Jumat, 18 Desember 2015

NUBUAT KEHIDUPAN MESIAS (Seri Theologi Sistematika)


Disusun oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th

Fakta Perjanjian Lama tentang kehidupan Kristus juga sudah dipaparkan dalam nubuat-nubuat PL dan juga sudah digenapi dengan sangat jelas dalam fakta historis PB. Berikut beberapa fakta nubuatan tentang kehidupan Mesias dalam PL dan penggenapan-Nya dalam PB.
a.    Kelahiran Mesias
Kelahiran Mesias (Kej. 3:15 digenapi dalam Gal. 4:4), yaitu melalui seorang dara (Yes. 7:14), daftar silsilah-Nya (Kej. 49:10; 2Sam. 7:16 digenapi dalam Mat. 1:1; Luk. 3:23) dan tempat kelahiran-Nya (Mik. 5:2 digenapi dalam Luk. 2:4-7).[1]
b.      Penyambutan Mesias
Penyambutan Mesias yang masuk ke Yerusalem dengan menunggang keledai muda dinubuatkan dalam PL dalam Zakharia 9:9 yang digenapi dalam Markus 19:35-38. 
c.    Pelayanan Mesias
Pelayanan-Nya (Maz. 69:8-10; Yes. 9:1-2 digenapi dalam Mat. 4:14-16), dituliskan Ia adalah nabi yang akan datang (Ul. 18:15, 18, 19 di genapi dalam Kis. 3:20,22), Ia akan bertugas sebagai seorang Imam (Maz. 110:4 digenapi dalam Ibr. 5:5,6), Ia akan menjadi domba paskah (Kel. 12:46 digenapi dalam Yoh. 19:36).[2] Karya Mesias yang dinubuatkan dalam PL yang digenapi dalam PB, yaitu: meredakan angin ribut (Maz. 107:29 digenapi dalam Mat. 8:23-27), Menyembuhkan orang buta (Maz. 146:8 digenapi dalam Yoh. 9:1-7), mengampuni dosa (Yes. 43:25; 44:42 digenapi dalam Mat. 9:2), membangkitkan orang mati (Maz. 49:15 digenapi dalam Mat. 9:25), memberi makan 5000 orang (Yoel 2:22-24 digenapi dalam Mat. 14:15-21).[3]
d.      Penderitaan Mesias
Pdt Dr. Sthepen Tong menuliskan tentang pemahaman istilah “.....segala sesuatu sudah terjadi....” dalam Yohanes 19:28 yang menunjukkan penggenapan mesianis dalam PL pada person Yesus Kristus. Ada sepuluh fakta penderitaan Mesias yang dinyatakan dan yang digenapi, yaitu: Dia dijual oleh kawan-Nya sendiri (Maz. 55:13-15 digenapi dalam Mat. 26:47-56), Dia akan dijual dengan tiga puluh keping perak (Zak. 11:12 digenapi dalam Mat. 26:15-16), Penggembala harus dibunuh dan domba-dombanya akan bercerai berai (zak. 13:7 di genapi dalam Mat. 26:56), Mesias akan dituduh dan difitnah oleh saksi-saksi dusta (Maz. 109:2-5 digenapi dalam Mat. 27:12), Orang-orang akan mencambuk, memukuli, melukai serta meludahi muka-Nya (Yes. 53:3-8 digenapi dalam Mat. 26:67-68), Dia akan dihukum beserta dengan perampok-perampok (Yes. 53:9,15 digenapi dalam Mrk. 15:7, 28), Tangan dan kaki Mesias akan ditusuk (Maz. 22:16 digenapi dalam Yoh. 20:25-29), Pakaian-Nya akan direbut dan dibagi-bagi di antara orang-orang yang menyalibkan Dia (Maz. 22:18 digenapi dalam Yoh. 19:23-24), Dia berdoa untuk orang-orang kriminal yang disalibkan bersama-sama dia (Yes. 53:12), Kegelapan menudungi Kristus (Ams. 8:9 digenapi dalam Mat. 27:45).[4]
e.       Kebangkitan Mesias dari Kematian
Kebangkitan-Nya (Maz. 16:10 digenapi dalam Luk. 24:7; Kis. 2:24-28).[5] Paul Enns menjelaskan nubuat Daud tentang kebangkitan Kristus (Mzr. 16:10); Petrus mengindikasikan kebangkitan Kristus menggenapi nubuat Mazmur 16:10.[6]
f.     Kenaikan Mesias Ke Surga
Kenaikan Mesias ke Sorga dan duduk disebelah kanan Allah dinubuatkan dalam Mazmur 110:1 yang digenapi dalam Markus 16:19.
            Jadi kedatangan Yesus Kristus yang pertama adalah penggenapan tetang kehidupan Mesias yang sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Oleh karena itu sesungguhnya rasul Paulus menjadi sangat yakin Yesus itulah Kristus karena Paulus benar-benar menegetahui Yesus yang dinubuatkan dalam PL.[7] Sehingga ketika Paulus melihat dan mendengar tentang Yesus, ia langsung membukakan dan mengarahkan pemikirannya pada person Yesus yang adalah Kristus.


[1] Trivena Ambarsari, Doktrin Kristus (Surabaya: Momentum, 2011) hal, 10
[2]  Trivena Ambarsari, Doktrin Kristus,..., hal. 10
[3]  Paul Enns, The Moody Hand Book Of Theology 1 (Malang: Literatur SAAT, 2004), hal. 283
[4]  Sthephen Tong, 7 Perkataan Salib (Surabaya: Momentum, 2011), hal. 95-99
[5]  Trivena Ambarsari, Doktrin Kristus,....., hal. 10
[6] Paul Enns, The Moody,..., hal. 287
[7] Marlon Butar-Butar, Teologi Paulus (Tanjung Enim: STTE, 2012), hal. 25

Jumat, 25 September 2015

Dosa Turunan (Mazmur 51: 7)

  Untuk pemimpin biduan. Mazmur dari Daud, (2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. (3) Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! (4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! (5) Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. (6) Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. (7) Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.        
        John Locke (1632 – 1704) adalah seorang filsuf dari Inggris yang menjadi salah satu tokoh utama dari pendekatan empirisme. Empirisme adalah paham yang menjadikan pengalaman sebagai standar kebenaran. Jadi apa yang dialami itulah yang benar. Salah satu teori mengenai manusia yang dikemukakan oleh John Locke (1632-1704) ialah teori Tabula rasa. Teori mengajarkan bahwa pikiran (manusia) ketika lahir berupa “kertas kosong” tanpa aturan untuk memroses data, dan data yang ditambahkan serta aturan untuk memrosesnya dibentuk hanya oleh pengalaman alat inderanya. Anggapan Locke, tabula rasa berarti bahwa pikiran individu “kosong” saat lahir, dan juga ditekankan tentang kebebasan individu untuk mengisi jiwanya sendiri. Teori tabula rasa ini sudah banyak melekat pada pemikiran manusia. Sehingga manusia sering memberi asumsi bahwa anak berdosa karena belajar dari lingkungan.
  1. Teori tabula rasa bertentangan dengan ajaran Alkitab. Dalam Mazmur 51 : 7 manyatakan: ”Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” Dalam NIV menuliskan : ” Surely I was sinful at birth, sinful from the time my mother conceived me.” Jadi sejak dalam kandungan manusia bukanlah kertas kosong namun telah melekat natur dosa (tabiat dosa), itu artinya pengetahuan tentang dosa sudah ada pada seorang bayi. Maka teori tabula rasa itu salah. Selanjutnya pemahaman yang berpotensi menjurus pada pemahaman tabula rasa juga hadir dalam kekristenan. Ada sebuah syair : ”ku tak membawa apa pun juga saat ku datang ke dunia…” Jika dicermati syair lagu ini maka Saya memberikan evaluasi. Apa yg tidak kita bawa saat lahir?
    1. Jika bicara soal harta kekayaan it bisa saja.
    2. Jika bicara secara esensi maka it tdk bisa, karena kita lahir sudah dalam tabiat dosa.
    3. Kita lahir juga sudah membawa materi yaitu tubuh fisik.
    Jadi saat kita lahir secara esensi kita sdh membawa sesuatu. Dalam Mazmur 51: 7 menyatakan bahwa ”… dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku”. Itu artinya manusia saat dalam kandungan dan lahir sudah memiliki natur dan sifat yang dibawa secara daging dari orang tuanya. Dalam perkembangan ilmu sains kedokteran merumuskan teori sifat-sifat manusia dari DNA (Deoxyribo Nucleic Acid), kajian pewarisan sifat pada DNA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman. Namun, penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut. Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini. Pada manusia telah diketahui cukup banyak sifat yang diturunkan. Hal tersebut juga didukung dalam teori psikologi yg membuktikan bahwa manusia telah memiliki natur sifat. Pertama kali penelitian dilakukan oleh neuro-psikolog Michael Persinger di awal tahun 1990-an, dan laporan yang lebih baru pada tahun 1997 oleh neurolog V.S. Ramachandran bersama timnya di Universitas California mengenai adanya ”Titik Tuhan” (God Spot) dalam otak manusia.[1] Penemuan tersebut menekankan bahwa God Spot sebagai wadah yang memiliki potensi spiritual.[2] Titik Tuhan (God Spot) ini menyebabkan manusia bersikap idealistis mencari solusi-solusi ideal, memiliki hasrat pada sesuatu yang tinggi, memimpikan masa depan yang baik dan Titik Tuhan (God Spot) aktif ketika manusia merasa sedang berhubungan dengan kebenaran-kebenaran sebuah agama.[3] Oleh karena itu benar apa yang dikatakan dalam Yohanes 3: 6 “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Dari data-data di atas menjelaskan bahwa manusia memiliki natur sifat yang telah di bawa sejak dalam kandungan, Oleh karena manusia telah jatuh dalam dosa maka natur tersebut dikuasai dosa.
     Ajaran dosa turunan ini ditegaskan oleh John Calvin dengan mengatakan:  ”… anak-anak pun, meski belum menghasilkan perbuatan yang merupakan buah kefasikan, telah mengandung benihnya di dalam dirinya.”[4] Jadi bayi yang baru dilahirkan tidak akan berbuat dosa tetapi ia sudah berada dalam "keadaan" atau "tabiat" dosa. Contoh sederhana, siapa yang mengajar seorang anak berbohong? Atau kumpulkan bayi-bayi yang sudah bisa merangkak atau berjalan, letakkan di suatu tempat dan berikan pula sesuatu – katakanlah mainan -- yang menarik perhatian mereka. Apakah yang mereka perbuat? Pasti bakal terjadi rebutan mainan, dan pasti bakal ada yang menangis karena tidak kebagian. Apakah yang menyebabkan semua ini? Sejak kecil udah berebut, apalagi kalo udah besar.  Banyak pakar yang menyelidiki bahwa seorang anak berbohong tanpa diajar atau tanpa pengaruh lingkungannya. Demikian pula seorang anak kecil dapat saja merampas mainan temannya tanpa diajar oleh orang tuanya, melainkan atas dorongan di dalam dirinya sendiri. Inilah "tabiat dosa".







    [1] Agus Nggermanto, Quantum…, h.118
    [2] Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power: Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan, (Jakarta: Penerbit Arga, 2007), h.96
    [3]  Danar Zohar, Ian Marshall, Spiritual…, h.122-123
    [4] John Calvin, Institutio (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), 61