Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
Minggu Advent (la. Adventus:
kedatangan) artinya minggu menanti kedatangan Tuhan Yesus. ”Tetapi setelah
genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya…”. Dalam bahasa Yunani ”to.
plh,rwma tou/ cro,nou”
(to pleroma tou kronou). KJV: ”the fulness of the time was come” (kegenapan
waktunya sudah tiba), NIV: ” the time had fully come” (waktunya telah
tiba sepenuhnya).
Paulus memiliki sebuah pemahaman,
waktu Allah berinkarnasi adalah waktu yang sangat tepat pada masa itu. Paulus memiliki pemahaman
Allah telah merancang seluruh sejarah dengan sempurna, maka kita bertanya
Mengapa Paulus dapat menyimpulkan waktu kedatangan Yesus begitu tepat? Apa yang
ada dalam pemahaman Paulus mengenai keadaan zaman itu? .
Dalam konteks sejarah istilah ”Setelah
Genap Waktunya” menunjuk kepada 5 hal, yaitu: Pusat dunia, budaya, lalu
lintas, keamanan, agama dan filsafat, sudut pandang Sains mengenai bintang
Timur.
1. Pemusatan Dunia
Pada
abad ke-2 SM Kerajaan Romawi muncul sebagai kekuatan militer terkuat dan
menguasai semua Daerah yang dikuasai Yunani. Sehingga dunia saat itu dipusatkan
pada satu kerajaan yaitu Romawi. Dan daerah Israel juga berada di bawah
kekuasaan Romawi, sehingga hanya menjadi satu Propinsi. Allah mengijinkan
Israel terjajah oleh Romawi sehingga pengahrapan mereka akan Mesias semakin
kuat. Dan inilah situasi yang tepat.
2.
Kesatuan Budaya
Kekaisaran
Romawi tetap memakai budaya Yunani dalam Kerajaannya. Wilayah kekuasaan Yunani
pada masa Raja Alexander Agung (356-323 SM) begitu luas dari daratan Eropa –
Asia (India), meskipun hanya 13 tahun memimpin, namun Ia telah berhasil
mengembangkan budaya Yunani (Helenisasi). Saat Kekaisaran Roma berkuasa mereka
tetap memakai budaya Yunani sehingga mempermudah bangsa-bangsa dibawah kekuasaan
Romawi tetap memakai bahasa Yunani. Maka Injil ditulis dalam bahasa Yunani dan
PL diterjemahkan dalam Bahasa Yunani (LXX).
3.
Lalu Lintas Dalam Kekaisaran Romawi
Banyak
Jalan Menuju Roma. Seorang Dokter dan juga Misionaris serta pengajar Sejarah Gereja
yang pernah melayani di GEKISUS (GEKISIA) pada tahun 1974-1975 bernama dr.
Dietrich Kuhl memberikan catatan bahwa ”kekaisaran Romawi membuat banyak jalan
yang berkualitas bahkan sampai saat ini masih dapat digunakan untukn
mempermudah meredam pemberontakkan dan mempermudah lalu lintas perdagangan.”
Rasul Paulus memberitakan Injil dengan berjalan kaki ±25.000 KM melalui jalan
yang dibangun oleh kekaisaran Romawi.
Seorang
ahli PL David Pawson memberikan catatan mengenai Daerah Nazaret: ”Nazaret
merupakan daerah yang menjadi perlintasan antar Kerajaan dan Benua.” Ia
menambahkan ”Kerajaan yang ingin saling mengdu kekuatan akan melintasi daerah
Israel, dari Eropa ke Arab, dan dari Asia ke Afrika melintasi daerah Israel.”
Karena itu Tuhan umat Israel seperti bangsa yang tergilas, namun dengan
demikian Injil menjadi mudah disebarkan ke seluruh dunia karena banyak orang
dari berbagai daerah akan bertemu dititik tersebut (Lih. Kis. 2:8-11).
4. Perdamaian Roma ”Pax
Romana”.
Hampir
2 abad Roma terlibat peperangan dalam penaklukan daerah-daerah sekitar, baru
pada tahun 29 SM, Kaisar Roma berhasil menstabilkan keamanan secara militer.
Maka saat Yesus lahir situasi keamanan dunia sedang berada dalam pax romana dan
itu juga yang menguntungkan Penginjilan rasul Paulus, terlebih lagi Paulus
memiliki kewarganegaraan Roma sehingga Ia dilindungi oleh Militer Roma untuk
bisa mendapatkan pengadilan, dan inilah situasi yang tepat bagi saat kelahiran
Yesus dan masa penginjilan. Jika ada
damai harusnya penginjilan digiatkan.
5.
Agama
Monotheisme
mulai tumbuh & Berkembangnya Filsafat Plato, Stoa & Epikurisme.
Monotheisme adalah kepercayaan kepada satu Tuhan. Saat itu ada banyak bangsa di
bawah kekuasaan Roma ada bangsa Yunani yang menyembah Zeus, bangsa Roma
menyembah Yupiter, Persia menyembah (Ahura Mazda), Bangsa Babilonia (Marduk),
Bangsa Israel (YHWH). Situasi demikian membuat orang-orang pada masa itu mulai
membanding-bangdingkan agama yang satu dan lain, lalu ada juga yang
mencampurkannya. Keadaan demikian sangat mempermudah hadirnya keKristenan,
karena agama Kristen dianggap sebagai bagian agama Yahudi oleh Roma.
Setiap
agama mempunyai filsafatnya masing-masing, dari kelompok tertentu memiliki
pemahaman bahwa Tuhan itu harus nyata (materi) dan dapat dilihat dan Tuhan itu
begitu jauh (transenden) maka pemahaman demikian merupakan waktu yang tepat
untuk mempersiapkan kehadiran Kristus. Karena itu Inkarnasi merupakan jawaban
atas kebuntuan filsafat saat itu.
6.
Bidang Sains Astronomi
Orang Majus merupakan ahli astronomi
dari Babilonia mereka memiliki pemahaman bahwa jika ada bintang Timur maka
tanda seorang Raja telah lahir. Kelahiran Tuhan Yesus juga diiringi dengan
fenomena alam yaitu munculnya bintang timur. Kepller menuliskan bahwa pada abad
awal Masehi atau sebelum Masehi terjadi Konjungsi antara planet Yupiter dan
saturnus yang menghasilakn cahaya yang terang, dan penelitian Keppler tersebut
akhirnya juga dikuatkan dengan temuan data dari Manuskrip Babilonia pada tahun
1925 tentang adanya konjungsi 2 planet yang menghasilkan cahaya terang.
Aplikasi Rohani
Jika
Bapa menentukan waktu yang tepat bagi kedatangan Putra-Nya ke dalam Dunia, maka
Bapa juga telah menentukan segala sesuatu dalam kehidupan kita dengan tepat. Lalu
bagaimana dengan penderitaan manusia? Apakah itu juga sesuatu yang
ditentukan dengan tepat?. Pada tahun 1815 ada peristiwa bencana Alam yaitu
meletusnya Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, akibat letusan saat itu menyebabkan
1 tahun tanpa musim panas di Eropa, pertanian hancur dan kurangnya sinar
matahari, ± 10-15 tahun penderitaan ditimbulkan namun setelah itu daerah
tersebut menjadi daerah yang paling subur. Itu artinya menilai dan membuat
kesimpulan dengan memakai keterbatasan akal dan hati akan menghasilkan
kesimpulan yang terbatas dan keliru. Jika kita bisa bersabar untuk menyimpulkan
akibat sebuah peristiwa maka kita akan melihat hal yang baik.
Dalam
dunia penginjilan ada seorang Penginjil bernama Adoniram dan istrinya Anna,
mereka penginjilan di Birma, lembaga pengutus dari Amerika Serikat terus
menelpon dan berkata bagaimana prospek penginjilan di Birma, Adoniram menjawab
prospeknya cerah seperti dinyatakan firman Tuhan, karena belum ada orang
percaya satu pun, tahun 1819 setelah 6 tahun penginjilan di Birma baru satu
orang yang bertobat dan terima Yesus. Ia akhirnya menentang lembaga pengutusnya
dengan berkata jika lembaga pengutus hanya memikirkan target maka tidak ada
jiwa yang akan dimenangkan di Birma. Saat sedang menuai jiwa terjadi peperangan
antara Inggris dan Birma, penganiayaan terhadap orang eropa dimulai. Adoniram
ikut ditawan, dan Istrinya Anna rutin
menjenguk dia, setelah 3 bulan dia tidak melihat istrinya menjenguk ia mulai
cemas dan gelisah, lalu istrinya datang membawa seorang anak bayi, ia mengerti
bahwa istrinya baru melahirkan anaknya, lalu tahun 1826 Adoniram bebas tetapi
istrinya Anna dan anaknya sakit demam dan akhirnya meninggal, itu adalah
kesedihan yang berat baginya, akhirnya setelah 8 tahun ia tetap setiap
mengijili di Birma dan bertemu dengan seorang Janda bernama sarah mereka
menikah dan dikaruniakan 6 orang anak, saat perjalanan pulang ke Amerika tahun
1850 karena keletihan Sarah meninggal, buah pelayanan Adoniram telah membawa
7.000 orang Birma percaya Yesus. Meskipun keadaan
sulit Adoniram tidak memberikan kesimpulan bahwa Tuhan Jahat? Kesulitannya mendatangkan kebaikan bagi 7.000 jiwa.
Penutup
Allah
tidak pernah salah menetapkan segala sesuatu, hal yang menurut prasangka kita
salah, bisa saja sedang Allah pakai untuk memberikan kebaikan kepada pihak
lain. Mari kita tidak cepat menilai dan menyimpulkan sebuah keadaan sulit yang
membebani hati kita sebagai sebuah kesalahan dari Allah. Berdoalah selalu agar
Tuhan memberikan kesiapan dan keluasan hati dan pikiran menerima berbagai
keadaan hidup. Jika Allah mengatur dengan tepat kedatangan Putra-Nya ke dalam dunia, maka Allah juga mengatur segala sesuatu dengan tepat menurut hikmat-Nya (Roma. 11:33). Ingatlah Roma 8:28 bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikkan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Soli Deo Gloria