Oleh: Made N. Supriadi, S. Th
Penderitaan akan menjadi penderitaan jika
penderita tidak diberikan iman oleh Tuhan. Penderitaan akan menjadi
tangisan jika penderita tidak melihat pengharapan. Lalu apakah orang
percaya hidup tanpa penderitaan? Penderitaan akan tetap ada namun inilah
yang patut kita pelajari yaitu relasi iman dan penderitaan.
Tuhan memberikan iman, iman memimpin manusia berpusat pada pribadi dan karya Allah, sehingga pikiran (mind) dan hati nurani (counscience) dipimpin berpusat pada pribadi Allah yang kasih dan karya-Nya yang mengasihi, konsep demikianlah yang membuat manusia tahu bahwa kehidupan ini ada dalam pemeliharaan Tuhan.
Dalam Alkitab banyak tokoh iman yang menderita dalam Ibrani 11 tokoh tersebut hidup dalam iman juga penderitaan. Ayub juga mengalami penderitaan padahal ia orang beriman. Namun fakta Alkitab menyatakan mereka tidak menyebut penderitaan sebagai sebuah penderitaan. Mengapa? karena mereka diberikan iman oleh Tuhan.
Tuhan Yesus juga mengalami penderitaan padahal Ia sumber Iman itu, namun penderitaan itu bukanlah menjadi penderitaan yang menguasai dan merubah tujuan dan nilai pribadi dan karya-Nya. Jadi penderitaan tidak akan menjadi penderitaan jika Tuhan memberikan iman, penderitaan bukanlah penderitaan jika berpusat kepada Tuhan. Lalu apakah setiap orang yang percaya akan menderita? Maka penderitaan itu hadir bukan karena orang tersebut beriman, karena orang tak beriman pun juga mengalami penderitaan. Penderitaan ada karena orang percaya hidup di dunia dan tidak mengenal Tuhan. Penderitaan orang yang tidak beriman pada Yesus Kristus dialami hingga kekekalan. Oleh karena itu dalam Roma 1: 24, 26, 28 menyatakan bahwa orang yang terus bergelut dalam kefasikan, kecemaran dan berbagai dosa bisa jadi orang tersebut sudah diserahkan Tuhan dalam penghukuman.
Perhatikan dua orang yang disalib bersama Tuhan Yesus, mereka mengalami penderitaan fisik, namun penderitaan salah seorang yang disalib tidak bernilai kekal karena ia diterima Yesus di Firdaus, lalu yang satunya menderita fisik dan kekal karena menolak Tuhan Yesus. Penderitaan adalah sebuah tipuan bagi iman karena penderitaan mencoba merusak konsep iman, namun disaat yang sama penderitaan juga menjadi pengujian kualitas iman karena dalam penderitaan kemurnian konsep berpikir dan hati serta kekuatan iman menjadi terlihat. Penderitaan juga merupakan alat untuk membentuk iman orang percaya, penderitaan akan memperlihatkan gambaran konsep iman apakah itu iman yang diberikan Tuhan atau tidak. Iman dalam penderitaan memimpin orang percaya tetap memuliakan Tuhan, justru dalam penderitaan yang dimenangkan iman akan membuat Tuhan dimuliakan. Maka orang yang menderita dalam iman tetap menunjukkan ekspresi memuliakan Allah. Soli Deo Gloria.
Tuhan memberikan iman, iman memimpin manusia berpusat pada pribadi dan karya Allah, sehingga pikiran (mind) dan hati nurani (counscience) dipimpin berpusat pada pribadi Allah yang kasih dan karya-Nya yang mengasihi, konsep demikianlah yang membuat manusia tahu bahwa kehidupan ini ada dalam pemeliharaan Tuhan.
Dalam Alkitab banyak tokoh iman yang menderita dalam Ibrani 11 tokoh tersebut hidup dalam iman juga penderitaan. Ayub juga mengalami penderitaan padahal ia orang beriman. Namun fakta Alkitab menyatakan mereka tidak menyebut penderitaan sebagai sebuah penderitaan. Mengapa? karena mereka diberikan iman oleh Tuhan.
Tuhan Yesus juga mengalami penderitaan padahal Ia sumber Iman itu, namun penderitaan itu bukanlah menjadi penderitaan yang menguasai dan merubah tujuan dan nilai pribadi dan karya-Nya. Jadi penderitaan tidak akan menjadi penderitaan jika Tuhan memberikan iman, penderitaan bukanlah penderitaan jika berpusat kepada Tuhan. Lalu apakah setiap orang yang percaya akan menderita? Maka penderitaan itu hadir bukan karena orang tersebut beriman, karena orang tak beriman pun juga mengalami penderitaan. Penderitaan ada karena orang percaya hidup di dunia dan tidak mengenal Tuhan. Penderitaan orang yang tidak beriman pada Yesus Kristus dialami hingga kekekalan. Oleh karena itu dalam Roma 1: 24, 26, 28 menyatakan bahwa orang yang terus bergelut dalam kefasikan, kecemaran dan berbagai dosa bisa jadi orang tersebut sudah diserahkan Tuhan dalam penghukuman.
Perhatikan dua orang yang disalib bersama Tuhan Yesus, mereka mengalami penderitaan fisik, namun penderitaan salah seorang yang disalib tidak bernilai kekal karena ia diterima Yesus di Firdaus, lalu yang satunya menderita fisik dan kekal karena menolak Tuhan Yesus. Penderitaan adalah sebuah tipuan bagi iman karena penderitaan mencoba merusak konsep iman, namun disaat yang sama penderitaan juga menjadi pengujian kualitas iman karena dalam penderitaan kemurnian konsep berpikir dan hati serta kekuatan iman menjadi terlihat. Penderitaan juga merupakan alat untuk membentuk iman orang percaya, penderitaan akan memperlihatkan gambaran konsep iman apakah itu iman yang diberikan Tuhan atau tidak. Iman dalam penderitaan memimpin orang percaya tetap memuliakan Tuhan, justru dalam penderitaan yang dimenangkan iman akan membuat Tuhan dimuliakan. Maka orang yang menderita dalam iman tetap menunjukkan ekspresi memuliakan Allah. Soli Deo Gloria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar