Minggu, 30 Juni 2019

10 ALASAN UNTUK MEMPERCAYAI KEBANGKITAN KRISTUS

Editor: Made Nopen Supriadi, S.Th.
Serangan terhadap kebangkitan Yesus Kristus terus hadir. Banyak klaim yang mengajarkan Yesus Kristus tidak benar-benar mati, tetapi Ia digantikan oleh orang lain. Kemudian karena kematian-Nya diragukan maka kebangkitan-Nya juga diragukan. Berikut adalah beberapa jawaban mengapa Orang Percaya, meyakini bahwa Yesus Kristus benar-benar bangkit dari kematian. 


1. Hukuman Mati di Muka Umum Memastikan Kematian Yesus
2. Kubur Yesus Dijaga Ketat oleh Pemerintah
3. Sekalipun Dijaga, Kubur Yesus Ditemukan Kosong
4. Banyak Orang Mengklaim Bahwa Mereka Telah Melihat Dia Hidup
5. Rasul-Rasul-Nya Berubah secara Dramatis
6. Para Saksi Bersedia Mati untuk Keyakinan Mereka
7. Orang Yahudi yang Kristen Mengubah Hari Ibadahnya
8. Meski tidak Diharapkan Namun telah Diramalkan
9. Itulah Klimaks Yang Tepat untuk Kehidupan yang Menakjubkan
10. Itu Cocok dengan Pengalaman Mereka yang Percaya Kepada-Nya
1. HUKUMAN MATI DI MUKA UMUM MEMASTIKAN KEMATIAN YESUS
          Selama perayaan Paskah Yahudi, Yesus digiring ke ruang pengadilan Romawi oleh orang banyak yang marah. Ketika Yesus berdiri di hadapan Pilatus, gubernur Yudea, para pemimpin agama mengajukan tuduhan terhadap-Nya karena Ia mengklaim diri sebagai Raja orang Yahudi. Kumpulan orang itu menginginkan kematian-Nya. Yesus dipukul, didera, dan dijatuhi hukuman mati di muka umum. Di suatu bukit di luar Yerusalem Dia disalibkan di antara 2 penjahat. Teman-teman-Nya yang patah hati dan musuh-musuh yang mencemooh-Nya menyaksikan kematian-Nya. Para serdadu Romawi diutus untuk menuntaskan hukuman itu karena hari Sabat hampir tiba. Untuk mempercepat kematian, mereka mematahkan kaki kedua penjahat. Tetapi ketika mereka mendekati Yesus, mereka tidak mematahkan kaki-Nya karena dari pengalaman mereka tahu bahwa Yesus sudah mati. Tetapi sebagai tindakan pencegahan akhir, mereka menusukkan tombak ke lambung-Nya. Dengan demikian Ia tidak akan menyusahkan mereka lagi. 
        Dengan demikian kesangsian akan kematian Yesus terbantahkan oleh fakta sejarah Alkitab sendiri. Yesus Kristus benar-benar mengalami kematian, dan bukti kematian telah disaksikan secara umum lebih dari dua saksi mata.
2. KUBUR YESUS DIJAGA KETAT OLEH PEMERINTAH
         Esok harinya, para pemimpin agama menghadap lagi ke Pilatus. Mereka mengatakan Yesus telah meramalkan bahwa Dia akan bangkit dalam 3 hari. Untuk memastikan bahwa murid-murid Yesus tidak dapat berkomplot di dalam cerita bohong tentang Kebangkitan itu, Pilatus memerintahkan agar meterai resmi pemerintah Romawi dibubuhkan di kuburan untuk memperingatkan para perampok kuburan. Untuk menguatkan perintah itu, para serdadu berjaga-jaga di sana. Murid-murid yang ingin mencuri tubuh Yesus akan diketahui mereka, sehingga hal itu tidak mudah dilakukan. Para penjaga Romawi mempunyai alasan kuat untuk tetap berjaga-jaga, karena hukuman bagi yang tertidur pada waktu tugas jaga adalah kematian. Alkitab memberikan catatan bahwa para penjaga yang harusnya dapat menjadi saksi mata kebenaran kebangkitan Yesus Kristus, justru menjadi pembohong karena menerima suap untuk mengatakan bahwa Ia tidak bangkit dan mayatnya dicuri. Kebohongan para penjaga terbantahkan dengan melihat fakta-fakta lain seputar kebangkitan Tuhan Yesus, yaitu kubur kosong dan perubahan dramatis para murid.
3. SEKALIPUN DIJAGA, KUBUR YESUS DITEMUKAN KOSONG
        Pada pagi hari sesudah hari Sabat, beberapa pengikut Yesus pergi ke kubur untuk meminyaki tubuh-Nya. Tetapi ketika mereka tiba, mereka terkejut atas apa yang mereka temukan. Batu yang sangat besar yang digunakan untuk menutup pintu masuk kubur telah digulingkan dan tubuh Yesus telah lenyap. Ketika berita itu tersiar, 2 murid Yesus berlari tergesa-gesa ke pemakaman itu. Kubur telah kosong kecuali kain kafan Yesus yang terlipat rapi di sana. Sementara itu, sebagian penjaga telah pergi ke Yerusalem untuk memberitahu para pejabat Yahudi bahwa mereka telah pingsan di hadapan makhluk adikodrati yang menggulingkan batu kuburan. Dan ketika mereka siuman, kubur telah kosong. Para pejabat membayar para penjaga itu dengan sejumlah besar uang untuk berbohong dan mengatakan bahwa para murid mencuri tubuh Yesus ketika para serdadu itu tertidur. Mereka meyakinkan para penjaga itu bahwa jika laporan tentang hilangnya tubuh Yesus itu sampai kepada gubernur maka mereka akan mengetengahi untuk melindungi para penjaga itu. 
4. BANYAK SAKSI MATA TELAH MELIHAT DIA HIDUP
      Sekitar tahun 55 Masehi, Rasul Paulus menulis bahwa Kristus yang telah bangkit dilihat oleh Petrus, keduabelas rasul, lebih dari 500 orang (banyak yang masih hidup ketika Paulus menulis hal ini), Yakobus, dan dirinya sendiri. (1Ko 15:5-8) Dengan membuat pernyataan publik, dia memberi kesempatan kepada para pengritik untuk menyanggah klaimnya ini. Tambahan pula, Perjanjian Baru memulai sejarahnya dengan pengikut Kristus yang mengatakan bahwa Yesus "menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah." (TB Kis 1:3)
 
