Selasa, 04 April 2017

PENGANTAR KITAB DANIEL



Penulis: Daniel
Tema: Kedaulatan Allah Dalam Sejarah
Tanggal Penulisan: Sekitar 536-530 SM
Siapakah Daniel
Daniel adalah seorang tawanan perang yang ditangkap oleh Nebukadnezar, raja Babel, pada waktu Yerusalem jatuh. Bersama-sama dengan orang Yahudi dari golongan atas lainnya, Daniel diangkut ke Babel, dididik, dan dipekerjakan pada pemerintah. Dia bekerja di bawah Nebukadnezar, Belsyazar dan Darius dari tahun 605 SM sampai 536.
Namanya berarti "Allah adalah hakimku," tetapi di Babel ia diberi nama baru. Seperti nama aslinya yang mengandung nama Allah Israel, yaitu El, maka nama barunya pun mengandung nama dewa Babel, Bel. Beltsazar mungkin berarti "Semoga dewa Bel melindungi raja".
Perhatikan tiga hal mengenai Daniel, yaitu dia adalah seorang yang sangat bijaksana, sangat mudah bergaul dan rajin berdoa.

Latar Belakang
Daniel, yang namanya berarti "Allah adalah Hakim( ku)," adalah tokoh utama dan penulis kitab dengan namanya ini. Kepenulisan oleh Daniel bukan hanya dinyatakan secara tegas dalam Dan 12:4, tetapi juga tersirat dengan banyak petunjuk riwayat hidupnya sendiri dalam pasal 7-12 (Dan 7:1-12:13). Yesus menghubungkan kitab ini dengan "nabi Daniel" (Mat 24:15) ketika mengutip Dan 9:27. Kitab ini mencatat berbagai peristiwa dari penyerbuan pertama Nebukadnezar ke Yerusalem (tahun 605 SM) hingga tahun ketiga pemerintahan Koresy (tahun 536 SM); jadi latar belakang sejarah kitab ini ialah Babel selama 70 tahun pembuangan yang dinubuatkan oleh Yeremia (bd. Yer 25:11). Daniel adalah seorang remaja ketika peristiwa dalam pasal 1 (Dan 1:1-21) terjadi dan sudah mencapai akhir usia 80-an ketika menerima berbagai penglihatan dalam pasal 9-12 (Dan 9:1-12:13). Ia mungkin hidup sampai sekitar tahun 530 SM, menyelesaikan kitab ini dalam usia lanjutnya (bd. Yohanes dan kitab Wahyu).[1]
Pengetahuan kita tentang nabi Daniel ini diperoleh hampir sepenuhnya dari kitab ini (bd.Yeh 14:14,20). Daniel mungkin menjadi keturunan Raja Hizkia (bd.2Raj 20:17-18; Yes 39:6-7); dia berasal dari keluarga terdidik kalangan atas Yerusalem (Dan 1:3-6), karena Nebukadnezar pasti tidak akan memilih pemuda asing dari kalangan bawah untuk istananya (Dan 1:4,17). Daniel mungkin dijadikan sida-sida di Babel seperti kebiasaan ketika itu bagi pegawai laki-laki di istana (bd. Dan 1:3; 2Raj 20:18; Mat 19:12). Keberhasilan Daniel di Babel disebabkan oleh integritas kepribadian, karunia-karunia nubuat, dan campur tangan Allah yang mengakibatkan dia segera mendapat kenaikan pangkat kepada kedudukan penting dan penuh tanggung jawab (Dan 2:46-49; 6:1-3).
Secara kronologis, Daniel termasuk salah satu nabi PL yang terakhir. Hanya Hagai, Zakharia, dan Maleakhi mengikutinya dalam aliran nubuat PL. Dia adalah rekan sezaman yang lebih muda dari Yeremia dan mungkin sama umurnya dengan Yehezkiel.
Tujuan
Ada dua maksud untuk penulisan kitab Daniel:
(1) untuk menenteramkan hati umat perjanjian PL bahwa hukuman pembuangan mereka di antara bangsa-bangsa kafir tidak akan menjadi nasib tetap mereka; dan
(2) untuk mewariskan kepada umat Allah sepanjang sejarah berbagai penglihatan bersifat nubuat tentang kedaulatan Allah atas bangsa-bangsa dan kemenangan terakhir kerajaan-Nya di bumi.
Kedua maksud ini ditunjukkan sepanjang kitab ini dalam kehidupan Daniel dan ketiga sahabatnya dan dilukiskan dalam nubuat dan pelayanan Daniel. Kitab ini menegaskan bahwa janji-janji Allah untuk memelihara dan mengembalikan umat perjanjian-Nya adalah sama pastinya dengan kemenangan yang akan bertahan selama-lamanya. Mazmur 137, sama seperti halnya nubuatan ini, ditulis di Babel:
"Di tepi sungai-sungai Babel
 di sanalah kita duduk sambil menangis,
 apabila kita mengingat Sion."
 Hidup dalam pengasingan sangat menghancurkan moral bangsa Yahudi. Mereka merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka. Oleh karena itu, mereka menggantungkan harapan mereka dan menolak untuk bernyanyi:
   "Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing?"
 Itulah pertanyaan mereka yang mengibakan. Daniel menjawab pertanyaan mereka. Ia menunjukkan bahwa Allah tetap Allah, walaupun mereka berada di Babel.

