Rabu, 05 April 2017

PENGANTAR KITAB YEREMIA



Penulis: Yeremia
Tema: Hukuman Allah Tidak Terelakkan bagi Yehuda yang Tidak Bertobat.
Tanggal Penulisan: + 585 — 580 SM

Latar Belakang
Pada permulaan masa ini Asyur dan Mesir merupakan dua kekuatan besar. Bangsa Asyur dikalahkan oleh Babel pada tahun 612 SM dan demikian halnya dengan Mesir yang dihancurkan di Karkemis pada tahun 605 SM. Sejak saat itu Yeremia terus menerus mendorong Yehuda untuk menyerah kepada Babel, untuk menerima segala konsekuensi dari dosa-dosa mereka yaitu Pembuangan. Dia tahu bahwa masa Pembuangan akan berakhir dengan pengampunan dan pemulihan Allah secara dramatis.
Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan selatan Yehuda, sepanjang 40 tahun terakhir dari sejarahnya (626-586 SM). Ia masih hidup untuk menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir dengan kebinasaan Yerusalem dan Bait Suci. Karena tugas Yeremia ialah bernubuat kepada bangsa itu selama tahun-tahun akhir dari kemunduran dan kejatuhannya, dapatlah dimengerti bahwa, kitabnya penuh dengan kesuraman dan firasat buruk. Pada tahun 612 SM, Asyur dikalahkan oleh suatu koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir dikalahkan oleh Babel pada pertempuran di Karkemis (605 SM; lih. Yer. 46:2). Pada tahun yang sama pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang Palestina, merebut Yerusalem dan membawa sebagian pemuda pilihan dari Yerusalem ke Babel, di antara mereka terdapat Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi tahun 597 SM; ketika itu dibawa 10.000 orang tawanan ke Babel, di antaranya terdapat Yehezkiel. Selama ini nubuat Yeremia yang memperingatkan tentang hukuman Allah yang mendatang tidak diperhatikan. Kehancuran terakhir menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda dalam tahun 586 SM.

