Penulis: Yeremia
Tema: Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + 585 — 580 SM
Latar Belakang
Pada permulaan masa ini Asyur dan
Mesir merupakan dua kekuatan besar. Bangsa Asyur dikalahkan oleh Babel pada
tahun 612 SM dan demikian halnya dengan Mesir yang dihancurkan di Karkemis pada
tahun 605 SM. Sejak saat itu Yeremia terus menerus mendorong Yehuda untuk menyerah
kepada Babel, untuk menerima segala konsekuensi dari dosa-dosa mereka yaitu
Pembuangan. Dia tahu bahwa masa Pembuangan akan berakhir dengan pengampunan dan
pemulihan Allah secara dramatis.
Pelayanan Yeremia sebagai nabi
diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari
sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke
Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas
Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari
kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan
kesuraman dan firasat buruk. Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu
koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir
dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer. 46:2).
Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang
Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem
ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan
kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan
ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang
memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan.
Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda
dalam tahun 586 SM.
Siapa
Yeremia?
Nama Yeremia mungkin berarti
"Allah meninggikan". Nama itu boleh jadi merupakan harapan
orang-tuanya atas Israel, tetapi arti itu lebih mendekati apa yang diharapkan
oleh mereka untuknya. Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di
Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan
Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun
ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan
pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak
menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia
mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan
pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba. Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa
Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang
membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer. 8:21-9:1).
Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman
nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan
sebagian besar bangsa Yehuda.
Pelayanan
Yeremia
Yeremia menjadi nabi selama lebih
dari empat puluh tahun: dari tahun ketiga belas Raja Yosia, yaitu tahun 627 SM
sampai penghancuran kota Yerusalem dan permulaan masa pengasingan dalam tahun
587/6 SM. Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan Raja Manasye yang membelot
dari Tuhan, dan melihat sedikit perbaikan pada zaman reformasi Yosia, tetapi
tidak terjadi pertobatan secara nasional.
Seperti Yehezkiel, Yeremia
memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk
mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang
lapuk (Yer. 13:1-14), musim kering (Yer. 14:1-9), larangan oleh
Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer. 16:1- 9), penjunan dan
tanah liat (Yer. 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer.
19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer. 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer.
27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer. 32:6-15), dan
batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer.
43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer.
1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer.
3:12; 7:2,27-28; 11:2,6; Yer. 13:12-13; 17:19-20), memungkinkan dia
untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun
tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan
(mis. Yer. 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa
pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (Yer.
43:1-44:30).
Walaupun sepi dan ditolak seumur
hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun
berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan
panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa
hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis
mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu
meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan
kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan
amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi
seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah
kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada
orang-orang senegerinya". Yeremia sering disebut "Nabi Kehancuran".
Tetapi dia juga "Nabi yang Pengharapannya tak pernah goyah". Hukuman
atas dosa tidak dapat dihindari, tetapi di atas semua itu Yeremia melihat bahwa
Allah selalu menunggu untuk mengampuni.
Yeremia membeberkan tiga
dosa yang utama:
o penyembahan berhala. Yer.
7:30-8:3; 19:1-15;
o amoralitas. Yer. 5:1-9
o nubuatan palsu: Yer.
7:3-11; 14:11-16; 23:9-40
Ajaran Yeremia yang utama
ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita atau bahkan
menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah.
PENULIS
& WAKTU PENULISAN
Penulis kitab ini jelas disebut
yaitu Yeremia (Yer. 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda,
Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis;
hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru
tulisnya yang setia (Yer. 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap
raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan
setelah membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina
kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu
dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer. 36:22-23). Yeremia
kemudian mendiktekan kembali nubuat- nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia
mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar,
Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya
Yeremia (+585 — 580 SM).
Bentuk & Tujuan
Kitab ini pada dasarnya merupakan
kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal
2-29), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51);
nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang
membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33). Nubuat-nubuat ini tidak secara
teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan
susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian
kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk
prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari:
1.
Kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. Yer. 1:1-19;
34:1-38:28; 40:1-45:5),
2.
Sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (Yer. 1:1-6:30),
Yoyakim (Yer. 7:1-20:18), dan Zedekia (Yer. 21:1-25:38; 34:1-22),
termasuk runtuhnya Yerusalem (Yer. 39:1-18),
3.
Aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan
bangsa-bangsa lainnya (Yer. 25:1-29:32; 46:1-52:34).
Kitab ini ditulis
1.
Untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita
nubuat Yeremia,
2.
Untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak
terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam
pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
3.
Untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak
nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; 20:4; Yer
25:1-14; 27:19-22; 28:15-17; 32:10-13; 34:1-5); nubuat lainnya yang
meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi
(mis. #/TB Yer 23:5-6; 30:8-9; 31:31-34; 33:14-16).
Ciri-Ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab
Yeremia:
1.
Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi
lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
2.
Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan
dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
3.
Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari
"nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita
Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena
umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa
kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
4.
Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8
kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus
ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan
kemurtadan.
5.
Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah
konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya
yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer. 31:31-34).
6.
Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab
lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan
bagian-bagian patut diingat.
7.
Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak
daripada di semua bagian lain di Alkitab.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam
PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer.
31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian
Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia
menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan
mereka (Yer. 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini
ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk. 22:20; bd. Mat.
26:26-29; Mrk. 14:22- 25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat
perjanjian baru Allah (Ibr. 8:8-13) dan akan mencapai puncak
kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom. 11:27).
Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus
Kristus dalam PB adalah:
1.
Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer.
23:1-8; lih. Mat. 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor. 1:30; 2Kor. 5:21);
2.
Ratapan yang hebat di Rama (Yer. 31:15) digenapi saat
Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat. 2:17-18); dan
3.
Semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer. 7:11)
ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat. 21:13; Mrk. 11:17;
Luk. 19:4).
Pesan
1.
Proses
Allah dalam Kehidupan Manusia (Yer
7:1-29)
Ayat-ayat ini mengandung
ringkasan dari pesan Yeremia yang ditulis dengan jelas. Di sini kita melihat
lima tahapan; melalui Yeremia, Allah:
o menuntut dan menggambarkan pertobatan yang sejati
o menyadarkan umat akan perasaan aman mereka yang tidak benar
o merinci dosa-dosa mereka
o menerangkan tentang isi Hukum yang benar
o memperingatkan tentang penghukuman yang tak dapat dihindari
2. Hidup Dalam Pertobatan Bukan Bergantung Pada Simbol Agama
"Perbaikilah cara hidup dan tingkah
lakumu." Pertobatan bukanlah semata-mata mengatakan "saya
menyesal," tetapi perubahan sikap dan perbuatan. Perhatikan bagaimana
orang Yehuda merasakan perasaan aman yang bodoh: "Ini adalah Rumah
Tuhan," oleh karena kita memiliki Rumah Tuhan maka kita pun
memiliki Allah. Kehadiran Allah secara nyata dibuktikan oleh sikap dan
perbuatan kita, bukan dengan memiliki simbol-simbol keagamaan berupa salib atau
Alkitab dan gereja. Yer 7:2-8 Inilah
pendapat mereka: kita mempunyai Rumah Tuhan, oleh karena itu kita boleh
bertindak semau kita. Pencurian, pembunuhan, perzinahan, kebohongan, bahkan
penyembahan berhala… setelah itu kita pergi ke gereja untuk sedikit beribadat. Yer.
7:9-11.
Pada suatu ketika seorang Hindu
menyampaikan pendapatnya di hadapan seorang misionaris Kristen, "Saya
tidak akan pernah mengampuni Saudara, karena Saudara mengatakan bahwa
kekristenan itu suatu agama". Kekristenan bukanlah hanya suatu agama
dengan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, berpuasa dan perayaan-perayaan
serta doa-doa yang dipanjatkan. Kekristenan merupakan suatu jalan kehidupan.
Kekristenan adalah kehidupan, kehidupan yang utuh. Di sinilah kegagalan
yang menyedihkan yang dialami oleh bangsa Yahudi pada zaman Yeremia. Mereka
semuanya "beragama". Mereka semua percaya kepada tuhan… segala macam
tuhan. Pasal Yer 7 memperingatkan tentang hal-hal lahiriah dalam
penampilan agama. Surat Yakobus yang pendek banyak mengulas hal ini.
3. Belajarlah Dari Sejarah
Pada waktu bangsa Israel memasuki
Kanaan, didirikanlah Tenda Pertemuan di Silo, dan Silo tetap merupakan pusat
penyembahan sampai pada zaman Hakim-hakim. Tetapi Mazmur 78:56-64
menggambarkan bahwa Silo dihancurkan ketika mereka memberontak, dan bangsa
Yahudi seharusnya sekarang menyadari bahwa bangunan Rumah Tuhan sekalipun tidak
dapat menyelamatkan mereka. Yer. 7:12-15
4. Ketaatan, bukti iman
Inti dari kesalehan bukanlah
pengorbanan tetapi kerendahan hati, ketaatan dan cara hidup yang suci. Yer.
7:21-29. Banyak orang Kristen yang beranggapan salah dengan berharap bahwa
jika mereka menjalani hidup yang baik, maka mereka akan hidup dalam kelimpahan,
terpandang dalam masyarakat dan dihormati. Hal ini memang seringkali terjadi.
Kitab Yeremia mengingatkan bahwa hal ini tidak selamanya demikian. Orang yang
selalu dapat diandalkan karena berbicara benar boleh jadi akan menjadi bahan
tertawaan.
5.
Penghiburan Dari Allah
Selalu ada penghiburan:
orang-orang Rekhab dengan kesetiaan mereka yang sederhana terhadap nenek moyang
mereka merupakan pengecualian yang mendorong semangat. Jangan terlalu
menekankan hal-hal yang suram (lihat Elia, 1Raj. 19:1-18). Yer.
35:1-19.
Tema-tema Kunci
1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang
salah tentang dosa. Dosa merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan
sebagai pengabaian kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan
dengan apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi
pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama semua pasal dan
catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia sebagai dosa manusia. Apa yang
menjadi pertanda yang umum? Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa?
Mengapa kita boleh berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah
laku manusia?
Orang yang berkhotbah mengenai
keselamatan boleh jadi mendapati bahwa dirinya disenangi, tetapi berkhotbah
mengenai penghakiman… mengandung kemungkinan dipukuli dan dilempari batu serta
dipenjarakan. Dapat menawarkan keselamatan bagi manusia merupakan hal yang
indah. Tetapi hukuman dan penghakiman merupakan sisi lain dari koin yang sama
yang merupakan bagian yang sama pentingnya dengan berita tentang penyelamatan
Allah. Anugerah murahan adalah surga tanpa neraka, keselamatan tanpa
pertobatan, kasih tanpa keadilan, kerasulan tanpa disiplin.
2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang
Suatu hal yang aneh bahwa kita
selalu ingin melihat sesuatu pada waktu beribadah. Oleh karena itu,
agama-agama dunia biasanya memberikan sesuatu, misalnya patung-patung raksasa
yang tersebar di seluruh Asia. Tetapi, perhatikanlah bagaimana lambang-lambang
alkitabiah pada akhirnya berubah menjadi ilah-ilah. Pelajari kisah tentang ular
tembaga (Bil. 21:4-9; 2Raj. 18:1-4). Pelajari sejarah Tabut Perjanjian (Kel.
25:10-22; 1Sam. 4:11). Perhatikan juga larangan Allah terhadap segala
bentuk patung dewa untuk disembah (Kel. 20:4-6,22,23). Bagaimana semua
ini berhubungan dengan kekristenan? Apakah ada bahaya dalam penggunaan salib
waktu beribadah?
3. Allah adalah Penjunan (pasal 18)
Penjunan adalah orang yang
membentuk tanah liat sehingga menjadi sebuah perabotan (Lihat khususnya Maz
2:1-9; Yes 45:9,10; 64:8,9; Rom 9:19-29.) Begitu juga manusia ibarat tanah
liat yang dibentuk oleh seorang Penjunan yaitu Allah. Oleh karena itu setiap
manusia harusnya memiliki sikap taat mutlak kepada Allah bukan memberontak. Karena
bagaimana mungkin tanah liat memberontak kepada penjunan?
4. Keberhasilan
Bagian dari kitab Yeremia ini
sebagian besar merupakan riwayat hidup. Kita melihat apa yang terjadi pada
utusan Allah yang setia itu. Dia berhasil karena melakukan apa yang Allah
perintahkan, tidak lebih dan tidak kurang; sebab apa yang dinubuatkannya
menjadi kenyataan; sebab Allah terus memakainya sebagai utusan-Nya yang
istimewa dan sebab Yeremia menyukakan hati Allah.
Tetapi dilihat dari sudut
manusiawi dia tidak terlalu berhasil. Yeremia ditentang oleh nabi-nabi lainnya,
diserahkan oleh penguasa kepada orang banyak, diancam dan dipenjarakan.
5.