Survei
Isi kitab Daniel adalah paduan riwayat hidup, sejarah, dan nubuat. Bentuk tulisannya ialah sastra apokaliptis, yang artinya bahwa berita nubuatnya menyingkapkan penyataan Allah
(1) melalui berbagai penglihatan, mimpi, dan lambang,
(2) untuk memberikan semangat kepada umat Allah pada masa krisis dalam sejarah, dan
(3) untuk membayangkan pengharapan Israel mengenai kemenangan akhir kerajaan Allah dan kebenarannya di bumi.
Kitab ini dengan sendirinya terbagi menjadi tiga bagian utama.
(1) Pasal 1 (Dan 1:1-21) ditulis dalam bahasa Ibrani dan memberikan latar belakang sejarah kitab ini.
(2) Pasal 2-7 (Dan 2:1-7:28), dimulai Dan 2:4, ditulis dalam bahasa Aram, menggambarkan kebangkitan dan keruntuhan empat kerajaan yang kuat di dunia yang berturut-turut dan diikuti oleh penetapan Kerajaan Allah sebagai kerajaan yang kekal (khususnya pasal 2, 7; Dan 2:1-49; 7:1-28). Pasal-pasal ini menekankan kedaulatan Allah atas dan campur tangan-Nya dalam hal ihwal manusia dan bangsa-bangsa dengan menguraikan:
(a) naiknya Daniel hingga kedudukan tinggi di istana Nebukadnezar (Dan 2:1-49);
(b) seseorang seperti "anak dewa" di dalam perapian yang menyala-nyala bersama ketiga kawan Daniel (Dan 3:1-30);
(c) kegilaan sementara Nebukadnezar sebagai hukuman Allah (Dan 4:1-37);
(d) peranan Daniel dalam perjamuan Belsyazar, yang menyatakan akhir kerajaan Babel (Dan 5:1-30);
(e) pembebasan ajaib Daniel dari gua singa (Dan 6:1-28); dan
(f) penglihatan mengenai empat kerajaan dunia berturut-turut yang dihakimi oleh "Yang Lanjut Usia" (Dan 7:1-28).
(3) Dalam pasal 8-12 (Dan 8:1-12:13), Daniel kembali menulis dalam bahasa Ibrani dan menguraikan berbagai penyataan yang luar biasa dan kunjungan malaikat dari Allah mengenai.
(a) umat Yahudi di bawah pemerintahan kafir kelak (TB Dan 8:1-11:45),
(b) periode "tujuh puluh kali tujuh" sebagai waktu yang ditetapkan Allah untuk menyelesaikan misi Mesias demi mereka (Dan 9:1-27), dan
(c) pembebasan akhir mereka dari semua penganiayaan pada akhir zaman (Dan 12:1-13).
Berita nubuat Daniel ini mencakup dua dimensi:
(1) masa depan yang dekat dan
(2) masa depan yang jauh, sekalipun sering kali keduanya terpadu.
Misalnya, dalam pasal 8,11 (Dan 8:1-27) dan (Dan 11:1-45), Daniel menubuatkan tentang lambang "antikristus" yaitu Antiokhus IV Epifanes, yang menajiskan Bait Suci Yerusalem pada tahun 168 SM, sedangkan ia juga bernubuat tentang antikristus akhir zaman (Dan 8:23-26; 11:36-45; bd. Wahy 13:1-10).  Hal saling mempengaruhi di antara dua masa depan ini secara umum menandai nubuat alkitabiah dan secara khusus nubuat Daniel. Allah menyatakan kepada Daniel bahwa nubuat tentang masa depan yang jauh adalah berita terselubung "sampai pada akhir zaman" (Dan 12:4,9), ketika pengertian akan diberikan kepada umat Allah yang di dalam kesucian dan hikmat mencari Dia untuk memperoleh pengertian sama seperti Daniel (Dan 12:3,10).

Ciri-Ciri Khas
Delapan ciri utama menandai kitab ini.
(1) Kitab ini adalah kitab nabi besar terpendek dan kitab nabi PL yang paling banyak dibaca dan dikaji.
(2) Di bagian-bagian nubuat PB, Daniel disebut atau dikutip lebih sering daripada kitab PL lainnya.
(3) Kitab ini merupakan kitab "Apokalips" PL, sebagaimana Wahyu untuk PB, yang menyatakan tema-tema nubuat akbar yang sangat penting bagi gereja akhir zaman.
(4) Kitab ini berisi ringkasan sejarah nubuat paling terinci dalam PL. Dalamnya terdapat satu-satunya nubuat PL yang menetapkan waktu kedatangan pertama Mesias (Dan 9:24-27).
(5) Kitab ini menerangkan lebih banyak tentang penulisnya daripada kitab nubuat PL lainnya (mungkin terkecuali Yeremia). Perhatikan khususnya bahwa Daniel ditandai sifat integritas yang tinggi, hikmat nubuat yang besar, dan ketekunan dalam doa dan berpuasa.
(6) Kitab ini berisi teladan terpenting di Alkitab tentang doa syafaat untuk pemulihan umat Allah berlandaskan janji-janji diilhamkan dari firman Allah (lih. Dan 9:1-27, diilhamkan oleh Yer 25:11-16; 29:7,10- 14).
(7) Kisah-kisah tentang Daniel dan kawan-kawannya termasuk kisah yang paling digemari dalam Alkitab (Dan 3:1-30; 6:1-28).
(8) Drama "tulisan di dinding" pada perjamuan Belsyazar menjadikan frasa itu sebagian dari pepatah bahasa Inggris hingga hari ini.

Tema Kunci
Kitab Daniel merupakan kitab nubuatan, tetapi dalam bentuk yang lain daripada yang lain, berisi gambar-gambar dan lambang. Kitab itu terutama berkenaan dengan akhir zaman. Dalam hal ini serupa dengan Wahyu, tetapi harus juga dibandingkan dengan Markus 13, Matius 24 dan Lukas 21. Dari kata-kata Tuhan Yesus sendiri (Markus 13:32-4) timbul suatu prinsip yang penting, yaitu kita tidak diperkenankan untuk mengetahui dengan tepat kapan akhir zaman itu akan tiba. Informasi yang kita dapat dari kitab Daniel tidaklah cukup bagi kita untuk menentukan dengan tepat kapan akhir zaman itu akan tiba. Namun demikian, kita bukan tidak diberi petunjuk. Ada orang yang menertawakan nubuatan dan menolak pendapat mengenai Wahyu, akhir zaman yang penuh bencana. Segala sesuatu berjalan seperti sedia kala (2Pe 3:1-13). Ada pula yang ingin tahu lebih banyak daripada yang diperbolehkan, dan mencoba untuk menentukan waktu yang tepat kapan akhir zaman itu akan terjadi.
Banyak usaha penjelasan arti misteri "tujuh" telah diusulkan. Periode pertama dari tujuh kali tujuh masa bisa jadi menunjuk kepada periode pembuangan dari 587 SM ketika Yerusalem jatuh, sampai 538/7 SM ketika Xerxes memerintahkan pembangunan kembali Yerusalem. Ada kesepakatan meluas bahwa Yang Diurapi (arti dari istilah bahasa Ibrani: Mesias) pasti menunjuk kepada Kristus. Namun diusulkan pula bahwa antara 69 minggu dan minggu terakhir yaitu antara kedatangan Kristus pertama dan kedua, terjadi masa "diam" yang lama yang di dalamnya kabar baik diberitakan. Kejadian-kejadian yang terjadi dalam Dan 9:27 dan acuan kepada "pertengahan masa" sering dibandingkan dengan Wahyu 11:1-13, dan sudah jelas bahwa perkataan-perkataan Daniel tidak dapat ditafsirkan tanpa mengacu kepada ayat-ayat ini dan ayat-ayat lainnya dalam Wahyu. Pelajari dan bandingkan: Daniel 9:20-27; Matius 24:1-44; 2Pe 3; dan Wahyu 11. Perhatikan mengapa angka tujuh merupakan lambang penting dalam Alkitab. Telusuri berapa banyak angka tujuh yang ada dalam kitab Wahyu. Nubuatan-nubuatan itu akan lebih mudah dimengerti jika angka tujuh diartikan secara simbolis dan tidak secara harafiah, untuk melambangkan "kesempurnaan". Daftarkan apa saja yang kita ketahui mengenai akhir zaman. Apakah kita perlu mengetahui lebih banyak lagi? Dengan apa yang kita ketahui, harus menjadi manusia macam apakah kita ini (2Pe 3:11-15)?
Jika kita memusatkan tema Kitab Daniel kepada Akhir Zaman maka terlalu sempit untuk melihat hal yang lain, Dalam Kitab Daniel justru tema yang jelas terlihat ialah kedaulatan Allah, Ia berdaulat menyelamatkan (Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari perapian yang menyala-nyala dan Daniel dari goa singa), Ia berdaulat mengangkat dan menurunkan penguasa Dunia (Nebukadnezar diturunkan dan menjadi tidak waras lalu dipulihkan kembali oleh Tuhan). Lalu inti dari nubuat kitab Daniel ialah kemenangan umat Allah. Peristiwa-peristiwa tersebut lebih berat menunjukkan Kitab ini dengan tema kedaulatan Allah. Karena akhir zaman pun ada dalam kontrol kedaulatan Allah.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Pengaruh Daniel terhadap PB jauh melampaui lima atau enam kali kitab ini dikutip langsung. Banyak dari sejarah dan nubuat Daniel muncul kembali dalam bagian-bagian nubuat di Injil-Injil, Surat-Surat, dan kitab Wahyu. Nubuat Daniel tentang kedatangan Mesias meliputi penggambaran diri-Nya sebagai
(1) batu besar yang akan meremukkan kerajaan dunia (Dan 2:34-35,45),
(2) Anak Manusia, yang akan diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan suatu kerajaan oleh Yang Lanjut Usia (Dan 7:13-14), dan
(3) "Yang diurapi, seorang raja" yang akan datang lalu disingkirkan (Dan 9:25-26).
Beberapa penafsir percaya bahwa penglihatan Daniel dalam Dan 10:5-9 merupakan penampakan Kristus sebelum penjelmaan (bd. Wahy 1:12-16).
Daniel berisi banyak tema nubuat yang secara lengkap dikembangkan dalam PB; mis. kesengsaraan besar dan antikristus, kedatangan Tuhan kita kali kedua, kemenangan kerajaan Allah, kebangkitan orang benar dan orang fasik, dan hari penghakiman. Kehidupan Daniel dan ketiga kawannya menunjukkan ajaran PB tentang pemisahan pribadi dari dosa dan dunia, yaitu hidup di dunia yang tidak percaya tanpa ikut serta dalam suasana dan cara-caranya. (Dan 1:8; 3:12; 6:10; bd. Yoh 17:6,15-16,18; 2Kor 6:14-7:1).
Daniel Dan Antiokus Efifanus Bagian kedua kitab Daniel berisi gambaran yang mengandung nubuatan yang dapat kita lihat sudah digenapi secara detail dalam pemerintahan Antiokus Efifanus, yang memerintah sebagian besar Asia Kecil, Siria dan Palestina dari tahun 175 sampai 164 SM. Banyak penulis tentang Daniel menolak adanya nubuatan di kitab kedua ini dan berpendapat bahwa kitab ini, sebenarnya, ditulis sekitar tahun 165 SM, bukan oleh Daniel tetapi oleh seorang penulis tak dikenal. Keberatan mereka yang utama rupanya menyangkut konsep nubuatan sebagai ramalan mengenai apa yang akan terjadi di masa depan, khususnya nubuatan yang sangat rinci.
   Tetapi nubuatan-nubuatan ini mendapat perhatian sungguh-sungguh dari Tuhan Yesus (Matius 24:15) dan harus diakui bahwa paling tidak dua, mungkin tiga nubuatan digenapi: di zaman dan pada Akhir Zaman. Keempat binatang buas yang dilukiskan dalam Daniel 7 boleh jadi ditafsirkan dalam tiga cara, yaitu sebagai kerajaan-kerajaan besar dunia, masa lalui, sekarang dan masa yang akan datang.

