Minggu, 23 Juni 2019

”SUMBER KEKUATAN DAN PENGHIBURAN” (2 Korintus 1:3-4)

Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th

3 Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,  4 yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. (ITB)

Pengantar Khotbah:
Kekuatan dan Penghiburan merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan manusia, Firman Tuhan merupakan dasar kita untuk mendapatkan kekuatan dan penghiburan, namun dalam sebuah berita situs Kristen menuliskan bahwa: Pendeta dari Gereja Protestan Three-Self di kota Shangqiu, Henan mengatakan bahwa pemerintah juga memintanya untuk mengedit khotbahnya yang dinilai terlalu rohani.[1]
Jadi mari kita bersyukur jika saat ini Tuhan masih mengijinkan kita sebagai orang Kristen masih bisa untuk memiliki Alkitab, membaca dan mendengarkan khotbah yang bersumber dari Alkitab. Apa yang terjadi jika hal yang terjadi di Tiongkok terjadi juga dalam kehidupan keKristenan kita di Indonesia?.

Isi
Rasul Paulus menuliskan surat 2 Korintus sebagai respon terhadap berita yang didengar bahwa Jemaat sudah mulai mengalami perubahan, surat 2 Korintus ini juga memberikan penghiburan kepada Jemaat agar mengetahui bagaimana situasi yang pernah di alami Paulus dalam pelayanannya. Dalam bagian 2 Korintus 1:3-4 merupakan bagian di mana Rasul Paulus sedang memuji Tuhan, dalam pujian tersebut Rasul Paulus juga menyatakan konsep imannya tentang Pribadi dan Karya Allah dalam kehidupannya. Jadi memuji Tuhan itu penting namun dalam pujian tersebut pastikan kita memuliakan Pribadi Allah dan menyatakan karya Allah dalam kehidupan kita. Dalam pujian tersebut Paulus menyatakan bahwa Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan (Lih. Terj. FAYH), mengapa?

      1.      Allah adalah Pribadi Yang Penuh Belas Kasihan
Paulus mengenal pribadi Allah Tritunggal sebagai pribadi yang penuh belas kasihan (Yun. oiktirmon : Lih. Rom. 12:1 ’Kemurahan Allah’). Belas kasihan Allah inilah yang memberikan keyakinan Paulus bahwa dalam diri-Nya ada kekuatan dan penghiburan. Dalam sebuah sejarah Gereja menunjukkan ada seorang pribadi yang dikenal jahat oleh orang Kristen salah-satunya Kaisar Nero. Pengenalan akan pribadi kaisar Nero yang jahat memberikan konsep kepada umat Kristen tidak mungkin akan ada penguatan dan penghiburan dari Nero, yang ada justru ketakutan dan penganiayaan yang akan ditimbulkan. Selanjutnya seorang tokoh bernama Hitler yang dikenal sebagai pemimpin diktaktor, memberikan konsep kepada umat Yahudi bahwa tidak mungkin mereka mendapatkan perlidungan dan penghiburan dari Hitler, justru ancaman dan ketakutan yang diberikan. Lalu ada seorang tokoh Kristen bernama Abraham Kuyper yang pernah menjadi perdana menteri Belanda yang dikenal rohani maka rakyat pun tidak takut untuk datang kepadanya guna mendapatkan pertolongan dan penghiburan.
Oleh karena itu bagaimana pengenalan kita akan pribadi Allah memberikan konsep kepada diri kita ketika kita percaya kepada Dia. Jika orang Kristen berpikir Allah adalah Allah yang kejam, maka kita pasti punya konsep tidak mungkin mendatangi pribadi yang kejam untuk mendapatkan penghiburan dan pertolongan. Calvin berkata dalam buku Institutionya: ”mengenal Allah maka manusia mengenal dirinya, dan mengenal diri maka kita akan mengenal Allah”. Jadi jika kita tahu siapa Allah maka kita sadar siapa kita. Dan jika kita tahu siapa diri kita kita sadar siapa Allah. Pengenalan akan Allah dibarengi juga pengetahuan tentang Alah. (if we already know who God is, we also know who we are). Artinya jika kita tahu Allah Mahakudus maka kita sadar kita orang berdosa, dan jika kita tahu Allah Mahakasih maka kita sadar kita butuh pengampunan-Nya. Jika kita tahu Allah Mahaadil maka kita sadar untuk menyelesaikan dosa kita di hadapan-Nya.
Rasul Paulus memiliki pengenalan dan pengetahuan Allah itu penuh belas kasihan, sehingga tanpa ragu ia menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan dalam hidupnya. Pertanyaan besar dalam benak kita adalah? Mengapa banyak orang Kristen justru gagal menjadikan Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan? Maka disinilah orang Kristen harus mengintrospeksi diri, bagaimana relasi pribadinya kepada Tuhan. Oleh karena itu jika ada orang Kristen saat ada dalam pergumulan bukan datang kepada Tuhan tetapi setan melalui dukun berarti ia lebih mengenal setan dari pada Allah. Oleh karena itu sangat penting mengenal Allah dalam kehidupan kita, melalui persekutuan doa kepada Tuhan, baik pribadi maupun comunity, belajar Alkitab baik pribadi maupun comunity dan persekutuan baik pribadi dan comunity.   
Dalam pemikiran manusia, ada prinsip kebutuhan, prinsip ini mendorong manusia bertindak sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Jika manusia lapar maka ia butuh makan, jika manusia miskin ia butuh uang untuk kaya, jika manusia menganggur ia butuh pekerjaan, jika manusia sendiri ia butuh pasangan hidup. Konsep menjadikan Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penghiburan akan memperlihatkan bahwa manusia memang butuh Tuhan. Tetapi jika manusia tidak membutuhkan Tuhan, maka konsep bahwa Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penghiburan tidak akan penting. Mengenal Allah harusnya menjadi kebutuhan manusia. Karena ada banyak kebutuhan materi yang bisa membuat manusia hilang damai sejahterah, tetapi jika manusia menjadikan Tuhan sebagai kebutuhan utama, maka langkah awal untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya dimulai dari Tuhan.
  
      2.      Allah yang memampukan Dalam Menghadapi Pencobaan
Paulus meyakini Allah sebagai sumber kekuatan dan penghiburan artinya hanya di dalam Allah saja ada penguatan dan penghiburan. Pertanyaannya, lalu apa arti sesama kita orang Kristen dalam persekutuan atau gereja?. Paulus juga menjadikan sesama rekan pelayanan sebagai rekan yang menguatkan dan menghibur. Artinya Paulus memiliki konsep bahwa sesama juga bisa dipakai Allah untuk memberikan kekuatan dan penghiburan. Pertanyaan bagaimana dengan pribadi kita? Apakah kita sudah dapat memberikan penguatan dan penghiburan dalam persekutuan atau sebaliknya kita membanggakan diri kita menjadi orang yang ditakuti dalam persekutuan. Setiap orang percaya dalam gereja idealnya harus mau menjadi alat Tuhan untuk memberikan kekuatan dan penghiburan, namun prinsip ideal ini justru berhadapan dengan realita bahwa kita justru kita bisa saling menjatuhkan dan menggigit. Rasul Paulus pernah mengatakan hal ini dalam Galatia 5:14-15 mengingatkan agar sesama kita jangan saling membinasakan. Sehingga benarlah yang dikatakan dalam 2 Korintus 1:4 bahwa tujuan Allah memberikan kekuatan dan penghiburan bukan untuk kita nikmati sendiri, tetapi untuk boleh menguatkan sesama kita. (Ilustrasi orang minta pertolongan pada Tuhan mengabaikan pertolongan sesama saat banjir).
Kata kekuatan dan penghiburan memiliki keterkaitan, kata penghiburan memiliki makna ’penguatan batin’. Jadi penghiburan sejati yang diberikan Tuhan ialah kekuatan secara batiniah dalam menghadapi cobaan. Paulus meyakini Allah sebagai sumber kekuatan secara batiniah, hal tersebut terbukti dari pengalaman dirinya yang banyak mengahadapi cobaan. Dalam 2 Korintus 11:23-28 menjelaskan hal tersebut:23 Apakah mereka pelayan Kristus? aku berkata seperti orang gila aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.  24 Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,  25 tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.  26 Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.  27 Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,  28 dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat.
Rasul Paulus ketika percaya kepada Kristus justru banyak pergumulan yang ia alami, pergumulan yang dialami justru ia hadapi, dan keyakinannya ketika mampu menghadapi pergumulan tersebut karena kekuatan batiniah yang diberikan Allah. Calvin mengatakan: ”manusia kembali pada naturnya saat sedang berada pada titik kritis dalam hidupnya.” Artinya manusia ketika dalam masa yang kritis maka secara natur ia akan berteriak kepada pribadi yang ilahi. Begitu juga dengan orang Kristen, secara ideal setiap orang yang percaya kepada Yesus selalu setia memanggil nama-Nya, namun realita menunjukkan bahwa banyak orang Kristen justru berteriak kepada Tuhan hanya saat-saat kritis dalam hidupnya. Di daerah Guangzhou, China, muncul gerakan Yudas mini, gerakan ini dipelopori oleh pemerintah komunis, yang memberikan imbalan kepada siapa saja yang melaporkan kegiatan aktivitas keKristenan yang bertentangan dengan paham komunis. Bayarannya bisa mencapai $ 1.500 AS dan ternyata ada juga saudara-saudara yang berstatus Kristen tega menjadi Yudas mini, yaitu menjual sesamanya hanya demi imbalan uang. Bagaimana dengan pribadi kita? Pergumulan apa yang sedang kita hadapi saat ini?.
            Para Rasul kecuali Yudas Iskariot, mengalami penderitaan dan aniaya, namun mereka siap menerima keadaan tersebut. Pertanyaanya? Dimanakah kekuatan dan penghiburan yang diberikan Tuhan?. Memang dalam fakta Alkitab kita menemukan ada banyak fakta Tuhan mengubah keadaan orang-orang yang bergumul, namun ada juga fakta dimana Tuhan tidak mengubah keadaan orang-orang yang bergumul tetapi Allah mengubah hati orang-orang yang begumul untuk menerima dan menghadapi pergumulan tersebut.
Penutup
Allah adalah sumber kekuatan dan penghiburan kita. Kekuatan dan penghiburan yang diberikan Allah ialah secara batiniah / rohani. Untuk dapat merasakan kekuatan dan penghiburan tersebut maka kita harus mengenal pribadi Allah yang penuh belas kasihan dan merasakan penyertaan Tuhan dalam menghadapi pencobaan.
Soli Deo Gloria (MNS: Khotbah di GKY Bengkulu, 23/06/2019)


[1]Lori Mora,  Makin Semena-mena, Pemerintah Tiongkok Edit Khotbah Pendeta Yang Terlalu Rohani, diakses dari https://www.jawaban.com/read/article/id/2019/05/09/90/190509105811/makin_semena-menapemerintah_tiongkok_edit_isi_khotbah_pendeta_yang_terlalu_rohani, pada 23 Juni 2019