Siapa Yeremia?
Nama Yeremia mungkin berarti "Allah meninggikan". Nama itu boleh jadi merupakan harapan orang-tuanya atas Israel, tetapi arti itu lebih mendekati apa yang diharapkan oleh mereka untuknya. Yeremia, putra seorang imam, lahir dan dibesarkan di Anatot, desa para imam (6 km di timur laut dari Yerusalem) selama pemerintahan Raja Manasye yang jahat. Yeremia memulai pelayanan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintahan Raja Yosia yang baik, dan ia ikut mendukung gerakan pembaharuan Yosia. Akan tetapi, ia segera menyadari bahwa gerakan itu tidak menghasilkan perubahan yang sungguh-sungguh dalam hati bangsa itu; Yeremia mengingatkan bahwa jika tidak ada pertobatan nasional sejati, maka hukuman dan pemusnahan akan datang dengan tiba-tiba. Kitab nubuat ini menunjukkan bahwa Yeremia, sering kali disebut "nabi peratap," merupakan seorang yang membawa amanat keras namun berhati lembut dan hancur (mis. Yer. 8:21-9:1). Sifatnya yang lembut itu menjadikan penderitaannya makin mendalam ketika firman nubuat Allah ditolak dengan angkuh oleh kerabat dan sahabat, imam dan raja, dan sebagian besar bangsa Yehuda.
Pelayanan Yeremia
Yeremia menjadi nabi selama lebih dari empat puluh tahun: dari tahun ketiga belas Raja Yosia, yaitu tahun 627 SM sampai penghancuran kota Yerusalem dan permulaan masa pengasingan dalam tahun 587/6 SM. Yeremia dibesarkan pada masa pemerintahan Raja Manasye yang membelot dari Tuhan, dan melihat sedikit perbaikan pada zaman reformasi Yosia, tetapi tidak terjadi pertobatan secara nasional.
Seperti Yehezkiel, Yeremia memakai berbagai tindakan yang bersifat perumpamaan dan lambang untuk mengilustrasikan berita nubuatnya dengan lebih jelas: mis. ikat pinggang yang lapuk (Yer. 13:1-14), musim kering (Yer. 14:1-9), larangan oleh Allah untuk menikah dan mempunyai anak (Yer. 16:1- 9), penjunan dan tanah liat (Yer. 18:1-11), buli-buli yang dihancurkan penjunan (Yer. 19:1-13), dua keranjang buah ara (Yer. 24:1-10), kuk di pundaknya (Yer. 27:1-11), pembelian ladang di kota kelahirannya (Yer. 32:6-15), dan batu-batu besar yang disembunyikan dalam pelataran istana Firaun (Yer. 43:8-13). Pemahaman Yeremia yang jelas akan panggilannya sebagai nabi (Yer. 1:17), seiring dengan penegasan Allah yang berulang-ulang (mis. Yer. 3:12; 7:2,27-28; 11:2,6; Yer. 13:12-13; 17:19-20), memungkinkan dia untuk memberitakan nubuatnya dengan tegas dan setia kepada Yehuda kendatipun tanggapan yang terus diterimanya adalah permusuhan, penolakan, dan penganiayaan (mis. Yer. 15:20-21). Setelah kebinasaan Yerusalem, Yeremia dipaksa pergi ke Mesir di mana ia tetap bernubuat sampai kematiannya (Yer. 43:1-44:30).
Walaupun sepi dan ditolak seumur hidupnya, Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani. Kendatipun berhadapan dengan perlawanan yang berat, dengan setia ia melaksanakan panggilannya sebagai nabi untuk memperingatkan sesama warga Yehuda bahwa hukuman Allah makin dekat. Ketika merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti halnya Yeremia. Tetapi tragedi kehidupannya ialah: bahwa ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan menuai hanya kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang senegerinya". Yeremia sering disebut "Nabi Kehancuran". Tetapi dia juga "Nabi yang Pengharapannya tak pernah goyah". Hukuman atas dosa tidak dapat dihindari, tetapi di atas semua itu Yeremia melihat bahwa Allah selalu menunggu untuk mengampuni.
   Yeremia membeberkan tiga dosa yang utama:
 o penyembahan berhala. Yer. 7:30-8:3; 19:1-15;
 o amoralitas. Yer. 5:1-9
 o nubuatan palsu: Yer. 7:3-11; 14:11-16; 23:9-40
 Ajaran Yeremia yang utama ialah bahwa tidaklah cukup hanya mengetahui dosa-dosa kita atau bahkan menyesalinya saja. Pertobatanlah yang dituntut oleh Allah.

PENULIS & WAKTU PENULISAN
Penulis kitab ini jelas disebut yaitu Yeremia (Yer. 1:1). Setelah bernubuat selama 20 tahun di Yehuda, Yeremia diperintahkan Allah untuk menuangkan amanatnya dalam bentuk tertulis; hal ini dilakukannya dengan mendiktekan nubuat-nubuatnya kepada Barukh, juru tulisnya yang setia (Yer. 36:1-4). Karena Yeremia dilarang menghadap raja, Barukh diutus untuk membacakan nubuat-nubuat itu di rumah Tuhan, dan setelah membacakannya kepada Raja Yoyakim. Raja itu menunjukkan sikap menghina kepada Yeremia dan firman Allah dengan menyobek-nyobek kitab gulungan itu dengan pisau lalu melemparkannya ke dalam api (Yer. 36:22-23). Yeremia kemudian mendiktekan kembali nubuat- nubuatnya kepada Barukh, kali ini ia mencantumkan lebih banyak daripada di gulungan pertama. Kemungkinan besar, Barukh menyusun kitab Yeremia dalam bentuk terakhirnya segera sesudah wafatnya Yeremia (+585 — 580 SM).

