Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
Sebelum
membahas tentang doktrin predestinasi kita terlebih dahulu harus mengerti
tentang doktrin penetapan Allah (foreordaination).
Penetapan sejak semula berarti rencana Allah yang berdaulat, yang denganya
Allah menetapkan semua yang akan terjadi di seluruh alam semesta ini. Tak ada
satu hal pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan. Allah berada dibalik
segala sesuatu. Ia memutuskan dan menyebabkan semua peristiwa yang terjadi.
Allah tidak tidak duduk diam sambil bertanya-tanya dan mungkin juga merasa
cemas mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya. Tidak! Sejak semula Allah
telah menetapkan segala sesuatu ”menurut keputusan kehendak-Nya”: gerakan
sebuah jari, detak sebuah jantung, tawa ceria seorang gadis, kesalhan seorang
juru ketik, bahkan dosa.
Genesis
50:20 20 Memang kamu telah mereka-rekakan
yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk
kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang
ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Acts
4:27-28 27 Sebab sesungguhnya telah
berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa
dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau
urapi, 28 untuk
melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa
dan kehendak-Mu.
Penetapan
Allah berhubungan erat dengan kedaulatan Allah. Apakah penetapan Allah itu?
Westminster Confession: Penetapan Allah adalah maksudnya yang kekal, sesuai
dengan pertimbangan kehendak-Nya, demi untuk kemuliaan-Nya sendiri. Ia
menetapkan apapun yang terjadi (Maz. 33:11; ), Allah berdaulat atas segala
sesuatu (1 Taw. 29:10-12).
Kata
predestinasi dapat kita temukan dalam
Efesus 1:5 yang menyatakan : ”Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus
untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,”. Kata
”menentukan” dari kata dasar Yunani ’proori,zw’ (proorizo) yang artinya ”to predetermine, foreordain, predestine”
(untuk menentukan, menentukan sebelumnya,
menentukan). Jadi doktrin predestinasi adalah doktrin Alkitabiah yang
mengajarkan tentang ’penentuan Allah’. R.C. Sproul menempatkan pembahasan
predestinasi dalam doktrin soteriologi. Jadi saat ini secara khusus akan
membahas doktrin predestinasi dalam konteks soteriologi.
A.
Kapan Allah
melakukan predestinasi?
Jawab:
Alkitab menyatakan bahwa Allah telah
menentukan dari semula.
Efesus
1:5 ”Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula
oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya”.
Efesus 1:11 ”Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami
mendapat bagian yang dijanjikan, kami yang dari
semula ditentukan untuk menerima bagian itu
sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut
keputusan kehendak-Nya”
Kis. 4:28 ”untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu”.
Roma 8:29 ”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang
sulung di antara banyak saudara”.
Istilah dari semula menunjuk kepada kekekalan. Jadi Allah
telah melakukan predetinasi dari kekekalan. Jadi sama seperti gedung 30 lantai,
maka membutuhkan pondasi yang sangat dalam juga. Maka jika keselamatan itu
kekal maka pondasinya juga dari kekekalan.
B.
Pembuat & Obyek Predestinasi
1.
Pembuat
Ketetapan predestinasi adalah tindakan berkesinambungan
dari ketiga Pribadi dari Allah Tritunggal, yang adalah satu dalam
pertimbangan-Nya dan kehendak-Nya.
Yoh. 17:9-10 ”Aku berdoa untuk mereka. Bukan
untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu 10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku,
dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.”
Ef. 1:14 ”Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh
seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk
memuji kemuliaan-Nya.”
2.
Obyek Predestinasi
Louis Berkhof menjelaskan bahwa obyek predestinasi
mencakup semua makhluk yang mempunyai rasio, hati nurani dan kehendak, yaitu
manusia dan malaikat.
Roma 9:15-16 ”15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada
siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku
mau bermurah hati." 16
Jadi hal itu tidak tergantung pada
kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah.”
1 Tim. 5:21 ”Di
hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat
pilihan-Nya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini
tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.”
Yudas 1:6 ”Dan bahwa Ia
menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman
pada hari besar.”
Dalam konteks karya keselamatan
(soteriologi) Yesus Kristus juga
menjadi obyek predestinasi Allah, Yesus Kristus telah ditentukan dari semula untuk
melakukan karya penebusan.
Kis. 2:23 Dia yang diserahkan Allah menurut maksud
dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan
bangsa-bangsa durhaka.
Roma 5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus
telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
C.
Bagian-Bagian Dalam Predestinasi
Dalam predestinasi kita akan menemukan dua bagian penting
yaitu pemilihan sebagian orang untuk diselamatkan (election) dan penolakan Allah (reprobasi).
1.
Pemilihan (election)
a.
Definisi
Pemilihan dapat didefinisikan sebagai tindakan kekal Allah di mana Ia dalam
kesukaan kedaulatan-Nya dan tanpa memperhitungkan jasa atau kebaikan manusia memilih
sejumlah orang untuk menjadi penerima dari anugerah khusus dan keselamatan
kekal (Lih. Louis Berkhof, Doktrin
Allah, 207)
Efesus 1:4-5 Sebab di
dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia
telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
kerelaan kehendak-Nya.
b.
Ciri-ciri khas dari pemilihan
-
Merupakan penyataan dari kehendak dan kasih Allah yang
berdaulat.
Ulangan 7:6-8 6 Sebab
engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh
TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi
umat kesayangan-Nya. 7 Bukan
karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka
hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu bukankah kamu ini yang
paling kecil dari segala bangsa? 8
tetapi
karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah
diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar
dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,
dari tangan Firaun, raja Mesir.
Jadi pemilihan Allah mendahului karya penebusan umat Israel secara bangsa.
Demikian juga dalam keselamatan secara individual orang yang telah dipilih akan
diberikan kepada Kristus untuk ditebus, dibenarkan, dikuduskan, dan dimuliakan.
-
Pemilihan ini tidak dapat berubah dan dengan demikian
menyatakan keselamatan dari orang pilihan adalah pasti.
Roma 8:29-30 29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya
dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula
untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi
yang sulung di antara banyak saudara. 30
Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya.
Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Ayat tersebut tidak memfokuskan pada urutan logis, karena
semuanya dapat berjalan simultan (bersamaan) tetapi ayat tersebut memfokuskan
kita pada kepastian akhir orang yang dipilih oleh Allah.
-
Pemilihan ini bersifat kekal yang sudah berarti sudah ada
sejak kekelan.
Efesus 1:4-5 Sebab di
dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan,
supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia
telah menentukan kita dari semula oleh Yesus
Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan
kerelaan kehendak-Nya.
2 Tim. 1:9 9 Dialah yang menyelamatkan
kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan
berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih
karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam
Kristus Yesus sebelum permulaan zaman
Jadi pemilihan sudah terjadi dalam kekekalan, hal
tersebut menunjukkan bahwa manusia belum diciptakan Allah telah menentukan
segalanya di dalam Yesus Kristus.
-
Pemilihan ini tanpa syarat.
Roma 9:11 11 Sebab waktu anak-anak itu belum
dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, supaya rencana
Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi
berdasarkan panggilan-Nya.
Pemilihan yang Allah lakukan tidak didasarkan pada
kondisi manusia. Karena sebelum manusia dilahirkan Allah telah melakukan
pemilihan. Bahkan jauh dari itu dalam kekekalan Allah telah memilih manusia
yang diselamatkan.
-
Pemilihan ini tidak dapat ditolak.
Yehezkiel 36:26-27 26 Kamu akan Kuberikan hati yang baru,
dan roh
yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati
yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. 27 Roh-Ku akan Kuberikan diam di
dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut
segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku
dan melakukannya.
Filipi 2:13 13
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Ayat tersebut
menunjukkan bahwa Allah secara aktif mengerjakan kemauan di dalam diri manusia
yang diselamatkan. Dan Allahlah yang akan membuat manusia taat kepada Allah,
sehingga orang yang dipilih Allah tidak dapat menolak.
-
Pemilihan ini tidak boleh dituduh sebagai ketidakadilan.
Romans 9:14-15 14 Jika demikian, apakah yang
hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! 15 Sebab Ia berfirman kepada Musa:
"Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan
dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati."
Kis. 13:48 48 Mendengar itu bergembiralah
semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan
semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Jika kita menuntut Allah adil, maka tidak satu pun
manusia akan diselamatkan. Manusia semua telah berdosa (Rom. 3:23), upah dosa
adalah mau (Rom. 6:23), dalam kondisi berdosa manusia rusak total (total depravity) sehingga tidak
ada kerinduan manusia untuk memilih Allah dan manusia tidak
mampu memilih Allah (Kej. 6:5; Kej. 8:21, Mazmur 14:1-3).
Jadi kalau Allah adil maka semua manusia harusnya dihukum dan tidak satupun
yang selamat. Dalam kondisi demikian jika Allah hadir di tengah manusia berdosa
maka manusia justru akan merasakan ketakutan penghukuman. Tetapi dari semua
yang terhukum, Allah menyatakan kasih-Nya, Ia memilih dari antara mereka yang
terhukum untuk diselamatkan, maka tindakan Allah memilih ini adalah anugerah
yang besar (amazing grace).
c.
Tujuan Pemilihan
Tujuan pemilihan dari kekal ini ada dua, yaitu:
-
Rencana keselamatan bagi orang
pilihan.
2 Tesalonika 2:13 Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur
kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah
dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang
menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai.
-
Sasaran akhirnya untuk kemuliaan Allah.
Efesus 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita
sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik
Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
2. Penolakan (reprobation)
a.
Definisi
Penolakan adalah sebagai
ketetapan kekal Allah di mana Ia
telah menentukan sebagian orang untuk terhilang berdasarkan tindakan
dari anugerah khusus-Nya, dan menghukum
mereka karena dosa-dosa mereka untuk menyatakan keadilan-Nya.
Roma 9:13 seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi
membenci Esau."
Roma 9:18 Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang
dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
b.
Penjelasan
Penolakkan menggambarkan dua tujuan Allah, yaitu: melewatkan sebagian orang dalam pencurahan
anugerah keselamatan dan menaruh
mereka dalam keadaan yang tidak dimuliakan dan masuk dalam murka Allah oleh
karena dosa-dosa mereka.
Jadi dalam pemilihan Allah, sifatnya tidak bersyarat,
maka dalam penolakkan Allah sifatnya bersyarat yaitu karena dosa-dosa manusia,
maka manusia dibiarkan oleh Allah dan ditolak oleh Allah.
Roma
9:21-22 Apakah
tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat
dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang
mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa? 22 Jadi, kalau untuk menunjukkan
murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar
terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk
kebinasaan.
Yudas 1:4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah
masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama
ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik,
yang menyalahgunakan
kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan
yang menyangkal
satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
Amsal 16:4 TUHAN membuat segala
sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk
hari malapetaka.
2 Korintus 4:3-4 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup
juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4 yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Jadi penolakkan Allah terhadap sebagian manusia yang
tidak diselamatkan tidak menghilangkan anugerah umum / alamiah dalam kehidupan
mereka (Lih. Mat. 5:45). Allah menolak manusia dengan memberikan kondisi yang
juga membuat mereka dalam kesadarannya menolak Yesus Kristus.
D.
Predestinasi Ganda
Predestinasi mencakup 2 bagian, yaitu pemilihan dan
penolakkan. Dalam Roma 9:13 menyatakan: ”Aku
mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau”. Alkitab memperlihatkan bahwa Allah
telah menentukan dari mulanya orang-orang yang akan diselamatkan, dan secara
logis pastilah ada orang-orang yang tidak diselamatkan. Lalu bagaimana kita
memahami hal ini? Apakah Allah patut disalahkan atas orang-orang yang tidak
diselamatkan?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita akan memahami pandangan
yang muncul dalam predestinasi ganda yaitu: pandangan positif-positif (Aktif-Aktif)
dan pandangan positif-negatif (Aktif-Pasif).
1.
Pandangan positif-positif dari predestinasi
Pandangan positif-positif dari predestinasi mengajarkan
bahwa Allah secara positif (Aktif) mengintervesi di dalam kehidupan orang-orang
yang dipilih untuk mengefektifkan anugerah di dalam hati mereka dan membawa
mereka kepada iman. Demikian pula dalam kasus orang-orang yang tidak dipilih,
Allah secara positif (aktif) berintervensi di dalam hati mereka supaya tetap
jahat dan menghalangi mereka untuk datang kepada iman.
2.
Pandangan positif-negatif dari predestinasi
Di dalam kasus orang yang dipilih, Allah intervensi
secara positif dan aktif untuk mengefektifkan anugerah di dalam hati manusia
dan membawa mereka kepada iman yang menyelamatkan. Allah melahirbarukan orang
yang dipilih dan menjamin keselamatan mereka. Di dalam orang yang tidak
dipilih, Allah tidak intervensi aktif (pasif)
bekerja di dalam hati mereka untuk menjadikan mereka jahat atau menghalangi
mereka untuk datang kepada iman yang menyelamatkan.
3.
Perbedaan dan persamaan
Dalam kedua pandangan tersebut (positif-positif & positif-negatif) terdapat perbedaan, yaitu aktivitas
Allah antara orang yang dipilih dan tidak dipilih tidak simetris.
Namun terdapat juga kesamaan yaitu kesimetrisan dalam kepastian akibat
akhir, yaitu orang yang tidak dipilih baik secara positif atau
negatif sama-sama ke neraka pada akhirnya.
4.
Jawaban terhadap beberapa teks Alkitab
a.
Roma 9:13
Apakah yang dimaksudkan dengan Allah ”membenci Esau?” Ada dua penjelasan:
1. Kebencian kepada Esau bukan dalam arti sikap hati yang negatif kepada Esau,
melainkan hanya tidak adanya kasih penebusan (anugerah khusus).
Allah masih menunjukkan kebaikkan dengan memberi anugerah umum dan pemeliharaan
dalam hal-hal alamiah tetapi Allah tidak memberikan anugerah khusus yaitu
penebusan. Penjelasan ini merupakan pemahaman untuk mengantisipasi sikap bahwa
Allah membenci seseorang.
2. Kebencian kepada Esau artinya Esau tidak menerima berkat yang sama
seperti Yakub, dan itulah artinya ia dibenci oleh Allah. Perhatikan
Allah ’mengasihi’ Yakub karena Allah memberikan berkat tanpa hasil usaha apa
pun dari Yakub. Allah memberikan berkat kepada Yakub yang ia tidak layak
menerimannya. Penjelasan kedua ini menunjukkan bahwa Esau layak dibenci menurut
pandangan Allah. Tidak ada sesuatu pun dari diri Esau untuk dikasihi Allah (Lih.
Roma 9:14-16).
b.
Keluaran 4:21, 7:3, 9:12, 10:20; 27, 14:4
Dalam ayat tersebut kita melihat Allah mengeraskan hati
Firaun. Apa artinya? Apakah Allah aktif menciptakan hati yang jahat lalu
memberikannya kepada Firaun?. Pengerasan hati Firaun itu bersifat pasif bukan
aktif. Artinya Allah tidak menciptakan hati jahat. Secara natur, semua manusia
telah mengalami kerusakan total (total depravity of Man), maka begitu
juga Firaun memang sudah mengalami kerusakan total. Namun dalam kerusakan total
manusia Allah masih berkarya melakukan pemeliharaan (Providency of God), sehingga kejahatan manusia akibat dari
kerusakan total manusia masih ditahan oleh Allah sendiri. Ketika Firaun
mengeraskan hati menunjukkan bahwa Allah mengangkat anugerah yang menahan
manusia untuk melampiaskan keinginan jahat mereka, dan membiarkan mereka untuk
melaksanakan kecendrungan jahat yang sudah ada pada diri mereka.
Kesimpulan
Dari kedua ayat tersebut inilah yang Allah lakukan pada
orang yang akan binasa di dalam neraka. Orang tersebut meninggal dalam
kedegilan dan kejahatan dan dengan sadar menolak karya penebusan Kristus.
Sehingga tidak ada orang di dalam neraka akan berteriak meminta ke Surga.
E.
Predestinasi & Penginjilan
Doktrin predestinasi seringkali dianggap memberikan
kepasifan dalam penginjilan. Namun doktrin predestinasi justru sangat penting
dalam penginjilan.
Pertama, sebelum menerima Injil (panggilan Injil), kondisi orang-orang
pilihan adalah sama dengan mereka yang binasa dan terpencar-pencar di padang
pasir (Calvin, Institutio III, XXIV, 10). Jadi melalui penginjilan
maka orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah akhirnya berkumpul dalam
sebuah persekutuan.
Kis.
2:37-39 37 Ketika mereka mendengar
hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada
Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat,
saudara-saudara?" 38
Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing
memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka
kamu akan menerima karunia Roh Kudus. 39
Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih
jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
Kedua, Predestinasi merupakan bagian non material cause. Kita dapat memahami
dan mengerti predestinasi hanya pada batasan material dan formal cause
(pemberitaan Injil). Pada saat penginjilan, kita hanya memperlihatkan bagian materialnya, yaitu Injil di beritakan,
dengan metode tertentu dan ada orang percaya atau menolak. Tetapi dibalik semua
yang non material cause kita tidak
memahami yaitu predestinasi Allah sebelum
Injil diberitakan dan setelah orang mendengar Injil. Jadi pemberitaan Injil
berperan sebagai instrumen (alat)
untuk menyatakan pemilihan Allah.
2 Korintus 4:3-4 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup
juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, 4 yaitu orang-orang yang tidak
percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka
tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Ketiga, doktrin predestinasi memberikan
sukacita dan ucapan syukur keyakinan keselamatan, sehingga ucapan syukur dan
keselamatan yang telah kita rasakan, mendorong kita untuk penginjilan.
KESIMPULAN
Doktrin predestinasi adalah doktrin yang Alkitabiah.
Doktrin ini merupakan bagian dalam ketetapan Allah yang kekal. Doktrin
predestinasi bersifat ganda dalam arti postif-negatif,
artinya Allah aktif memilih orang untuk diselamatkan, namun manusia ditentukan
dineraka karena dosa mereka. Doktrin predestinasi tidak menghilangkan tanggung
jawab penginjilan, justru semakin memotivasi manusia dalam penginjilan untuk
mengumpulkan orang pilihan dalam persekutuan dan muara predestinasi adalah
untuk kemuliaan Allah.
Ecllesia Reformata semper Reformanda secundum Verbum Dei, Soli Deo Gloria