5. RASUL-RASUL-NYA BERUBAH SECARA DRAMATIS
        Ketika satu dari rasul-rasul terdekat Yesus meninggalkan dan mengkhianati Dia, para rasul yang lain lari untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Bahkan Petrus, yang sebelumnya telah bersikeras bahwa dia siap mati bagi gurunya, menjadi takut dan menyangkal bahwa ia pernah mengenal Yesus. Tetapi para rasul itu mengalami perubahan yang dramatis. Hanya dalam beberapa minggu kemudian mereka berdiri berhadapan muka dengan orang-orang yang telah menyalibkan pemimpin mereka. Semangat mereka seperti besi. Mereka tidak dapat dihentikan dalam ketetapan hati mereka untuk mengorbankan segalanya bagi Dia yang mereka sebut Juruselamat dan Tuhan. Bahkan setelah dipenjara, diancam, dan dilarang bicara dalam nama Yesus, para rasul berkata kepada para pemimpin Yahudi, "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia." (Kis. 5:29) Setelah mereka dianiaya karena tidak menaati perintah dewan Yahudi, para rasul yang dulunya pengecut itu "setiap hari… memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias." (Kis. 5:42)
 
6. PARA SAKSI BERSEDIA MATI UNTUK KEYAKINAN MEREKA
         Sejarah dipenuhi oleh para martir. Laki-laki dan perempuan yang tak terhitung jumlahnya telah mati demi keyakinan-keyakinan mereka. Oleh karena itu, memang bukan hal penting bila dikatakan bahwa para murid Yesus yang pertama bersedia menderita dan mati bagi iman mereka. Namun tetaplah penting bahwa sementara banyak orang bersedia mati untuk apa yang mereka yakini sebagai kebenaran, hanya ada sedikit orang-seandainya ada-yang bersedia mati untuk apa yang mereka tahu sebagai suatu kebohongan. Fakta psikologis ini penting karena murid-murid Kristus tidak mati untuk keyakinan yang mereka pegang kuat yang mungkin saja bisa salah. Mereka mati karena klaim mereka bahwa mereka telah melihat Yesus hidup dan dalam keadaan baik setelah kebangkitan-Nya. Mereka mati demi klaim mereka bahwa Yesus Kristus tidak hanya mati bagi dosa mereka, tetapi bahwa Dia telah bangkit secara fisik dari kematian untuk memperlihatkan bahwa Dia tidak seperti pemimpin agama lain yang pernah hidup. 
7. ORANG KRISTEN YAHUDI MENGUBAH HARI IBADAHNYA
          Hari Sabat yang adalah untuk beristirahat dan beribadah merupakan prinsip hidup orang Yahudi yang mendasar. Orang Yahudi yang tidak menghormati hari Sabat bersalah karena melanggar hukum Musa. Namun orang Yahudi yang menjadi pengikut Kristus mulai beribadah bersama orang percaya dari bangsa-bangsa lain pada hari yang baru. Hari pertama dari minggu, yaitu hari di mana mereka percaya Kristus telah bangkit dari kematian, menggantikan hari Sabat. Bagi seorang Yahudi hal ini mencerminkan perubahan hidup yang besar. Hari yang baru itu, beserta dengan upacara baptisan Yahudi yang diubah menjadi upacara masuk ke agama Kristen, menegaskan bahwa mereka yang percaya pada kebangkitan Kristus telah siap untuk lebih dari sekadar memperbarui agama Yahudi. Mereka percaya bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah membuka jalan bagi suatu hubungan yang baru dengan Allah. Jalan yang baru ini tidak didasarkan pada hukum Taurat, tetapi pada Juruselamat yang menanggung dosa manusia dan memberikan kehidupan kepada mereka.

8. KEMATIAN YESUS KRISTUS SUDAH DINUBUATKAN
         Para murid sangat terkejut. Mereka mengharapkan Mesias mereka memulihkan kerajaan Israel. Pikiran mereka terlalu tertuju pada kedatangan kerajaan mesianik yang politis sehingga mereka tidak mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang perlu bagi keselamatan jiwa mereka. Mereka pasti berpikir bahwa Kristus berbicara dalam bahasa simbolik ketika Dia terus menerus mengatakan bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem untuk mati dan dibangkitkan kembali dari kematian. Ucapan itu memang berasal dari Dia yang sering berbicara dalam bahasa perumpamaan, akibatnya mereka tidak memahami hal yang sudah jelas sampai semuanya sudah terjadi. Dalam proses ini, mereka juga mengabaikan ramalan nabi Yesaya tentang Hamba yang Menderita yang akan menanggung dosa Israel, seperti domba dituntun ke pembantaian, sebelum Allah memperpanjang umur-Nya. (Yes 53:10)
 
9. ITULAH KLIMAKS YANG TEPAT UNTUK KEHIDUPAN YANG MENAKJUBKAN
          Saat Yesus tergantung di kayu salib Romawi, orang banyak mencemooh Dia. Dia menolong orang lain, tetapi dapatkah Dia menolong diri-Nya sendiri? Apakah keajaiban tiba-tiba berakhir? Tampaknya ini merupakan suatu akhir yang tidak diharapkan bagi orang yang memulai kehidupan publik-Nya dengan mengubah air menjadi anggur. Selama 3 tahun pelayanan-Nya, Dia berjalan di atas air, menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, membuat orang tuli mendengar, orang bisu berbicara, orang timpang berjalan, mengusir roh-roh jahat, meredakan badai dahsyat, dan membangkitkan orang mati. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab orang yang bijaksana. Dia mengajarkan kebenaran-kebenaran yang dalam dengan penjelasan yang paling sederhana. Dan Dia menghadapi orang-orang munafik dengan kata-kata yang menelanjangi topeng mereka. Jika semua ini benar, apakah kita akan terkejut bahwa musuh-musuh-Nya tidak dapat berkata-kata lagi? 

10. ITU COCOK DENGAN PENGALAMAN MEREKA YANG PERCAYA KEPADA-NYA
        Rasul Paulus menulis, "Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu" (Rom. 8:11). Ini adalah pengalaman Paulus yang hatinya secara dramatis diubah oleh Kristus yang telah bangkit. Ini juga pengalaman banyak orang di seluruh dunia yang telah "mati" terhadap cara hidup mereka yang lama sehingga Kristus dapat hidup melalui mereka. Kuasa rohani ini tidak tampak pada diri orang yang mencoba untuk menambahkan kepercayaan kepada Kristus ke dalam kehidupan lama mereka. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang bersedia untuk "mati" terhadap kehidupan lama mereka untuk membuat ruang bagi pimpinan Kristus. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang menanggapi bukti-bukti kebangkitan Kristus yang begitu banyak dengan mengakui kekuasaan-Nya di dalam hati mereka. 

Penutup
Kebangkitan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah yang nyata dan terbukti. Jika ada klaim yang mengatakan bahwa kebangkitan-Nya adalah palsu, maka klaim tersebut bertentangan dengan fakta sejarah. Jika ada cerita yang berbeda tentang kebangkitan Yesus dan menyatakan itu kebohongan, maka cerita itulah yang perlu diuji keotentikan sejarahnya. Ibarat emas yang asli lebih dahulu ada baru muncul yang imitasi. Oleh karena itu kesaksian Injil adalah emas yang asli, jika ada cerita berebeda dari masa selanjutnya itu adalah cerita yang palsu atau imitasi. Lalu jika ada yang berdalil bahwa cerita selanjutnya menyempurnakan cerita yang lama, maka harusnya cerita yang lama tidak berubah justru semakin terang buktinya, tetapi jika mengatakan menyempurnakan namun mengubah makna maka itu bukan menyempurnakan tetapi mengubah cerita lama dan ini adalah sebuah kebohongan. Maka sebagai orang percaya jangan pernah meragukan kebangkitan Yesus Kristus, karena kuasa kebangkitan-Nya telah mengubah kehidupan para murid yang juga mengubah kehidupan kita. Soli Deo Gloria. 
Sumber: © 2000-2004 RBC Ministries Asia, Ltd.

Minggu, 23 Juni 2019

”SUMBER KEKUATAN DAN PENGHIBURAN” (2 Korintus 1:3-4)

Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th

3 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,  4 yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. (ITB)

Pengantar Khotbah:
Kekuatan dan Penghiburan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, Firman Tuhan merupakan dasar kita untuk mendapatkan kekuatan dan penghiburan, namun dalam sebuah berita situs Kristen menuliskan bahwa: Pendeta dari Gereja Protestan Three-Self di kota Shangqiu, Henan mengatakan bahwa pemerintah juga memintanya untuk mengedit khotbahnya yang dinilai terlalu rohani.[1]
Jadi mari kita bersyukur jika saat ini Tuhan masih mengijinkan kita sebagai orang Kristen masih bisa untuk memiliki Alkitab, membaca dan mendengarkan khotbah yang bersumber dari Alkitab. Apa yang terjadi jika hal yang terjadi di Tiongkok terjadi juga dalam kehidupan keKristenan kita di Indonesia?.

Isi
Rasul Paulus menuliskan surat 2 Korintus sebagai respon terhadap berita yang didengar bahwa Jemaat sudah mulai mengalami perubahan, surat 2 Korintus ini juga memberikan penghiburan kepada Jemaat agar mengetahui bagaimana situasi yang pernah di alami Paulus dalam pelayanannya. Dalam bagian 2 Korintus 1:3-4 merupakan bagian di mana Rasul Paulus sedang memuji Tuhan, dalam pujian tersebut Rasul Paulus juga menyatakan konsep imannya tentang Pribadi dan Karya Allah dalam kehidupannya. Jadi memuji Tuhan itu penting namun dalam pujian tersebut pastikan kita memuliakan Pribadi Allah dan menyatakan karya Allah dalam kehidupan kita. Dalam pujian tersebut Paulus menyatakan bahwa Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan (Lih. Terj. FAYH), mengapa?

      1.      Allah adalah Pribadi Yang Penuh Belas Kasihan
Paulus mengenal pribadi Allah Tritunggal sebagai pribadi yang penuh belas kasihan (Yun. oiktirmon : Lih. Rom. 12:1 ’Kemurahan Allah’). Belas kasihan Allah inilah yang memberikan keyakinan Paulus bahwa dalam diri-Nya ada kekuatan dan penghiburan. Dalam sebuah sejarah Gereja menunjukkan ada seorang pribadi yang dikenal jahat oleh orang Kristen salah-satunya Kaisar Nero. Pengenalan akan pribadi kaisar Nero yang jahat memberikan konsep kepada umat Kristen tidak mungkin akan ada penguatan dan penghiburan dari Nero, yang ada justru ketakutan dan penganiayaan yang akan ditimbulkan. Selanjutnya seorang tokoh bernama Hitler yang dikenal sebagai pemimpin diktaktor, memberikan konsep kepada umat Yahudi bahwa tidak mungkin mereka mendapatkan perlidungan dan penghiburan dari Hitler, justru ancaman dan ketakutan yang diberikan. Lalu ada seorang tokoh Kristen bernama Abraham Kuyper yang pernah menjadi perdana menteri Belanda yang dikenal rohani maka rakyat pun tidak takut untuk datang kepadanya guna mendapatkan pertolongan dan penghiburan.
Oleh karena itu bagaimana pengenalan kita akan pribadi Allah memberikan konsep kepada diri kita ketika kita percaya kepada Dia. Jika orang Kristen berpikir Allah adalah Allah yang kejam, maka kita pasti punya konsep tidak mungkin mendatangi pribadi yang kejam untuk mendapatkan penghiburan dan pertolongan. Calvin berkata dalam buku Institutionya: ”mengenal Allah maka manusia mengenal dirinya, dan mengenal diri maka kita akan mengenal Allah”. Jadi jika kita tahu siapa Allah maka kita sadar siapa kita. Dan jika kita tahu siapa diri kita kita sadar siapa Allah. Pengenalan akan Allah dibarengi juga pengetahuan tentang Alah. (if we already know who God is, we also know who we are). Artinya jika kita tahu Allah Mahakudus maka kita sadar kita orang berdosa, dan jika kita tahu Allah Mahakasih maka kita sadar kita butuh pengampunan-Nya. Jika kita tahu Allah Mahaadil maka kita sadar untuk menyelesaikan dosa kita di hadapan-Nya.
Rasul Paulus memiliki pengenalan dan pengetahuan Allah itu penuh belas kasihan, sehingga tanpa ragu ia menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan dalam hidupnya. Pertanyaan besar dalam benak kita adalah? Mengapa banyak orang Kristen justru gagal menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan? Maka disinilah orang Kristen harus mengintrospeksi diri, bagaimana relasi pribadinya kepada Tuhan. Oleh karena itu jika ada orang Kristen saat ada dalam pergumulan bukan datang kepada Tuhan tetapi setan melalui dukun berarti ia lebih mengenal setan dari pada Allah. Oleh karena itu sangat penting mengenal Allah dalam kehidupan kita, melalui persekutuan doa kepada Tuhan, baik pribadi maupun comunity, belajar Alkitab baik pribadi maupun comunity dan persekutuan baik pribadi dan comunity.   
Dalam pemikiran manusia, ada prinsip kebutuhan, prinsip ini mendorong manusia bertindak sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Jika manusia lapar maka ia butuh makan, jika manusia miskin ia butuh uang untuk kaya, jika manusia menganggur ia butuh pekerjaan, jika manusia sendiri ia butuh pasangan hidup. Konsep menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penghiburan akan memperlihatkan bahwa manusia memang butuh Tuhan. Tetapi jika manusia tidak membutuhkan Tuhan, maka konsep bahwa Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penghiburan tidak akan penting. Mengenal Allah harusnya menjadi kebutuhan manusia. Karena ada banyak kebutuhan materi yang bisa membuat manusia hilang damai sejahterah, tetapi jika manusia menjadikan Tuhan sebagai kebutuhan utama, maka langkah awal untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya dimulai dari Tuhan.
  
      2.      Allah yang memampukan Dalam Menghadapi Pencobaan
Paulus meyakini Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan artinya hanya di dalam Allah saja ada penguatan dan penghiburan. Pertanyaannya, lalu apa arti sesama kita orang Kristen dalam persekutuan atau gereja?. Paulus juga menjadikan sesama rekan pelayanan sebagai rekan yang menguatkan dan menghibur. Artinya Paulus memiliki konsep bahwa sesama juga bisa dipakai Allah untuk memberikan kekuatan dan penghiburan. Pertanyaan bagaimana dengan pribadi kita? Apakah kita sudah dapat memberikan penguatan dan penghiburan dalam persekutuan atau sebaliknya kita membanggakan diri kita menjadi orang yang ditakuti dalam persekutuan. Setiap orang percaya dalam gereja idealnya harus mau menjadi alat Tuhan untuk memberikan kekuatan dan penghiburan, namun prinsip ideal ini justru berhadapan dengan realita bahwa kita justru kita bisa saling menjatuhkan dan menggigit. Rasul Paulus pernah mengatakan hal ini dalam Galatia 5:14-15 mengingatkan agar sesama kita jangan saling membinasakan. Sehingga benarlah yang dikatakan dalam 2 Korintus 1:4 bahwa tujuan Allah memberikan kekuatan dan penghiburan bukan untuk kita nikmati sendiri, tetapi untuk boleh menguatkan sesama kita. (Ilustrasi orang minta pertolongan pada Tuhan mengabaikan pertolongan sesama saat banjir).
Kata kekuatan dan penghiburan memiliki keterkaitan, kata penghiburan memiliki makna ’penguatan batin’. Jadi penghiburan sejati yang diberikan Tuhan ialah kekuatan secara batiniah dalam menghadapi cobaan. Paulus meyakini Allah sebagai sumber kekuatan secara batiniah, hal tersebut terbukti dari pengalaman dirinya yang banyak mengahadapi cobaan. Dalam 2 Korintus 11:23-28 menjelaskan hal tersebut:23 Apakah mereka pelayan Kristus? aku berkata seperti orang gila aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.  24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,  25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.  26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.  27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,  28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
Rasul Paulus ketika percaya kepada Kristus justru banyak pergumulan yang ia alami, pergumulan yang dialami justru ia hadapi, dan keyakinannya ketika mampu menghadapi pergumulan tersebut karena kekuatan batiniah yang diberikan Allah. Calvin mengatakan: ”manusia kembali pada naturnya saat sedang berada pada titik kritis dalam hidupnya.” Artinya manusia ketika dalam masa yang kritis maka secara natur ia akan berteriak kepada pribadi yang ilahi. Begitu juga dengan orang Kristen, secara ideal setiap orang yang percaya kepada Yesus selalu setia memanggil nama-Nya, namun realita menunjukkan bahwa banyak orang Kristen justru berteriak kepada Tuhan hanya saat-saat kritis dalam hidupnya. Di daerah Guangzhou, China, muncul gerakan Yudas mini, gerakan ini dipelopori oleh pemerintah komunis, yang memberikan imbalan kepada siapa saja yang melaporkan kegiatan aktivitas keKristenan yang bertentangan dengan paham komunis. Bayarannya bisa mencapai $ 1.500 AS dan ternyata ada juga saudara-saudara yang berstatus Kristen tega menjadi Yudas mini, yaitu menjual sesamanya hanya demi imbalan uang. Bagaimana dengan pribadi kita? Pergumulan apa yang sedang kita hadapi saat ini?.
            Para Rasul kecuali Yudas Iskariot, mengalami penderitaan dan aniaya, namun mereka siap menerima keadaan tersebut. Pertanyaanya? Dimanakah kekuatan dan penghiburan yang diberikan Tuhan?. Memang dalam fakta Alkitab kita menemukan ada banyak fakta Tuhan mengubah keadaan orang-orang yang bergumul, namun ada juga fakta dimana Tuhan tidak mengubah keadaan orang-orang yang bergumul tetapi Allah mengubah hati orang-orang yang begumul untuk menerima dan menghadapi pergumulan tersebut.
Penutup
Allah adalah sumber kekuatan dan penghiburan kita. Kekuatan dan penghiburan yang diberikan Allah ialah secara batiniah / rohani. Untuk dapat merasakan kekuatan dan penghiburan tersebut maka kita harus mengenal pribadi Allah yang penuh belas kasihan dan merasakan penyertaan Tuhan dalam menghadapi pencobaan.
Soli Deo Gloria (MNS: Khotbah di GKY Bengkulu, 23/06/2019)


[1]Lori Mora,  Makin Semena-mena, Pemerintah Tiongkok Edit Khotbah Pendeta Yang Terlalu Rohani, diakses dari https://www.jawaban.com/read/article/id/2019/05/09/90/190509105811/makin_semena-menapemerintah_tiongkok_edit_isi_khotbah_pendeta_yang_terlalu_rohani, pada 23 Juni 2019