Bentuk & Tujuan
Kitab ini pada dasarnya merupakan kumpulan nubuat-nubuat Yeremia, yang terutama dialamatkan kepada Yehuda (pasal 2-29), tetapi juga kepada sembilan bangsa asing lainnya (pasal 46-51); nubuat-nubuat ini terutama dipusatkan pada hukuman, walaupun ada beberapa yang membahas pemulihan (lih. khususnya pasal 30-33). Nubuat-nubuat ini tidak secara teliti disusun menurut kronologi atau tema, sekalipun kitab ini menyajikan susunan menyeluruh sebagaimana yang tampak dalam Garis Besar di atas. Sebagian kitab ini ditulis dalam bentuk syair, sedangkan bagian lainnya dalam bentuk prosa atau cerita. Berita nubuatnnya terjalin dengan aneka kilasan sejarah dari:
1.    Kehidupan pribadi dan pelayanan sang nabi (mis. Yer. 1:1-19; 34:1-38:28; 40:1-45:5),
2.    Sejarah Yehuda terutama selama masa Raja Yosia (Yer. 1:1-6:30), Yoyakim (Yer. 7:1-20:18), dan Zedekia (Yer. 21:1-25:38; 34:1-22), termasuk runtuhnya Yerusalem (Yer. 39:1-18),
3.    Aneka peristiwa internasional yang melibatkan Babel dan bangsa-bangsa lainnya (Yer. 25:1-29:32; 46:1-52:34).
Kitab ini ditulis
1.    Untuk menyediakan suatu catatan abadi dari pelayanan dan berita nubuat Yeremia,
2.    Untuk menyatakan hukuman Allah yang pasti jadi dan tidak terelakkan ketika umat-Nya melanggar perjanjian dan bersikeras dalam pemberontakan terhadap Allah dan firman-Nya, dan
3.    Untuk menunjukkan keaslian dan kekuasaan firman nubuat. Banyak nubuat Yeremia tergenapi pada zamannya sendiri (mis. Yer 16:9; 20:4; Yer 25:1-14; 27:19-22; 28:15-17; 32:10-13; 34:1-5); nubuat lainnya yang meliputi masa depan yang amat jauh digenapi kemudian atau masih belum digenapi (mis. #/TB Yer 23:5-6; 30:8-9; 31:31-34; 33:14-16).

Ciri-Ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Yeremia:
1.    Kitab ini menjadi kitab terpanjang kedua dalam Alkitab, berisi lebih banyak kata (bukan pasal) daripada kitab lainnya selain Mazmur.
2.    Kehidupan dan pergumulan pribadi Yeremia selaku nabi diungkapkan dengan lebih mendalam dan terinci dibandingkan nabi PL lainnya.
3.    Kitab ini sarat dengan kesedihan, sakit hati, dan ratapan dari "nabi peratap" itu karena pemberontakan Yehuda. Kendatipun berita Yeremia itu keras, ia menderita kesedihan dan hancur hati yang mendalam karena umat Allah; namun kesetiaannya adalah terutama kepada Allah, dan ia merasa kesedihan yang paling dalam karena hati Allah terluka.
4.    Salah satu kata kunci ialah "murtad," (dipergunakan 8 kali) dan "tidak setia" (dipakai 9 kali), dan tema yang muncul terus ialah hukuman Allah yang tidak terelakkan lagi atas pemberontakan dan kemurtadan.
5.    Satu-satunya penyataan teologis yang terbesar di kitab ini ialah konsep "perjanjian baru" yang akan ditetapkan Allah dengan umat-Nya yang setia pada saat pemulihan kelak (Yer. 31:31-34).
6.    Syairnya mengesankan dan penuh perasaan seperti syair Alkitab lainnya, dengan kelimpahan metafora, ungkapan-ungkapan yang hidup dan bagian-bagian patut diingat.
7.    Rujukan terhadap Babel di dalam nubuat Yeremia (164) lebih banyak daripada di semua bagian lain di Alkitab.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Yeremia terutama di kutip dalam PB berkenaan dengan nubuatnya tentang "perjanjian baru" (Yer. 31:31-34). Sekalipun Israel dan Yehuda berkali-kali melanggar perjanjian-perjanjian Allah dan kemudian dihancurkan dalam hukuman akibat kemurtadan mereka, Yeremia menubuatkan suatu saat ketika Allah akan mengikat perjanjian yang baru dengan mereka (Yer. 31:31). PB menjelaskan bahwa perjanjian yang baru ini ditetapkan dengan kematian dan kebangkitan Kristus (Luk. 22:20; bd. Mat. 26:26-29; Mrk. 14:22- 25), dan kini digenapi di dalam gereja selaku umat perjanjian baru Allah (Ibr. 8:8-13) dan akan mencapai puncak kesempurnaan dalam penyelamatan Israel yang luar biasa (Rom. 11:27). Bagian-bagian lain tentang Mesias di Yeremia yang diterapkan kepada Yesus Kristus dalam PB adalah:
1.    Mesias sebagai gembala yang baik dan tunas Daud yang adil (Yer. 23:1-8; lih. Mat. 21:8-9; Yoh 10:1-18; 1Kor. 1:30; 2Kor. 5:21);
2.    Ratapan yang hebat di Rama (Yer. 31:15) digenapi saat Herodes berusaha membunuh bayi Yesus (lih. Mat. 2:17-18); dan
3.    Semangat Mesias akan kesucian rumah Allah (Yer. 7:11) ditunjukkan ketika Yesus menyucikan Bait Allah. (lih. Mat. 21:13; Mrk. 11:17; Luk. 19:4).