Pesan
1. Minat fatalistis manusia terhadap agama Dan 3:1-30
o Obyek penyembahan manusia disediakan. Perhatikan konstruksinya — lunak tetapi terbuat dari emas yang mewah dan ukurannya — kaku tetapi kelihatannya hebat. Dan 3:1-3
o Perintah dikeluarkan. Suatu liturgi baru! "Katakan pada kami apa yang harus kami lakukan dan kami akan melakukannya!" Pendapat Nebukadnezar itu benar bahwa gabungan rasa kagum dan takut dapat meningkatkan penyembahan. Dan 3:4-6
o Ketaatan ditawarkan. Manusia seperti domba dan mereka akan mengikuti seorang "gembala". Ini merupakan peringatan bagi para pemimpin. Dan 3:7
o Tuduhan dilancarkan. Bersyukurlah kepada Allah bagi para "non-konformis," orang yang dapat membedakan yang benar dari yang jahat, walaupun yang salah itu bersumber pada raja. Dan 3:8-12
o Suatu pilihan ditawarkan. Bertobat atau mati! Sering kali pilihan yang ditawarkan begitu gamblang, tetapi kita sering menolak Kristus jika pilihan itu bukan kematian, melainkan semata-mata hanya menjadi bahan tertawaan atau dianggap aneh. Dan 3:13-15
o Jawaban diberikan. Dan jawaban itu luar biasa! Kami tidak mau! Kemenangan! Dan 3:16-18
o Hukuman dilaksanakan. Iman ketiga orang ini dicobai habis-habisan; kelihatannya tidak akan ada pembebasan. Dan 3:19-23
o Ada pelepasan. Ada orang keempat, suatu tubuh ilahi, yang berjalan bersama mereka bertiga di dalam api (suatu ilustrasi luar biasa dari Yesaya 43:2). Dan 3:24-27
o Suatu titah baru. Nebukadnezar sungguh bersedia untuk menambahkan Allah Israel ke dalam koleksi dewa-dewanya, bahkan mengakui kuasanya yang luar biasa untuk menyelamatkan. Tetapi Dia "Allah Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Dan 3:28-29
o Kedudukan baru. Dari penjara kepada kekuasaan, dari penghinaan kepada kehormatan. Yusuf juga mempunyai pengalaman yang serupa (Kejadian 41). Dan 3:30

2. Pengetahuan Allah yang sempurna mengenai hari depan Dan 9:20-27
o Pengantar Wahyu. Kembali kita mendapatkan Daniel yang sedang berdoa; tidak meminta sesuatu, tetapi mengakui segala kesalahannya; meluruskan hubungannya dengan Allah. Dan 9:20-23
o Suatu ringkasan yang tepat. Tujuh kali tujuh puluh, tidak semata-mata 490 tahun, tetapi angka yang mewakili seluruh periode dalam rencana Allah. Dan 9:24
o Petunjuk untuk penafsiran. Rencana inti terbagi dalam tiga bagian: 49 tahun, 434 tahun dan masa akhir selama 7 tahun. Ayat Dan 9:27 boleh jadi menunjuk baik kepada Antiokus (yang meninggalkan altar dengan memberlakukan tata ibadah kafir), maupun masa pemerintahan Titus, yaitu ketika pada tanggal 17 juli tahun 70, semua korban sembelihan di bait Allah dihentikan, dan sampai akhir dari Kitab Wahyu. Kitab Daniel harus ditafsirkan di bawah terang Wahyu. Dan 9:25-27

Penerapan
1. Orang Kristen sebagai orang buangan
Seperti dikatakan oleh Paulus, "kewargaan kita adalah di dalam sorga" (Fil 3:20), dan Petruss menasihati kita, "hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini" (1Pet. 1:17). Demikianlah yang terjadi dengan Daniel: seorang buangan, seorang pendatang, seorang asing. Bagian pertama dari kitab ini merupakan suatu tuntunan yang luar biasa mengenai bagaimana umat Allah harus bersikap dalam dunia yang jahat ini.
Pasal-pasal permulaan dari kitab ini mengajarkan kepada kita:
o Jangan terpengaruh oleh puji-pujian duniawi, atau oleh hadiah-hadiah (Dan 5:17).
o Jangan takut terhadap ancaman dunia; katakan apa yang harus dikatakan (Dan 3:16-18).
o Jangan terpengaruh dengan agama-agama dunia; bersamalah dengan Allah dan serahkanlah segala konsekuensinya kepada Dia (Dan 6:1-10).

2. Umat Allah sebagai kawan sekerja Allah
 Dalam keseluruhan kitab Daniel kita merasakan adanya kehadiran Allah bersama umat-Nya, berbagi rencana dengan mereka dan berbagi pengalaman. Itu pula yang menjadi pelajaran yang harus diajarkan oleh Musa kepada orang buangan di Mesir. Mereka telah menderita dan telah pula berdoa, tetapi Allah tidak menyelamatkan mereka. Allah berkata kepada Musa:
   "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan olah pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka…" (Keluaran 3:7,8). Daniel mengingatkan kita bahwa meskipun Allah mungkin kadang-kadang membiarkan kita menderita, Dia selalu dekat dengan kita dan selalu dapat membebaskan kita. Dan sebagai kawan sekerja-Nya, Dia kadang-kadang mengizinkan kita untuk sejenak melihat kemuliaan yang akan datang.

Garis Besar
1 DANIEL DI BABEL Dan 1:1-21
Dan 1:1-7           Bagaimana Daniel datang ke Babel
Dan 1:8-16         Daniel menjadi vegetaris
Dan 1:17-21       Anugerah-anugerah Allah
2 MIMPI NEBUKADNEZAR TENTANG SEBUAH PATUNG Dan 2:1-49
Dan 2:1-13         Mimpi itu
Dan 2:14-23       Daniel sebagai pendoa
Dan 2:24-25       Penafsiran mimpi
Dan 2:46-49       Daniel yang penuh kuasa
3 PERAPIAN YANG BERNYALA-NYALA Dan 3:1-30
Dan 3:1-7           Perintah raja
Dan 3:8-23         Dituduh, dijatuhi hukuman
Dan 3:24-27       Dilepaskan
Dan 3:28-30       Diberi kedudukan
4 MIMPI NEBUKADNEZAR MENGENAI POHON Dan 4:1-37
Dan 4:1-18         Mimpi diceritakan
Dan 4:19-27       Mimpi dijelaskan
Dan 4:28-37       Mimpi menjadi kenyataan
5 PESTA RAJA BELSYAZAR Dan 5:1-31
Dan 5:1-9          Tulisan di atas tembok
Dan 5:10-12       Daniel dipanggil
Dan 5:13-28       Daniel menerangkan semuanya
Dan 5:29-31       Anugerah dan kehancuran
6 DANIEL DAN SINGA-SINGA Dan 6:1-28
Dan 6:1-4          Pejabat dengan kuasa penuh
Dan 6:5-9          Persekongkolan
Dan 6:10-18      Kandang singa
Dan 6:19-23      Allah kembali bertindak
Dan 6:24-28      Titah kerajaan
7 PENGLIHATAN MENGENAI EMPAT BINATANG BUAS Dan 7:1-28
8 DOMBA JANTAN DAN KAMBING JANTAN Dan 8:1-17
9 BERHENTI SEJENAK UNTUK BERDOA Dan 9:1-19
10 TUJUH PULUH KALI TUJUH MASA Dan 9:20-27
11 PENGANTAR NUBUATAN Dan 10:1-21
Dan 10:1-3        Keadaan
Dan 10:4-17      Daniel jatuh pingsan
Dan 10:18-21    Jamahan yang menguatkan
12 PENGLIHATAN TENTANG RAJA-RAJA Dan 11:1-12:4
Dan 11:1-35      Kedua raja
Dan 11:36-45    Raja perebut kuasa
Dan 12:1-4        Raja penyelamat
13 PENGLIHATAN DI TEPI SUNGAI Dan 12:5-13


[1]Para pengeritik modern yang menganggap kitab ini ditulis sekitar abad ke-2 SM dengan nama samaran Daniel telah berkesimpulan demikian lebih karena dibimbing praduga filsafat mereka dan bukan oleh fakta-fakta.

Selasa, 13 Desember 2016

BUKAN CINTA BIASA (Sebuah Refleksi Fenomenologis-Theologis-Kristologis)



Ditulis oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
”Yohanes 3: 16”
Karena Begitu Besar Kasih Allah Akan Dunia ini sehingga Ia mengaruaniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.

Manusia Memiliki Cinta
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, Allah menciptakan manusia memiliki kehendak. Kehendak manusia bebas tetapi tetap ada dalam kuasa Allah. Manusia juga diberi hati nurani (counscience) untuk menimbang apa yang benar dan apa yang jahat, selain itu manusia juga diberikan otak untuk berpikir membuat sebuah rancangan, analisa dan konsep. Di dalam hati manusia inilah Allah menanamkan cinta kepada manusia, sehingga hati manusia menjadi wadah untuk mengerti kualitas cintanya. Cinta di dalam hati akan memberikan dorongan pikiran manusia sehingga manusia juga akan menunjukkan tindakan sesuai dengan kualitas cinta yang ada di dalam hatinya.
Apakah benar manusia ada cinta? Dalam sejarah kehidupan manusia telah terjadi perang antar sesama manusia, bahkan telah terjadi perang dunia I & II, dalam sejarah agama Kristen – Islam juga tejadi perang Salib ± 2 Abad, lalu masih ada manusia yang hidup dalam kelaparan, baru-baru ini muncul kelompok radikal yang bernama ISIS yang telah membunuh banyak manusia dengan kejam, dalam sejarah Indonesia juga telah terjadi penjajahan dari bangsa Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Beberapa berita pada saat ini menyiarkan maraknya gembong narkoba merusak banyak kehidupan manusia, pembunuhan berencana oleh elit politik, kerusuhan dalam demonstrasi, dan pembunuhan anak kandung oleh orang tua dan sebaliknya serta fitnah dan caci maki antar golongan partai politik. Melihat keadaan demikian kita bisa saja mengatakan manusia telah kehilangan cinta, manusia tidak memiliki cinta dalam hatinya.
Namun disisi lain kita juga melihat manusia mau memberi makan anaknya, manusia masih mau bekerja keras menafkahi keluarga, manusia mau menolong sesamanya yang terkena musibah bencana alam, manusia rela mengorbankan harta bendanya bahkan dirinya kepada sesamanya dan manusia mau membela dan mati bagi bangasanya. Tindakan-tindakan manusia tersebut menunjukkan adanya rasa cinta dalam diri manusia. Lalu seorang psikolog bernama Abraham Maslow menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, hal tersebut menunjukkan adanya kebersamaan dalam kehidupan manusia. Jika kita melihat keadaan dunia yang pernah perang dunia I dan II namun muncul kedamaian, hal tersebut menunjukkan adanya rasa cinta dalam diri manusia. Melihat dua keadaan di atas seolah-olah menunjukkan bahwa pada saat yang bersamaan dalam hati manusia ada cinta dan benci. Cinta manusia seolah-olah mudah pudar dan kebencian juga seolah-olah bisa pudar. Hal ini menunjukkan bahwa manusia ada cinta namun cinta manusia mudah berubah oleh karena situasi inilah yang disebut love conditional.
Manusia diciptakan memiliki hati nurani,
Hati nurani manusia memiliki cinta,
Cinta manusia berbeda kualitasnya,
Kualitas cinta manusia tergantung dari keadaan.

Cinta & Dosa
            Dalam dunia fiksi kita bisa melihat kisah fiksi Zorro, kisah tersebut menceritakan bahwa ia mencintai warga yang miskin, lalu untuk menolong mereka ia merampok harta para bangsawan untuk dibagikan kepada rakyat miskin. Cinta kepada rakyatnya telah membuat seorang Zorro jatuh dalam dosa perampokan. Apakah benar tindakan cinta Zorro?
Dalam konteks perang dunia II ada negara-negara yang menjadi sekutu perang yang dibagi menjadi blok barat dan blok timur, mereka saling membantu perang karena sesama sekutunya namun cinta mereka kepada sekutu telah membawa mereka membunuh sesama manusia. Apakah benar tindakan cinta negara sekutu?
Dalam konteks agama muncul kelompok ISIS yang mencintai agama dan dengan dasar agama mereka membunuh banyak orang yang berseberangan fahamnya. Apakah benar demikian tindakan cinta terhadap agama?
Dalam konteks sains manusia menciptakan teknologi canggih, namun saying sekali teknologin itu terkadang tidak digunakan untuk mencintai manusia tetapi mengancam manusia, contoh pembuatan alat-alat militer dan bom nuklir yang menimbulkan ketakutan manusia.
Dalam konteks ekonomi manusia tidak terarah mencintai sesama namun mencintai keuntungan, sehingga manusia lebih bersikap cinta uang dan keuntungan daripada mencintai kemanusiaan, terkadang demi keuntungan mereka rela memberi upah yang kecil kepada bawahannya. Bahkan para pengusaha rela bersahabat hanya sesama pengusaha dan mengabaikan orang-orang yang tidak ada hubungan dengan bisnisnya. Apakah benar sikap cinta yang demikian?
Dalam konteks kehidupan pemuda dan remaja masa kini cinta memang telah mempertemukan antar sesama dan muncul persahabatan, tetapi cinta pada sahabat sering berunjung pada pembelaan yang bodoh, seperti dalam hal tawuran antar pelajar, mereka rela berkelahi hanya karena cinta sahabat, mereka berkelahi meskipun tahu fakata bahwa sahabatnya yang salah, justru membela yang salah. Apakah benar cinta yang demikian kepada sahabat?. Lebih dari itu banyak pemuda/i dikendalikan oleh cinta sehingga saling menyukai lawan jenis namun mereka justru terjerumus dalam pergaulan bebas dan seks bebas. Apakah benar cinta yang demikian?
Fakta-fakta diatas memperlihatkan ada permasalahan serius dengan cinta manusia. Apakah yang memperngaruhi manusia sehingga memiliki cinta yang menjerumuskan manusia dalam ketidakbenaran. Disinilah kita melihat ada hubungan antara cinta dan dosa. Dalam Reformed Theology dosa merusak total keadaan manusia, hati nurani, pikiran dan keinginan telah dirusak oleh dosa. Dosa membuat manusia tidak dapat melakukan kebaikan yang sungguh-sungguh baik, kebaikan manusia relative bahkan manusia diarahkan untuk tidak mau mengenal kebenaran. Jika dosa sudah merusak hati nurani manusia maka dosa juga merusak cinta dalam hati manusia. JIka dosa sudah merusak pikiran manusia maka pola pikir cinta manusia menjadi rusak. Jika dosa sudah merusak keinginan manusia maka cinta yang diingini manusia juga rusak. Oleh karena itu dosa merusak kualitas cinta dalam diri manusia. Cinta manusia menjadi relative tergantung pada keadaan, objek dan kepentingan. Dosa membuat manusia kehilangan ketulusan dalam mencintai karena cinta yang sejati mengarahkan manusia kepada cinta pada Tuhan dan sesama, namun jika manusia tidak cinta Tuhan maka ketika mencintai sesama motivasinya sudah tercemar, bukan lagi untuk Tuhan tetapi untuk kepentingan dirinya sendiri. Cinta dalam keberdosaan adalah cinta yang merusak. Cinta dalam keberdosaan tidak memuliakan Allah. Cinta dalam keberdosaan menghancurkan kehidupan dan cinta dalam keberdosaan bisa membawa manusia ke dalam maut.
Dosa merusak total manusia
Dosa merusak cinta dalam hati manusia
Cinta menjadi berbahaya jika dikuasai dosa.

Bukan Cinta Biasa
            Dalam Injil Yohanes 3: 16 menyatakan bahwa ”karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”. Allah datang menyatakan cinta mengapa? Dalam Yohanes 5: 42 menyatakan bahwa ”tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah”. Alkitab menyatakan Allah adalah kasih (Lih. 1Yoh.4: 8). Dalam 1 Yohanes 4: 10 menyatakan bahwa ”Inilah kasih itu: bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. Alkitab menyatakan bahwa Cinta yang sejati hanya ada pada Allah di dalam Yesus Kristus. Cinta sejati hanya diberikan Allah di dalam Yesus Kristus. Jadi manusia benar-benar memiliki cinta sejati jika Allah menyatakan cinta-Nya kepada manusia. Jika Allah membuka hati, pikirian dan keinginan manusia pada cinta-Nya maka manusia baru mengerti arti cinta Allah padanya dan manusia baru mengerti bagaimana mencintai sesama-Nya seperti Allah mencintai-Nya.
            Dalam dosa manusia tidak dapat menemukan cinta sejati. Namun karena Allah yang mengasihi manusia, Allah memberikan sekaligus menunjukkan bagaimana sebenarnya cinta sejati itu. Oleh karena itu untuk mengerti cinta sejati yang datang dari Tuhan, hanya dengan melihat pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Saat melihat Pribadi dan Tindakan Tuhan Yesus Kristus maka kita menemukan Cinta Allah Bukan Cinta Biasa. Mengapa disebut Bukan Cinta Biasa?
1.      Cinta tersebut tidak dipengaruhi keadaan (Uncoditional of Love)
Yesus datang ke duania, kepada manusia berdosa, Yesus tidak menolak manusia yang berdosa, setiap manusia yang berdosa Yesus panggil dan Yesus memberikan kabar baik kepada mereka. Kabar baik keselamatan dan hidup kekal tidak untuk orang kaya, orang pintar, orang merasa baik dan orang yang bijaksana, tetapi Yesus memberikan kabar baik kepada seluruh manusia yang berdosa. Jadi Kalau ingin menunjukkan cinta yang sejati, maka tunjukkanlah sikap yang mau menerima orang yang berdosa, bukan menjauhi, bukan mencaci maki, bukan memusuhi tetapi mendatangi dan menerima mereka, serta beritakan kabar baik.
2.      Cinta tersebut menyatakan kebenaran (Revealed the Truth of Love)
Allah menyatakan cinta juga kebenaran, kebenaran mengikuti cinta, maka inilah cinta yang sejati. Cinta tanpa kebenaran itu adalah cinta palsu. Cinta di dalam kebenaran dan cinta menghadirkan kebenaran itu adalah cinta sejati, dan cinta yang demikian hanya dinyatakan oleh Allah di dalam Yesus Kristus. Cinta tanpa kebenaran maka cinta itu akan menghancurkan kehidupan manusia, cinta tanpa kebenaran cinta tersebut menjerumuskan manusia. Allah menyatakan cinta di dalam kebenaran yaitu Di dalam Yesus Kristus. Manusia yang dicintai Allah akan diperbaharui oleh Allah dan hidup dalam kebenaran, yaitu hidup sesuai firman Tuhan.
3.      Cinta tersebut Sempurna (perfect of Love)
Yesus mengasihi tidak setengah hati, Dia menyatakan siapa yang dikasihi-Nya akan diselamatkan dan mendapat hidup kekal. Ini menujukkan cinta Tuhan Yesus totalitas tidak setengah-setengah. Tuhan Yesus menujukkan totalitas cinta-Nya dengan rela mengorbankan seluruh hidup-Nya, Ia rela mati di kayu Salib untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Ia mati untuk membebaskan manusia dari hukuman Allah. Manusia yang memiliki cinta sejati tidak pernah setengah hati dalam melakukan tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dalam hidupnya melalui lembaga-lembaga sekolah, Gereja dan persekutuan. Siapa yang memiliki cinta sejati memiliki kesungguh-sungguhan dalam mengerjakan tugas-tugasnya, belajar sungguh-sungguh dan percaya Tuhan sungguh-sungguh.
4.      Cinta tersebut membuat pendamaian (propitiation of Love)
Cinta Allah memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Dengan cinta-Nya Allah mencari manusia yang terhilang sehingga manusia memperoleh hidup kekal. Yesus datang ke dunia menunjukkan bahwa Allah yang berinisiatif memulihkan hubungan dengan manusia.Manusia yang berdosa diampuni dosanya, sehingga manusia bisa merasakan kasih Tuhan, selanjutnya manusia yang sudah dipulihkan Tuhan memiliki tanggung jawab memulihkan hubungan dengan sesamanya. Siapa yang memiliki cinta sejati pasti mau memulihkan hubungan dengan sesamanya, cinta sejati dari Allah tidak membuat kita memelihara kebencian dalam diri kita, cinta sejati dari Allah justru membangun kedamaian dalam kehidupan manusia.
5.      Cinta tersebut bernilai kekal (Eternal of love)
Allah mengasihi manusia dengan kasih yang kekal, Kelahiran Yesus Kristus menunjukkan bahwa kasih yang kekal itu ingin Allah berikan. Cinta sejati Allah bernilai kekal, cinta tersebut tidak dipengaruhi dengan keadaan manusia. Cinta Allah tidak dibatasi waktu manusia. Kapan pun Allah bisa mengasihi manusia. Cinta kekal Allah ditunjukkan dalam tindakan Allah, yaitu siapa yang Ia cintai maka manusia tersebut memperoleh hidup kekal. Bagaimana dengan manusia? ini mengajarkan manusia, siapa yang memiliki cinta sejati maka ia akan setia sampai akhir hidupnya, jika manusia mempunyai cinta sejati maka ia akan setia sampai mati kepada Tuhan maupun kepada orang yang dikasihinya. 

Penutup
Cinta Allah bukan cinta biasa, karena cinta Allah tidak terpengeruh oleh keadaan (unconditional of love), cinta Allah menyatakan kebenaran (revealed the Truth of love), cinta Allah totalitas (totality of love), cinta Allah memulihkan (reconciliation of love) dan cinta Allah bernilai kekal (eternal of love). Manusia bisa memiliki cinta sejati jika Roh Kudus melahirbarukan manusia. Pembaharuan dari Allah akan membuat manusia dimampukan untuk melakukan hal-hal rohani yang nilainya sulit jika dinilai oleh manusia yang berdosa. Mencari yang berdosa, hidup diantara yang berdosa, melayani yang berdosa itulah menjadi keadaan hidup manusia yang memiliki cinta sejati dari Tuhan. Soli Deo Gloria