Belajar Dari Nubuatan
Pelajaran dari buli-buli tanah
liat
Yeremia menggunakan alat bantu
visual. Buli-buli yang pecah merupakan lambang penghakiman. Reaksi terhadap
kejadian itu seharusnya pertobatan. Hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya
iman Yeremia sendiri diserang. Dia dipenjarakan, dan berseru (Yer. 20:7-18)
"Mengapa?" Harapannya ditelanjangi, kecuali harapannya terhadap Allah.
Yer. 19:1-20:18
Insiden tentang kuk
Bukan saja tidak mendapat
tanggapan dari rakyat, Yeremia malahan diperhadapkan dengan para
"nabi" lain. Dapat diterka bahwa di antara tuduhan-tuduhan mereka
terdapat "kecongkakan". Para pengkhotbah dewasa ini dapat mengalami
perlakuan yang sama. Yer. 27:1-28:17
2. Perasaan Iba Yeremia
Tetapi terdapat banyak
pengkhotbah yang menyenangi neraka. Merka senang sekali berkhotbah
tentang neraka. Yeremia bukanlah manusia seperti itu. Dia tentunya akan merasa
senang untuk berpikir bahwa nubuatan Nabi Hananya tentang kedamaian akan
digenapi: "Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian!" (Yer. 28:6).
Tetapi dia harus terus meyakinkan mereka bahwa hal ini bukan kehendak
Allah.
Pengkhotbah tidak boleh
selalu memikirkan tentang neraka. Allah sendiri pun tidak demikian! Neraka
harus dikhotbahkan… tetapi harus selalu didorong oleh rasa belas kasihan
seperti yang dimiliki Yeremia, dan bukan karena perasaan culas.
GARIS BESAR
1 KITAB PENGHAKIMAN Yer.
1:1-25:38
2 PENGANTAR Yer. 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
3 PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer.
2:1-6:30
Yer. 2:1-3:5
Dakwaan
Yer. 3:6-4:4
Himbauan untuk bertobat
Yer. 4:5-31
Peringatan: penghakiman dari Babel
Yer. 5:1-31
Tidak diketemukan orang yang saleh
Yer. 6:1-30
Peringatan kembali: penghakiman dari Babel
4 KHOTBAH PENUNTUTAN Yer.
7:1-10:25
Yer. 7:1-29
Hal-hal di luar agama
Yer. 7:30-8:3
Penghakiman atas penyembahan berhala I
Yer. 8:4-22
Ketegaran hati pendosa
Yer. 9:1-26
Pasal penuh air mata
Yer. 10:1-16
Penghakiman atas penyembahan berhala II
Yer. 10:17-22
Peringatan akan ancaman penghancuran
Yer. 10:23-25
Doa hamba Tuhan I
5 HUKUMAN YANG AKAN DITERIMA
Yer. 11:1-13:27
Yer. 11:1-17
Perjanjian dan kutukan
Yer. 11:18-23
Rencana jahat terhadap hamba Allah I
Yer. 12:1-17
Keluhan: Mengapa orang jahat hidup makmur?
Yer. 13:1-14
Ikat pinggang yang terkubur dan guci anggur yang rusak
Yer. 13:15-27
Ancaman pembuangan
6 BAYANGAN KEHANCURAN Yer
14:1-20:18
Yer. 14:1-15:21
Kekeringan, kelaparan dan perang
Yer. 16:1-21
Ketika Allah meninggalkan umat-Nya
Yer. 17:1-11
Nasib orang duniawi
Yer. 17:12-18
Doa hamba Allah II
Yer. 17:19-27
Pentingnya Hari Sabat
Yer. 18:1-12
Di rumah tukang periuk
Yer. 18:13-17
Tuduhan tukang periuk
Yer. 18:18-23
Rencana jahat terhadap hamba II
Yer. 19:1-15
Tanda dari periuk tanah liat
Yer. 20:1-6
Yeremia bertengkar dengan Imam Pasyur
Yer. 20:7-18
Keluhan hamba Allah
7 KEHIDUPAN DAN KEMATIAN Yer.
21:1-24:10
Yer. 21:1-14
Kapan hidup berarti mati dan mati berarti hidup
Yer. 22:1-30
Hukuman bagi raja-raja
Yer. 23:1-8
"Cabang yang Benar": tawaran pengampunan
Yer. 23:9-40
Nabi-nabi palsu
Yer. 24:1-10
Dua keranjang buah ara
8 KESIMPULAN Yer.
25:1-38
Yer. 25:1-14
Tujuh puluh tahun masa pembuangan
Yer. 25:15-38
Murka Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar