Minggu, 14 Agustus 2022

KERJAKAN KESELAMATANMU (Filipi 2: 12-18; Efesus 2: 1-10)


        Sebuah negara yang telah merdeka perlu mengisi kemerdekaan dengan membangun banyak aspek di dalam negara tersebut, membangun ekonomi, militer dan pertahanan, politik, pendidikan, teknologi, hukum negara dan banyak lagi. Jika suatu negara tidak membangun negaranya maka kemerdekaan yang telah didapatkan dapat terancam diambil oleh negara lain. Saat ini kita melihat ada banyak negara terlilit hutang sehingga kedaulatan negara menjadi kacau salah satunya Sri Langka. Negara yang mengalami tekanan militer setelah merdeka saat ini terhadi perang antara Rusia dan Ukarina. Dalam sejarah tanggal 5-10 Juni 1967 terjadi perang 6 hari antara Israel – Mesir, Yordania dan Suriah dan dimenangkan oleh Israel yang baru merdeka tahun 1948. Hal tersebut menunjukkan kemerdekaan adalah kesempatan untuk membangun dan mengisi sebuah negara dengan hal-hal yang berkualitas dan baik. Demikian juga dengan orang Kristen yang sudah merdeka. Apakah anda yakin sudah merdeka dari dosa? Jika sudah merdeka dari dosa apa yang perlu dilakukan? Maka melalui firman Tuhan ini ada 5 hal yang perlu dipahami oleh orang Kristen sejati setelah dimerdekan oleh Tuhan.

 

1. Allahlah yang mengerjakan (ay. 13).

Kemauan dan pekerjaan yang baik sejatinya adalah karena Allah yang bekerja. Roh Kudus memimpin manusia kepada Kebenaran dan membimbing manusia menghasilkan buah roh (Gal. 5:22-23). Efesus 2:1-10 menunjukkan sebuah rangakaian penting dalam pekerjaan Allah yang menghidupkan manusia yang telah mati karena dosa di dalam dan melalui Yesus Kristus serta mandat melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Doktrin Anugerah ini dikenal dengan istilah ”sola gratia” hanya oleh anugerah kita diselamatkan. Ada perdebadaan penting antara negara yang merdeka dan manusia yang dimerdekakan oleh Tuhan. Negara yang merdeka perlu mengisi kemerdekaannya dengan membuat kebijakan-kebijakan penting bagi negara. Tetapi manusia yang dimerdekakan adalah manusia yang telah mati di dalam dosa dan rusak oleh dosa, sehingga setelah manusia dimerdekakan oleh Tuhan, maka manusia tetap bersandar pada anugerah Tuhan melalui pimpinan Roh Kudus manusia dapat mengisi kemederkaannya dari dosa. Sebuah benda yang telah rusak dan kita perbaiki, maka benda tersebut perlu selalu perawatan dari kita agar tetap dalam kondisi baik. Maka dengan demikian hidup kita sebagai orang Kristen sejati, kita hidup karena pemeliharaan Roh Kudus.

 

2. Melakukan Segala Sesuatu Yang Baik (ay. 14).

"Segala sesuatu" menunjuk kepada "segala yg dikehendaki Tuhan" (ay. 13). Hal ini dapat kita pahami pada Filipi 2: 2-7 yang telah dijelaskan oleh rasul Paulus sebelumnya.

a.         Kesatuan (Fil. 2:2-3)

Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan.

b.    Mengutamakan Sesama (ay.3-4)

Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

c.    Menjadi Hamba (ay. 5-7)

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,  yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Lakukan segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut (complain) dan betbantah-bantah (question / argument). Hal-hal yang baik dan benar tidak perlu dicomplain dan ditanyakan. Tinggal dilakukan. Namun seringkali manusia berdosa mempertanyakan hal-hal yang baik. Tetapi hal-hal yang salah berharap tidak ditanyakan. Adakah manusia yang siap ditanyakan hal-hal buruknya? Melakukan segala sesuatu yang baik yang dari pada Tuhan adalah prinsip orang Kristen yang telah dimerdekakan.

 

3. Hidup Beres di Hadapan Tuhan (ay. 15)

Tidak bermain, tidak bernoda, tidak Bercela dan tidak bengkok hati. Namun bercahaya seperti bintang yang menyinari bumi. Hal ini menunjukkan kehidupan orang Kristen perlu beres di hadapan Tuhan. Ada banyak hal yang bisa membuat orang Kristen hidup tidak beres, apakah karena masalah moral, masalah harta dan masalah jabatan. Fenomena beberapa waktu ini ada banyak orang yang statusnya Kristen mendapatkan jabatan-jabatan penting dalam institusi pemerintahan namun apakah tidak mewasapadai ancaman moralitas, harta dan tahta. Akibat fokus pada jabatan moral dikorbankan, akibat fokus pada harta spiritualitas dikorbakan. Sehingga ini menjadi PR bersama bagi kita semua, yaitu menjadi orang Kristen yang merdeka yaitu orang Kristen yang berkata benar, karena hanya kebenaran yang memerdekan tetapi kebohongan mengikat manusia pada penyesalan. Dengan demikian mengerjakan keselamatan adalah membereskan hidup di hadapan Tuhan.

 

4. Berpegang Pada Firman Kehidupan (Logon Zoes / the word of life) (ay. 16).

Mengerjakan keselamatan tidak bisa terlepas dari pada berpegang pada Alkitab. Adalah doktrin penting Kristen yang menjadi pillar pada masa reformasi gereja abad ke XVI yaitu "Sola Scriptura" hanya Alkitab saja sebagai sumber pengajaran. Orang Kristen bisa saja masih terjebak pada pengajaran-pengajaran di Luar Alkitab, bahkan lebih menyukai sebuah pengajaran yang menyenangkan telinga, yaitu Injil yang lain. Rasul Paulus menyatakan dalam surat Galatia celakalah orang yang mengajarkan Injil yang lain, yaitu Injil yang tidak menambahkan atau mengurangi tentang karya Kristus. Paul Washer mengatakan pemberitaan Injil yang benar itu bisa menyakiti hati kita tetapi setelah itu memberikan kesembuhan. Pemberitaan Injil yang benar memberikan dua dampak, Stephen Tong menyatakan ketika Injil diberitakan maka ada kuasa menghakimi dan kuasa menyelamatkan. Siapa kita di hadapan Tuhan? Kita adalah manusia berdosa bahkan kebaikkan kita adalah seperti kain kotor, maka tidak ada di antara kita yang terluput dari penghakiman Injil namun bersyukurlah jika kita merasakan penghakiman Injil dan kita mau bertobat dari dosa-dosa yang kita sembunyikan maka disinilah anugerah dirasakan. Dengan demikian mengerjakan keselamatan adalah membereskan hidup di hadapan Tuhan, menjadikan hidup bercahaya bagi kegelapan dunia seperti bintang di malam hari.

 

5. Pengorbanan (ay. 17)

Demi ibadah iman jemaat di Filipi Rasul Paulus siap jika hal itu sampai mencurahkan darahnya, hal ini menunjukkan pengorbanan Rasul Paulus demi persekutuan dan ibadah terwujud di jemaat Filipi. Mengerjakan keselamatan adalah sebuah pengorbanan, Rasu Paulus menyatakan: ”celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil” (1Kor. 9: 16). Rasul Paulus setelah diselamatkan oleh Yesus Kristus dia mengerjakan keselamatan yaitu dengan setia sampai akhir hidupnya memberitakan Injil. Bahkan ada banyak tantangan yang dihadapi oleh rasul Paulus dalam memberitakan Injil, aniaya, penderitaan, fitnah dan pengucilan serta penjara. Kemerdekaan yang Tuhan berikan bagi kita adalah kemerdekaan yang didapatkan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Apa yang pantas kita korbankan bagi Tuhan? William Carey (1761-1834) mempersembahkan hidupnya untuk menginjili India agar ada orang-orang beribadah kepada Tuhan. I.L. Nomennsen (1834-1918) mempersembahkan hidupnya untuk menginjili suku Batak. Lalu apa yang telah kita persembahakan bagi Tuhan? 26 Juni 2008 adalah pengalaman nyata dalam kehidupan saya secara pribadi untuk mempersembahkan hidup bagi Tuhan. Jika bukan karena Tuhan yang berkarya tidak mungkin saya mempersembahkan hidup ini, saya manusia berdosa, saya manusia yang tak bernilai dan saya manusia yang tidak layak. Selanjutnya ada kisah John Sung (1901-1944) seorang Ph.D Kimia dari Ohio State Univesity 1926, setelah menyelesaikan studinya justru menyerahkan hidup kepada Tuhan untuk menginjili bahkan ia dikenal sebagai ”Obor Allah di Asia” dan pernah ke Indonesia. Dengan demikian mengerjakan keselamatan adalah mengorbankan hidup bagi Tuhan.

 

Penutup

Tuhan sudah bekerja menyelamatkan kita, maka sekarang kita bekerja bagi Tuhan. Keselamatan dari Tuhan tidak menjadikan kita pasif, tetapi kita menjadi aktif memahami kebenaran, menjadi aktif melakukan beragam pelayanan bagi Tuhan dan sesama, menjadi aktif untuk hidup tidak Bercela, menjadi aktif untuk bersaksi sebagai surat Kristus, menjadi aktif membangun wawasan dunia Kristen disegala bidang pekerjaan.  Efesus 2: 10 menyatakan bahwa karena kita ini adalah ciptaan baru di dalam Kristus dan telah diselamatkan oleh anugerah untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Orang Kristenkah saya saat ini????

Made Nopen Supriadi, Khotbah KU I & II GEKISIA Kota Bengkulu (14/08/2022).

Kamis, 04 Maret 2021

Pengantar Perjanjian Lama: Benang Merah Sejarah Umat Israel

Ditulis oleh: Made Nopen Supriadi
Dari Buku: Fullfilment
Penerbit: PERMATA RAFFLESIA
Tahun: 2020
Kota: Bengkulu

Abraham - Yakub
Sejarah Umat Israel dalam tulisan ini akan dimulai dari Pemanggilan Abraham, karena Abraham dalam konteks umat Israel sebagai bapa orang beriman. Abraham (sekitar 2000 BC) dipanggil oleh Allah dari tempatnya di Mesoptamia menuju ke tempat yang dijanjikan oleh Allah. Abraham tidak tahu ke mana tujuannya tetapi ia tetap melaksankan perintah Allah sehingga ia disebut sebagai Bapa orang beriman, karena dengan iman ia melakukan perjalanan tersebut. Abraham saat itu belum mempunyai keturunan, lalu Allah menjanjikannya seorang keturunan, setelah 25 tahun menanti akhirnya Tuhan memberikan Ishak sebagai anak yang sah yang dijanjikan oleh Allah. Selanjutnya Ishak memperanakan Yakub dan Esau, Allah menerima Yakub dan menolak Esau. Melalui keturunan Yakub Allah membentuk umat Israel. 

Umat Israel di Mesir         
Dalam sejarah umat Israel mereka menetap di Mesir yaitu di daerah Gosyen oleh karena Yusuf anak Yakub memiliki posisi yang terpandang di Mesir, lalu pada masa selanjutnya dalam pemerintahan Kerajaan Mesir muncul Firaun yang tidak mengenal Yusuf, sehingga memberikan dampak umat Israel mengalami perbudakan di Mesir kurang lebih 430 tahun. Allah memperhatikan umat-Nya dan atas otritas-Nya Allah membangkitkan Musa untuk memimpin umat Israel keluar dari Mesir. Saat itu dalam sebuah catatan kurang lebih ada 2 juta orang yang keluar dari Mesir.

Umat Israel di Padang Gurun - Menguasai Tanah Perjanjian
Sejarah mencatat Allah mengijinkan Umat Israel berada di Padang Gurun kurang lebih 40 tahun. Pengalaamn tersebut Allah ijinkan untuk membentuk karakter mereka sebelum memasuki tanah perjanjian dan Allah menolong mereka yang secara mentalitas belum siap menghadapi bangsa-bangsa yang menyerang mereka. Dalam perjalanan keluar dari Mesir secara garis besar mereka melakukan perjalanan dari Mesir - Sinai - dataran Moab - Kanaan. Musa melakukan pelanggaran dengan tidak mentaati perintah Allah maka Allah tidak mengijinkan Musa masuk ke tanah Perjanjian. Setelah Musa meninggal dalam usia 120 tahun Allah memilih Yosua untuk menggantikan Musa. Dalam sejarah umat israel banyak generasi pertama yang keluar dari Mesier binasa di padang Gurun. Dan Allah mengijinkan generasi kedua memasuki tanah Perjanjian. Yosua dan Kaleb adalah generasi pertama yang dicatat diijinkan memasuki tanah Perjanjian karena mereka menunjukkan iman dan ketaatan mereka kepada Allah saat diperintahkan mengintai tanah Kanaan. Melalui kepemimpinan Yosua Allah menginjikna umat Israel menguasai tanah Kanaan dan membagi tanah kanaan, sesuai dengan jumlah suku Israel. Hanya suku Lewi yang tidak mendapat bagian karena mereka harus berada di tiap suku untuk menjadi Imam dan melakukan pelayanan spiritual kepada umat Israel.   

Umat Israel: Transisi dari Teokrasi Menuju ke Monarki
Umat Israel belum menjadi sebuah kerajaan, saat itu Allah langsung memimpin mereka dengan memakai orang-orang pilihan, yaitu para Nabi dan Hakim. Dalam masa hakim-hakim umat Israel terjatuh dalam lingkaran dosa. Lalu pada masa hakim Samuel umat Israel menuntut agar mereka sama seperti bangsa di sekitar Kanaan. Mereka ingin memiliki seorang Raja. Maka umat Israel mengalami transisi kepemimpinan dari Teokrasi menuju ke monarki. Tuhan mengijinkan adanya seorang Raja dan Saul (1050-1010 BC) menjadi Raja yang pertama, setelah itu digantikan oleh Daud (1010-970 BC) dan Daud digantikan oleh  Salomo (970-930 BC). Setelah masa Salomo kerajaan Israel terpecah menjadi 2 bagian, yaitu Kerajaan Israel Utara (930 - 722/21 BC) yang beribu kota di Samaria dan Israel Selatan (930-586 BC). 

Umat Israel: Memasuki Masa Pembuangan
Pada waktu Kerajaan Israel telah terbagi dua, yaitu Israel Utara (930-722/21 BC) dan Israel Selatan (930-586 BC) mereka selalu terlibat dalam perang saudara dan terjadi perebutan tahta dengan cara-cara yang tidak benar. Dalam sejarah dunia Allah mengijinkan bangkitnya Kerajaan Asyur, pada tahun 722/21 BC Asyur dipakai Allah menjadi alat untuk menyatakan penghakiman-Nya. Allah mengijinkan Kerajaan Israel Utara di buang ke Asyur dan mereka tidak kembali. Selanjutnya Asyur juga menjadi ancaman bagi Israel Selatan, namun Allah menolong umat Israel Utara dari ancama Asyur. Allah membangkitkan sebuah Kerajaan bernama Babel (Babilonia), pada tahun 612 BC Kerajaan Babel mengalahkan Asyur. Setelah umat Israel Selatan bebas dari Asyur mereka belum mau berbalik kepada Tuhan. Maka Tuhan memakai Kerajaan Babel untuk menghakimi Kerajaan Israel Selatan. Ada 3 kali pembungan yang dialami oleh umat Israel Selatan:
1. Tahun 605 BC: Babel mengangkut orang-orang Muda dan berhikmat yang ada di Kerajaan Israel Selatan, inilah masa rombongan Daniel dan teman-teman di buang ke Babel.
2. Tahun 597 BC: Babel kembali menyerang Israel Selatan dan mengangkut kurang lebih 18.000 orang untuk dibawa ke Babel.
3. Tahun 586 BC: Babel kembali menyerang dan Bait Suci di rusakkan serta isinya diangkut ke Babel. Pada Masa inilah orang-orang bangaswan juga diangkut ke Babel dan Kerajaan Isarel Selatan kehilangan otoritas atas daerahnya.

Umat Israel: Pulang Dari Pembuangan
Allah membangkitkan Kerajaan Media-Persia yang bersatu dan bergabung yang dikenal dengan Kerajaan Persia. Pada tahun 539 BC kerajaan Persia mengalahkan Babel. Melalui kerajaan Persia inilah Allah mengijinkan umat Israel pulang ke Yerusalem setelah kurang lebih 70 tahun berada di pembuangan. Ada tiga tahap pemulangan umat Israel.
1. Tahun 539 BC: Allah mengijinkan Zerubabel untuk memimpin umat Israel pulang ke Yerusalem, kurang lebih 50.000. Tujuan mereka ialah untuk membangun kembali Bait Suci dan melaksanakan ibadah kepada Allah. Karena mereka mengalami kemunduran semangat  maka Allah mengutus Hagai dan Zakharia untuk menegur mereka dan memotivasi agar menyelesaikan pembangunan Bait Allah.
2. Tahun 486 BC: setelah Bait Suci selesai Allah mengijinkan Ezra untuk memimpin umat Israel pulang, kurang lebih ada 15.000 orang yang pulang. Tujuannya ialah untuk melakukan reformasi rohani, oleh karena mereka mengalami kemerosotan rohani.
 3. Tahun 455 BC: Karena situasi keamanan di Yerusalem yang kurang kondusif. Allah memanggil Nehemia untuk pulang ke Yerusalem. Tujuannya untuk membangun kembali tembok Yerusalem.
Ada beberapa kelompok umat Israel yang tidak pulang ke Yerusalem dan tetap tinggal di Persia itulah kisah Ester dan umat Israel lainya.

Penutup
Sejarah disusun berdasarkan prinsip selesksi dan koneksi. Dalam perspektif Teologis semua sejarah telah ditetapkan oleh Allah. Dari sejarah umat Isarel kita melihat pemeliharaan Allah terhadap umat pilihan-Nya, maka demikian juga dengan kita di masa kini kita harus percaya pada pemeliharaan Allah. Dalam perspektif Theologia Reform mujizat terjadi dalam rangka pemeliharaan Allah atas kehidupan manusia saat ini. Oleh karena itu kita harus memandang dengan luas, yaitu dengan mau belajar dari sejarah. Tujuannya ialah kita tahu fakta sejarah dan kita bisa menambah hikmat dengan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tulisan ini terbatas hanya dalam konteks umat Israel dari Kitab Kejadian - Ester, oleh karena itu ketekunan dari pembaca sangat diharapkan untuk melengkapi sejarah tersebut sehingga betul-betul membentuk kesatuan Perjanjian Lama dalam persepketif historis. Soli Deo Gloria.