Jumat, 03 Mei 2019

DOKTRIN ALLAH


 Disusun Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
        Pemahaman iman Kristen tentang Allah adalah unik dan sangat berbeda dengan berbagai konsep Allah yang terdapat di dalam semua kepercayaan lain meski mempunyai pemahaman monotheistik. Istilah ”theologi” (Yun. Qeoj dan logoj) secara khusus dipahami sebagai pelajaran tentang Allah di mana di dalamnya dibahas pemahaman tentang diri Allah dan karya-Nya. Di dalam keKristenan, doktrin Allah merupakan pengajaran tentang segala sesuatu yang Alkitab nyatakan berkenaan dengan diri Allah dan karya-Nya.[1] Dalam tulisan ini akan membahas dengan singkat mengenai bagaimana Allah dalam iman Kristen. Calvin menyatakan bahwa pengetahuan tentang Allah membawa kita untuk mengetahui keadaan diri kita dan sebaliknya. Ia Menuliskan Dalam Instituionya:
"Sebab, pertama, tiada seorang pun dapat mengamati dirinya sendiri tanpa segera menjuruskan pikirannya kepada Allah, yang di dalam-Nya ia hidup dan bergerak. Karena sangat jelas bahwa karunia-karunia yang merupakan kemuliaan kita sekali-kali bukan diri kita; bahkan kita hanya ada karena kita berada di dalam Allah saja. Lalu oleh kebaikan-kebaikan yang menetes ke atas diri kita itu, kita seakan-akan oleh batang-batang air dibimbing ke sumber-sumbernya. Bahkan: dari kemiskinan kita ini lebih jelas lagi terlihat betapa tak terhingganya kebaikan-kebaikan yang terdapat pada Allah.... Dengan demikian, setelah merasakan kebodohan kita, kesia-siaan, kemiskinan, kelemahan kita dan akhirnya kebejatan dan kerusakan kita, kita samapai pada pengetahuan bahwa tiada lain kecuali pada Allah-lah benar-benar terdapat hikmat terang, kebajikan kukuh, kelimpahan sempurna segala kebaikan, keadilan yang murni. Pendeknya, tergeraklah hati kita oleh kesengsaraan kita, sehingga ditelitinya kebaikan-kebaikan Allah. Dan kita baru dapat mendamkan Dia dengan sungguh-sungguh, kalau kita sudah mulai benar-benar tidak senang akan diri kita sendiri. Karena tentu saja setiap orang akan merasa senang dan puas akan dirinya sendiri, dan setiap orang memang merasa puas akan dirinya selama ia tidak mengenal dirinya: yaitu selama ia membanggakan kepadaian-kepandaiannya dan tidak mengenal kemalangannya, atau telah melupakannya. Dengan demikian, pengetahuan akan diri kita sendiri tidak hanya mendorong kita masing-masing mengenal Allah, tetapi kita kita juga dibimbing oleh pengetahuan itu untuk menemukannya." (Yohanes Calvin, Institutio (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2011), 7-8)


      A.    Penyataan Allah
Manusia bisa mengenal Allah karena Allahlah yang terlebih dahulu menyatakan dirinya kepada manusia. Untuk bisa mengenal Allah manusia dapat mengenal Allah sebatas apa yang Allah nyatakan melalui firman-Nya (Ul. 29:29).
Penyataan Allah ada dua, yaitu:
1.      Penyataan umum[2]
a.      Alam semesta (Ayub 12:7-9; Maz. 8:2-4; 19:1-7: 50:6; Yes. 40:12-14)
b.      Sejarah umat manusia (II Sam. 23:2; Yer. 1-9)
c.       Hati nurani manusia (Pkh. 3:11; Rm 2:15-16)
2.      Penyataan khusus[3]
a.      Tindakan Ajaib: Mujizat (Kel. 3:2; Hak. 6:7; Yun. 1:1; Mat. 14:13-21), Visi (Yes. 1:1; 8:3; 11:24; 43:3), mimpi (Kej. 28:12-16; I Raj. 3:5-15; Dan. 7:1), Epifani (penampakkan diri Allah): Malaikat (Kej. 18,19), Api (Kel. 3:2), tiang awan dan tiang api (Kel 13:21), badai (Ay. 38:1).
b.      Alkitab (Yoh. 6:68; II Tim. 3:16)
c.       Yesus Kristus (Yoh. 1:18; Ibr. 1:1-4; Kol. 1:15; 2-9)
      B.     Hakikat Allah
Ada empat hakikat Allah yang dapat kita pelajari dari Alkitab, yaitu Allah dan Roh (the spirituality of God), Allah adalah pribadi (the personality of God), Allah itu Esa (the unity of God), dan Allah itu Trinitas (the trinity of God).
     1.      Allah adalah Roh  (the spirituality of God)[4]
Bukti Alkitab
a.       Kej. 1:2 “dalam proses penciptaan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan bumi
b.      Yoh. 4:24 “Tuhan Yesus menegaskan bahwa Allah itu Roh
Sifat-sifat Allah sebagai Roh:[5]
a.       Sebagai Roh maka Allah tidak kelihatan
b.      Sebagai Roh maka Allah tidak terikat pada suatu tempat tertentu
c.       sebagai Roh maka Allah tidak digambar oleh manusia
d.      sebagai Roh maka Allah dapat menyatakan diri dalam bentuk yang nampak
       2.      Allah adalah pribadi (the personality of God)
Bukti Alkitab
Bukti Alkitab yang menunjukkan bahwa Allah pribadi adalah melalui penyataan antropomorfisme Allah. Antropomormisme (antropos: manusia), artinya mengenakan ciri-ciri manusia kepada Allah.  Antropomorfisme ada dua, yaitu:[6]
a.       Allah dinyatakan memiliki anggota tubuh (bodily Anthrophism)
Allah bisa melihat (Kej. 11:5), berbicara (Kej. 1:3), berjalan (Kej. 3:8), mendengar (Kej. 1:4), mencium (1 Samuel 26:19), memiliki tangan (Yes. 50:11), kaki (kel. 24:10), wajah (Bil.6:25).
b.      Allah memiliki emosi dan intelektual (personality Aantrophism)
Allah bisa cemburu (Kel. 120:5), marah (Maz. 102:11), Menyesal (Kej. 6:6), Mengasihi (Maz. 103:8), dan berpikir (Ams. 4:13).
Menyatakan Allah sebagai pribadi maka Allah memiliki:[7]
a.       Kecerdasan (intelligence)
b.      Kesadaran akan diri sendiri (self consciousness)
c.       Penentuan diri sendiri (self determination)
       3.      Allah itu Esa (the unity of God)
Bukti Alkitab:
Kel. 20:2-3 “Akulah Tuhan Allahmu,…jangan ada padamu allah lain di hadapanku
Ul. 4:39 “…, ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.”
Ul.6:4 “…, TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
Mrk. 12:29 “…, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa”
1 Kor. 8:4 “…, tidak ada Allah lain dari pada Allah esa”
Ada dua kesimpulan keesaan Allah, yaitu:[8]
a.       Manusia harus beribadah kepada Tuhan dengan hati yang bulat (esa) pula dengan tidak bercabang hati.
b.      Keberadaan ilah-ilah ada dalam dunia
        4.      Allah itu trinitas (the trinity of God)[9]
Trinity artinya “tiga dalam satu (three in unity)” istilah Allah tritunggalmemang tidak ditemukan dalam Alkitab tetapi Alkitab menyatakan fakta-fakta bahwa Allah Tritunggal.
Bukti Alkitab :
a.       Kej. 1:1 “kata ‘Allah’dalam bahasa ibrani yaitu ‘elohim’” akhiran –im menunjukkan bentuk jamak (lebih dari satu) dari Allah
b.      Kej. 1:26 “kata “kita”menunjukkan jumlah jamak (lebih dari satu)”
c.       Mat. 3:16-17 “dalam pembaptisanYesus: Allah Bapa yang berfirman, Yesus Kristus adalah oknim kedua yang menjadi manusia, dan Allah Roh kudus yang turun dalam bentuk merpati.”
d.      Mat. 28:19-20 “amanat agung Tuhan Yesus
e.       Formula berkat rasuli “kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh kudus menyertai kamu sekalian (2Kor. 13:13).”
       C.    Nama Allah Dalam Alkitab[10]
Ada beberapa nama sebutan untuk Allah dalam Alkitab PL dan PB.
Dalam PL yaitu:
1.      Allah (EL) menunjukkan pribadi yang ilahi (Maz. 78:35)
2.      TUHAN (YAHWEH= AKU ADALAH AKU) nama pribadi Allah yang dinyatakan bagi umat pilihan-Nya (kel. 3:14).
3.      Tuhan (adonay) kata ganti untuk menyebut nama TUHAN (YAHWEH) Karena nama itu sakral, dan juga untuk menunjukkan ketergantungan dan kepatuhan seorang hamba kepada tuannya (Maz.89;7-9).
Dalam PB, yaitu:
1.      Theos (Allah) menunujukkan pribadi yang ilahi = El (Mat.6:24;Luk.7:16;Yoh.5:18)
2.      YESUS (Ibr. yasa yang artinya: ’menyelamatkan’) nama pribadi Allah yang berinkarnasi (Mat. 1:21).
3.      Kurios (Tuhan) kata ganti untuk gelar kepada Tuhan Yesus yang menunjukkan ketergantungan dan kepatuhan seorang hamba kepada tuannya (Rm. 10:9).
       D.    Sifat-sifat Allah[11]
           Allah juga memiliki sifat-sifat yang dapat dikomunikasikan bagi manusia (imanensi Allah) dan sifat-sifat yang tidak dapat dikomunikasikan Allah (tersendensi Allah).Berdasarkan dari firman yang dinyatakan-Nya.
1.      Sifat-sifat imanensi Allah
a.       Maha bijaksana (Yes. 31:2)
b.      Maha baik dan Rahmani (Maz.145:9)
c.       Maha kudus (Ams 9:10)
d.      Maha benar (Yer. 10:10)
e.       Maha adil (Maz. 21:12)
f.       Maha murah (Roma 11:22)
g.      Kasih (Yoh. 3:16)
h.      Setia (1 Kor 10:13)
2.      Sifat-sifat trasendensi Allah
a.       Tidak diciptakan (Why 1:8)
b.      Tidak berubah immutable (Maz.102:28)
c.       Maha kuasa omnipotent (Ayb 5:17;Why.19:6)
d.      Maha tahu omniscient(Rm 11:33)
e.       Maha hadir omnipresent (I Raj.8:27)
f.       Kekal eternal (1 Tim.1:17)
      E.     Karya-karya Allah[12]
Alkitab mencatat bahwa Allah adalah Allah yang kreatif yang terus bekerja. Ada begitu banyak karya Allah, namun ada karya-karya pokok yang Ia kerjakan, yaitu:
1.      Mencipta  (created)
Allah menciptakan dari tidak ada menjadi ada (ex nihilo).Allah adalah pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, baik darat, laut, tumbuhan, hewan maupun manusia (kej. 1:1-31).
2.      Memelihara (providentia)
Setelah Allah menciptakan segala sesuatu; maka Dia bertanggung jawab atas segala ciptaan-Nya. Untuk itu Allah memelihara ciptaan-Nya (Mat.6:26-28;Ul.11:2;Maz. 116:6, Maz.17:8;Ams2:8)
3.      Menyelamatkan (predestinasi)
Setelah manusia jatuh kedalam dosa, maka Allah berkarya untuk meyelamatkan manusia dari perbudakan dosa. Karya-Nya ini justru telah dirancangkan sebelum dunia dijadikan dan telah dikerjakan-Nya disepanjang PL (Yes.25;9;Yun.2:9). Ini terkait dengan pemilihan Allah (Rm.8:29;9:11;Ef.1:4; 2Tes.2:13). Puncaknya karya keselamatan ini dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus sebagai inkarnasi Allah untuk menyelamatkan umat-Nya (Mat. 1:21). Karya keselamatan Kristus ini merupakan satu kesatuan dengan karya Kristus yang lainnya, yaitu penebusan (Rm3:24),pendamaian (Rm 5:11) dan pengampunan dosa (Ef1:7; Kol.1:14). Ini juga tidak terlepas dari karya roh kudus yang membuat orang dilahirkan kembali (Yoh 3;3-5). Setelah itu roh kudus terus berkarya untuk menghibur gereja (Yoh 16:7), memimpin gereja kepada seluruh kebenaran (Gal 5:25).Hal ini berlangsung sampai Kristus datang kembali untuk menghakimi.
4.      Menghakimi (judgment)
Pada akhir zaman, Kristus datang menjadi hakim atas dunia (Ibr.10:10; 12:23). Ini merupakan penghakiman yang terakhir. Sesudah itu semua orang akan masuk kedalam kekekalan, baik disurga maupun dineraka.
            F.     Pendekatan Filosofis Dalam Memahami Allah
Dalam memahami tentang Allah ada prinsip filosofis yang penting kita pahami. Prinsip yang dinyatakan oleh Alkitab yaitu memahami Allah dengan prinsip from above to below. Artinya memahami Allah dari bagian Allah yang trasendensi menunju ke bagian yang imanensi. Dengan pendekatan demikian dalam iman Kristen keunikan Allah itu terlihat, bahwa Allah memiliki keunikan yang memang tidak dapat dipahami secara tuntas oleh manusia. Namun manusia dapat memahami Allah oleh karena Allah sendiri yang membuka diri-Nya untuk dikenal oleh ciptaan-Nya. Pendekatan filosofis ini akan menyadarkan manusia bahwa Personalitas yang sempurna dan kekal hanya ada pada Allah dan kemampuan untuk memahami hal tersebut oleh karena Personalitas tersebut membatasi diri-Nya. Pendekatan Allah jika menerapkan prinsip from below to above akan membuat manusia memikirkan Allah hanya pada keterbatasan manusia, sehingga Allah digambarkan dalam batasan-batasan pemikiran manusia, dengan demikian manusialah yang memproyeksi siapa dan bagaimana Allah. Namun dalam iman Kristen Allahlah yang memproyeksikan siapa dan bagaimana Diri-Nya.
Pemikiran secara filosofis akan membawa manusia untuk membuktikan keberadaan Allah dengan berbagai macam argumentasi. Beberapa di antaranya adalah:
1.      Argumentasi Kosmologis – Segala sesuatu menajdi ada karena ada Penyebab Pertama (causa prima), dan Causa Prima itu adalah Allah yang berada pada diri-Nya sendiri (Rom. 1:20).
2.      Argumentasi Teleologis – Semua yang ada berjalan di dalam tatanan yang teratur, maka pasti ada Pengatur  di balik semuanya, yaitu Allah (Mzm. 19:1-6).
3.      Argumentasi Moral – Adanya semacam peraturan yang membedakan antara benar dan salah membuktikan adanya hukum moral yang berlaku. Pembuat hukum ini pastilah Allah (Rom. 2:14-15; Yak. 4:12).
4.      Argumentasi Ontologis – Adanya ide kesempurnaan menjadi dasar untuk memahami bahwa keberadaan yang sempurna di balik semuanya, dan itu adalah Allah (Kis. 17:27; Rom. 1:19).
     Semua upaya di atas secar logis tidak salah, namun tidak berarti keberadaan Allah bergantung pada cara pembuktian seperti itu. Allah tidak menjadi ada atau tidak ada karena manusia dapat membuktikan dengan penalaran logika bahwa Ia ada atau tidak ada.Alkitab tidak berusaha membuktikan apakah Allah ada atau tidak ada, melainkan sejak Kejadian 1:1, Alkitab sudah menyatakan keberadaan Allah. Alkitab juga mengungkapkan bahwa semua keberadaan yang ada di dalam dunia ini justru membuktikan bahwa Allah ada dan bahwa semua bergantung pada-Nya (Mzm. 19; Yes. 40:26; Kis. 14:17; Rom. 1:19).[13]
           G.    Penutup
Allah adalah Allah yang tak terbatas namun rela memabatasi Diri-Nya sehingga manusia dapat memahami-Nya dalam keterbatasan manusia. Pengenalan manusia kepada Allah oleh karena Allah yang memperkenalkan Diri-Nya kepada manusia. Penyingkapan Diri Allah (The revealed of God) melalui penyataan umum dan khusus. Alkitab memberikan kepastian kepada kita bahwa Allah ada dan bagaimana Allah. Sehingga di dalam dan melalui Alkitab kita mendapatkan pengajaran yang jelas tentang Allah sejauh Alkitab membukakan. Soli Deo Gloria.


[1] Thomy J. Matakupan, Doktrin Allah (Surabaya, Momentum, 2010), 1
[2] J.Fetcher Manafe, Doktrin Tentang Allah, Diktat, Tanjung Enim: STTE, 2010, Hal. 2
[3] Gunaryo Sudarmanto, Menjadi Pelayan Kristus Yang Baik, Batu: Departemen Multimedia YPPII, 2009, Hal. 145
[4]Ibid.., Hal. 155
[5] J. Fetcher Manafe, doktrin…, Hal. 10
[6] Gunaryo Sudarmanto, Kristologi 1, diktat, Tanjung Enim: STTE, 1999, Hal. 6-7
[7]J. fetcher Manafe, Doktrin…, Hal. 10
[8]J. fetcher Manafe, Doktrin…, hal. 11
[9]ibid…, hal. 12-13
[10] Gunaryo Sudarmanto, menjadi,…,Hal. 156-157
[11] J.fetcher Manafe, Doktrin…, hal. 16
[12] Gunaryo Sudarmanto, Menjadi…, hal. 157-158
[13] J. Matakupan, Doktrin Allah, 15-16