Pesan
1.    Proses Allah dalam Kehidupan Manusia (Yer 7:1-29)
Ayat-ayat ini mengandung ringkasan dari pesan Yeremia yang ditulis dengan jelas. Di sini kita melihat lima tahapan; melalui Yeremia, Allah:
o menuntut dan menggambarkan pertobatan yang sejati
o menyadarkan umat akan perasaan aman mereka yang tidak benar
o merinci dosa-dosa mereka
o menerangkan tentang isi Hukum yang benar
o memperingatkan tentang penghukuman yang tak dapat dihindari
2. Hidup Dalam Pertobatan Bukan Bergantung Pada Simbol Agama
 "Perbaikilah cara hidup dan tingkah lakumu." Pertobatan bukanlah semata-mata mengatakan "saya menyesal," tetapi perubahan sikap dan perbuatan. Perhatikan bagaimana orang Yehuda merasakan perasaan aman yang bodoh: "Ini adalah Rumah Tuhan," oleh karena kita memiliki Rumah Tuhan maka kita pun memiliki Allah. Kehadiran Allah secara nyata dibuktikan oleh sikap dan perbuatan kita, bukan dengan memiliki simbol-simbol keagamaan berupa salib atau Alkitab dan gereja. Yer 7:2-8  Inilah pendapat mereka: kita mempunyai Rumah Tuhan, oleh karena itu kita boleh bertindak semau kita. Pencurian, pembunuhan, perzinahan, kebohongan, bahkan penyembahan berhala… setelah itu kita pergi ke gereja untuk sedikit beribadat. Yer. 7:9-11.
Pada suatu ketika seorang Hindu menyampaikan pendapatnya di hadapan seorang misionaris Kristen, "Saya tidak akan pernah mengampuni Saudara, karena Saudara mengatakan bahwa kekristenan itu suatu agama". Kekristenan bukanlah hanya suatu agama dengan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, berpuasa dan perayaan-perayaan serta doa-doa yang dipanjatkan. Kekristenan merupakan suatu jalan kehidupan. Kekristenan adalah kehidupan, kehidupan yang utuh. Di sinilah kegagalan yang menyedihkan yang dialami oleh bangsa Yahudi pada zaman Yeremia. Mereka semuanya "beragama". Mereka semua percaya kepada tuhan… segala macam tuhan. Pasal Yer 7 memperingatkan tentang hal-hal lahiriah dalam penampilan agama. Surat Yakobus yang pendek banyak mengulas hal ini.
3. Belajarlah Dari Sejarah
Pada waktu bangsa Israel memasuki Kanaan, didirikanlah Tenda Pertemuan di Silo, dan Silo tetap merupakan pusat penyembahan sampai pada zaman Hakim-hakim. Tetapi Mazmur 78:56-64 menggambarkan bahwa Silo dihancurkan ketika mereka memberontak, dan bangsa Yahudi seharusnya sekarang menyadari bahwa bangunan Rumah Tuhan sekalipun tidak dapat menyelamatkan mereka. Yer. 7:12-15
4. Ketaatan, bukti iman
Inti dari kesalehan bukanlah pengorbanan tetapi kerendahan hati, ketaatan dan cara hidup yang suci. Yer. 7:21-29. Banyak orang Kristen yang beranggapan salah dengan berharap bahwa jika mereka menjalani hidup yang baik, maka mereka akan hidup dalam kelimpahan, terpandang dalam masyarakat dan dihormati. Hal ini memang seringkali terjadi. Kitab Yeremia mengingatkan bahwa hal ini tidak selamanya demikian. Orang yang selalu dapat diandalkan karena berbicara benar boleh jadi akan menjadi bahan tertawaan.
5. Penghiburan Dari Allah
Selalu ada penghiburan: orang-orang Rekhab dengan kesetiaan mereka yang sederhana terhadap nenek moyang mereka merupakan pengecualian yang mendorong semangat. Jangan terlalu menekankan hal-hal yang suram (lihat Elia, 1Raj. 19:1-18). Yer. 35:1-19.


Tema-tema Kunci
1. Dosa
Orang mempunyai pengertian yang salah tentang dosa. Dosa merupakan suatu istilah keagamaan yang diartikan sebagai pengabaian kewajiban keagamaan. Oleh karena itu, Allah hanya berurusan dengan apa yang terjadi pada suatu hari dalam seminggu, dan apa yang terjadi pada enam hari lainnya bukan urusan-Nya! Bacalah dengan saksama semua pasal dan catatlah semua hal yang dianggap oleh Yeremia sebagai dosa manusia. Apa yang menjadi pertanda yang umum? Lihat Yohanes 16:5-11. Apa definisi dosa? Mengapa kita boleh berharap bahwa percaya kepada Yesus akan mengubah tingkah laku manusia?
Orang yang berkhotbah mengenai keselamatan boleh jadi mendapati bahwa dirinya disenangi, tetapi berkhotbah mengenai penghakiman… mengandung kemungkinan dipukuli dan dilempari batu serta dipenjarakan. Dapat menawarkan keselamatan bagi manusia merupakan hal yang indah. Tetapi hukuman dan penghakiman merupakan sisi lain dari koin yang sama yang merupakan bagian yang sama pentingnya dengan berita tentang penyelamatan Allah. Anugerah murahan adalah surga tanpa neraka, keselamatan tanpa pertobatan, kasih tanpa keadilan, kerasulan tanpa disiplin.
2. Penyembahan berhala: dosa dan lambang-lambang
Suatu hal yang aneh bahwa kita selalu ingin melihat sesuatu pada waktu beribadah. Oleh karena itu, agama-agama dunia biasanya memberikan sesuatu, misalnya patung-patung raksasa yang tersebar di seluruh Asia. Tetapi, perhatikanlah bagaimana lambang-lambang alkitabiah pada akhirnya berubah menjadi ilah-ilah. Pelajari kisah tentang ular tembaga (Bil. 21:4-9; 2Raj. 18:1-4). Pelajari sejarah Tabut Perjanjian (Kel. 25:10-22; 1Sam. 4:11). Perhatikan juga larangan Allah terhadap segala bentuk patung dewa untuk disembah (Kel. 20:4-6,22,23). Bagaimana semua ini berhubungan dengan kekristenan? Apakah ada bahaya dalam penggunaan salib waktu beribadah?
3. Allah adalah Penjunan (pasal 18)
Penjunan adalah orang yang membentuk tanah liat sehingga menjadi sebuah perabotan (Lihat khususnya Maz 2:1-9; Yes 45:9,10; 64:8,9; Rom 9:19-29.) Begitu juga manusia ibarat tanah liat yang dibentuk oleh seorang Penjunan yaitu Allah. Oleh karena itu setiap manusia harusnya memiliki sikap taat mutlak kepada Allah bukan memberontak. Karena bagaimana mungkin tanah liat memberontak kepada penjunan?
4. Keberhasilan
Bagian dari kitab Yeremia ini sebagian besar merupakan riwayat hidup. Kita melihat apa yang terjadi pada utusan Allah yang setia itu. Dia berhasil karena melakukan apa yang Allah perintahkan, tidak lebih dan tidak kurang; sebab apa yang dinubuatkannya menjadi kenyataan; sebab Allah terus memakainya sebagai utusan-Nya yang istimewa dan sebab Yeremia menyukakan hati Allah.
   Tetapi dilihat dari sudut manusiawi dia tidak terlalu berhasil. Yeremia ditentang oleh nabi-nabi lainnya, diserahkan oleh penguasa kepada orang banyak, diancam dan dipenjarakan.
5. Belajar Dari Nubuatan
Pelajaran dari buli-buli tanah liat
Yeremia menggunakan alat bantu visual. Buli-buli yang pecah merupakan lambang penghakiman. Reaksi terhadap kejadian itu seharusnya pertobatan. Hal itu tidak pernah terjadi. Sebaliknya iman Yeremia sendiri diserang. Dia dipenjarakan, dan berseru (Yer. 20:7-18) "Mengapa?" Harapannya ditelanjangi, kecuali harapannya terhadap Allah. Yer. 19:1-20:18
Insiden tentang kuk
Bukan saja tidak mendapat tanggapan dari rakyat, Yeremia malahan diperhadapkan dengan para "nabi" lain. Dapat diterka bahwa di antara tuduhan-tuduhan mereka terdapat "kecongkakan". Para pengkhotbah dewasa ini dapat mengalami perlakuan yang sama. Yer. 27:1-28:17

2. Perasaan Iba Yeremia
 Tetapi terdapat banyak pengkhotbah yang menyenangi neraka. Merka senang sekali berkhotbah tentang neraka. Yeremia bukanlah manusia seperti itu. Dia tentunya akan merasa senang untuk berpikir bahwa nubuatan Nabi Hananya tentang kedamaian akan digenapi: "Amin! Moga-moga Tuhan berbuat demikian!" (Yer. 28:6). Tetapi dia harus terus meyakinkan mereka bahwa hal ini bukan kehendak Allah.
   Pengkhotbah tidak boleh selalu memikirkan tentang neraka. Allah sendiri pun tidak demikian! Neraka harus dikhotbahkan… tetapi harus selalu didorong oleh rasa belas kasihan seperti yang dimiliki Yeremia, dan bukan karena perasaan culas.

GARIS BESAR
1 KITAB PENGHAKIMAN Yer. 1:1-25:38
2 PENGANTAR Yer. 1:1-19
Panggilan dan penugasan Yeremia
3 PENGANTAR PENGHAKIMAN Yer. 2:1-6:30
Yer. 2:1-3:5         Dakwaan
Yer. 3:6-4:4         Himbauan untuk bertobat
Yer. 4:5-31          Peringatan: penghakiman dari Babel
Yer. 5:1-31          Tidak diketemukan orang yang saleh
Yer. 6:1-30          Peringatan kembali: penghakiman dari Babel
4 KHOTBAH PENUNTUTAN Yer. 7:1-10:25
Yer. 7:1-29          Hal-hal di luar agama
Yer. 7:30-8:3       Penghakiman atas penyembahan berhala I
Yer. 8:4-22          Ketegaran hati pendosa
Yer. 9:1-26          Pasal penuh air mata
Yer. 10:1-16        Penghakiman atas penyembahan berhala II
Yer. 10:17-22      Peringatan akan ancaman penghancuran
Yer. 10:23-25      Doa hamba Tuhan I
5 HUKUMAN YANG AKAN DITERIMA Yer. 11:1-13:27
Yer. 11:1-17        Perjanjian dan kutukan
Yer. 11:18-23      Rencana jahat terhadap hamba Allah I
Yer. 12:1-17        Keluhan: Mengapa orang jahat hidup makmur?
Yer. 13:1-14        Ikat pinggang yang terkubur dan guci anggur yang rusak
Yer. 13:15-27      Ancaman pembuangan
6 BAYANGAN KEHANCURAN Yer 14:1-20:18
Yer. 14:1-15:21   Kekeringan, kelaparan dan perang
Yer. 16:1-21        Ketika Allah meninggalkan umat-Nya
Yer. 17:1-11        Nasib orang duniawi
Yer. 17:12-18      Doa hamba Allah II
Yer. 17:19-27      Pentingnya Hari Sabat
Yer. 18:1-12        Di rumah tukang periuk
Yer. 18:13-17      Tuduhan tukang periuk
Yer. 18:18-23      Rencana jahat terhadap hamba II
Yer. 19:1-15        Tanda dari periuk tanah liat
Yer. 20:1-6          Yeremia bertengkar dengan Imam Pasyur
Yer. 20:7-18        Keluhan hamba Allah
7 KEHIDUPAN DAN KEMATIAN Yer. 21:1-24:10
Yer. 21:1-14        Kapan hidup berarti mati dan mati berarti hidup
Yer. 22:1-30        Hukuman bagi raja-raja
Yer. 23:1-8          "Cabang yang Benar": tawaran pengampunan
Yer. 23:9-40        Nabi-nabi palsu
Yer. 24:1-10        Dua keranjang buah ara
8 KESIMPULAN Yer. 25:1-38
Yer. 25:1-14         Tujuh puluh tahun masa pembuangan
Yer. 25:15-38       Murka Allah

Tidak ada komentar: