjaga itu dengan sejumlah besar uang untuk berbohong dan mengatakan bahwa para murid mencuri tubuh Yesus ketika para serdadu itu tertidur. Mereka meyakinkan para penjaga itu bahwa jika laporan tentang hilangnya tubuh Yesus itu sampai kepada gubernur maka mereka akan mengetengahi untuk melindungi para penjaga itu. 
4. BANYAK SAKSI MATA TELAH MELIHAT DIA HIDUP
      Sekitar tahun 55 Masehi, Rasul Paulus menulis bahwa Kristus yang telah bangkit dilihat oleh Petrus, keduabelas rasul, lebih dari 500 orang (banyak yang masih hidup ketika Paulus menulis hal ini), Yakobus, dan dirinya sendiri. (1Ko 15:5-8) Dengan membuat pernyataan publik, dia memberi kesempatan kepada para pengritik untuk menyanggah klaimnya ini. Tambahan pula, Perjanjian Baru memulai sejarahnya dengan pengikut Kristus yang mengatakan bahwa Yesus "menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah." (TB Kis 1:3)
 
5. RASUL-RASUL-NYA BERUBAH SECARA DRAMATIS
        Ketika satu dari rasul-rasul terdekat Yesus meninggalkan dan mengkhianati Dia, para rasul yang lain lari untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Bahkan Petrus, yang sebelumnya telah bersikeras bahwa dia siap mati bagi gurunya, menjadi takut dan menyangkal bahwa ia pernah mengenal Yesus. Tetapi para rasul itu mengalami perubahan yang dramatis. Hanya dalam beberapa minggu kemudian mereka berdiri berhadapan muka dengan orang-orang yang telah menyalibkan pemimpin mereka. Semangat mereka seperti besi. Mereka tidak dapat dihentikan dalam ketetapan hati mereka untuk mengorbankan segalanya bagi Dia yang mereka sebut Juruselamat dan Tuhan. Bahkan setelah dipenjara, diancam, dan dilarang bicara dalam nama Yesus, para rasul berkata kepada para pemimpin Yahudi, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia." (Kis. 5:29) Setelah mereka dianiaya karena tidak menaati perintah dewan Yahudi, para rasul yang dulunya pengecut itu "setiap hari… memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias." (Kis. 5:42)
 
6. PARA SAKSI BERSEDIA MATI UNTUK KEYAKINAN MEREKA
         Sejarah dipenuhi oleh para martir. Laki-laki dan perempuan yang tak terhitung jumlahnya telah mati demi keyakinan-keyakinan mereka. Oleh karena itu, memang bukan hal penting bila dikatakan bahwa para murid Yesus yang pertama bersedia menderita dan mati bagi iman mereka. Namun tetaplah penting bahwa sementara banyak orang bersedia mati untuk apa yang mereka yakini sebagai kebenaran, hanya ada sedikit orang-seandainya ada-yang bersedia mati untuk apa yang mereka tahu sebagai suatu kebohongan. Fakta psikologis ini penting karena murid-murid Kristus tidak mati untuk keyakinan yang mereka pegang kuat yang mungkin saja bisa salah. Mereka mati karena klaim mereka bahwa mereka telah melihat Yesus hidup dan dalam keadaan baik setelah kebangkitan-Nya. Mereka mati demi klaim mereka bahwa Yesus Kristus tidak hanya mati bagi dosa mereka, tetapi bahwa Dia telah bangkit secara fisik dari kematian untuk memperlihatkan bahwa Dia tidak seperti pemimpin agama lain yang pernah hidup. 
7. ORANG KRISTEN YAHUDI MENGUBAH HARI IBADAHNYA
          Hari Sabat yang adalah untuk beristirahat dan beribadah merupakan prinsip hidup orang Yahudi yang mendasar. Orang Yahudi yang tidak menghormati hari Sabat bersalah karena melanggar hukum Musa. Namun orang Yahudi yang menjadi pengikut Kristus mulai beribadah bersama orang percaya dari bangsa-bangsa lain pada hari yang baru. Hari pertama dari minggu, yaitu hari di mana mereka percaya Kristus telah bangkit dari kematian, menggantikan hari Sabat. Bagi seorang Yahudi hal ini mencerminkan perubahan hidup yang besar. Hari yang baru itu, beserta dengan upacara baptisan Yahudi yang diubah menjadi upacara masuk ke agama Kristen, menegaskan bahwa mereka yang percaya pada kebangkitan Kristus telah siap untuk lebih dari sekadar memperbarui agama Yahudi. Mereka percaya bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah membuka jalan bagi suatu hubungan yang baru dengan Allah. Jalan yang baru ini tidak didasarkan pada hukum Taurat, tetapi pada Juruselamat yang menanggung dosa manusia dan memberikan kehidupan kepada mereka.

8. KEMATIAN YESUS KRISTUS SUDAH DINUBUATKAN
         Para murid sangat terkejut. Mereka mengharapkan Mesias mereka memulihkan kerajaan Israel. Pikiran mereka terlalu tertuju pada kedatangan kerajaan mesianik yang politis sehingga mereka tidak mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang perlu bagi keselamatan jiwa mereka. Mereka pasti berpikir bahwa Kristus berbicara dalam bahasa simbolik ketika Dia terus menerus mengatakan bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem untuk mati dan dibangkitkan kembali dari kematian. Ucapan itu memang berasal dari Dia yang sering berbicara dalam bahasa perumpamaan, akibatnya mereka tidak memahami hal yang sudah jelas sampai semuanya sudah terjadi. Dalam proses ini, mereka juga mengabaikan ramalan nabi Yesaya tentang Hamba yang Menderita yang akan menanggung dosa Israel, seperti domba dituntun ke pembantaian, sebelum Allah memperpanjang umur-Nya. (Yes 53:10)
 
9. ITULAH KLIMAKS YANG TEPAT UNTUK KEHIDUPAN YANG MENAKJUBKAN
          Saat Yesus tergantung di kayu salib Romawi, orang banyak mencemooh Dia. Dia menolong orang lain, tetapi dapatkah Dia menolong diri-Nya sendiri? Apakah keajaiban tiba-tiba berakhir? Tampaknya ini merupakan suatu akhir yang tidak diharapkan bagi orang yang memulai kehidupan publik-Nya dengan mengubah air menjadi anggur. Selama 3 tahun pelayanan-Nya, Dia berjalan di atas air, menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, membuat orang tuli mendengar, orang bisu berbicara, orang timpang berjalan, mengusir roh-roh jahat, meredakan badai dahsyat, dan membangkitkan orang mati. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab orang yang bijaksana. Dia mengajarkan kebenaran-kebenaran yang dalam dengan penjelasan yang paling sederhana. Dan Dia menghadapi orang-orang munafik dengan kata-kata yang menelanjangi topeng mereka. Jika semua ini benar, apakah kita akan terkejut bahwa musuh-musuh-Nya tidak dapat berkata-kata lagi? 

10. ITU COCOK DENGAN PENGALAMAN MEREKA YANG PERCAYA KEPADA-NYA
        Rasul Paulus menulis, "Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu" (Rom. 8:11). Ini adalah pengalaman Paulus yang hatinya secara dramatis diubah oleh Kristus yang telah bangkit. Ini juga pengalaman banyak orang di seluruh dunia yang telah "mati" terhadap cara hidup mereka yang lama sehingga Kristus dapat hidup melalui mereka. Kuasa rohani ini tidak tampak pada diri orang yang mencoba untuk menambahkan kepercayaan kepada Kristus ke dalam kehidupan lama mereka. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang bersedia untuk "mati" terhadap kehidupan lama mereka untuk membuat ruang bagi pimpinan Kristus. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang menanggapi bukti-bukti kebangkitan Kristus yang begitu banyak dengan mengakui kekuasaan-Nya di dalam hati mereka. 

Penutup
Kebangkitan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah yang nyata dan terbukti. Jika ada klaim yang mengatakan bahwa kebangkitan-Nya adalah palsu, maka klaim tersebut bertentangan dengan fakta sejarah. Jika ada cerita yang berbeda tentang kebangkitan Yesus dan menyatakan itu kebohongan, maka cerita itulah yang perlu diuji keotentikan sejarahnya. Ibarat emas yang asli lebih dahulu ada baru muncul yang imitasi. Oleh karena itu kesaksian Injil adalah emas yang asli, jika ada cerita berebeda dari masa selanjutnya itu adalah cerita yang palsu atau imitasi. Lalu jika ada yang berdalil bahwa cerita selanjutnya menyempurnakan cerita yang lama, maka harusnya cerita yang lama tidak berubah justru semakin terang buktinya, tetapi jika mengatakan menyempurnakan namun mengubah makna maka itu bukan menyempurnakan tetapi mengubah cerita lama dan ini adalah sebuah kebohongan. Maka sebagai orang percaya jangan pernah meragukan kebangkitan Yesus Kristus, karena kuasa kebangkitan-Nya telah mengubah kehidupan para murid yang juga mengubah kehidupan kita. Soli Deo Gloria. 
Sumber: © 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd.