Kamis, 07 Maret 2019

”WAKTU ALLAH YANG TEPAT”: Sebuah Eksposisi Galatia 4:4

Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
            Minggu Advent (la. Adventus: kedatangan) artinya minggu menanti kedatangan Tuhan Yesus. ”Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya…”. Dalam bahasa Yunani ”to. plh,rwma tou/ cro,nou” (to pleroma tou kronou). KJV: ”the fulness of the time was come” (kegenapan waktunya sudah tiba), NIV: ” the time had fully come” (waktunya telah tiba sepenuhnya).
            Paulus memiliki sebuah pemahaman, waktu Allah berinkarnasi adalah waktu yang sangat tepat pada masa itu. Paulus memiliki pemahaman Allah telah merancang seluruh sejarah dengan sempurna, maka kita bertanya Mengapa Paulus dapat menyimpulkan waktu kedatangan Yesus begitu tepat? Apa yang ada dalam pemahaman Paulus mengenai keadaan zaman itu?     .
            Dalam konteks sejarah istilah Setelah Genap Waktunyamenunjuk kepada 5 hal, yaitu: Pusat dunia, budaya, lalu lintas, keamanan, agama dan filsafat, sudut pandang Sains mengenai bintang Timur.
1. Pemusatan Dunia
            Pada abad ke-2 SM Kerajaan Romawi muncul sebagai kekuatan militer terkuat dan menguasai semua Daerah yang dikuasai Yunani. Sehingga dunia saat itu dipusatkan pada satu kerajaan yaitu Romawi. Dan daerah Israel juga berada di bawah kekuasaan Romawi, sehingga hanya menjadi satu Propinsi. Allah mengijinkan Israel terjajah oleh Romawi sehingga pengahrapan mereka akan Mesias semakin kuat. Dan inilah situasi yang tepat.
2. Kesatuan Budaya
            Kekaisaran Romawi tetap memakai budaya Yunani dalam Kerajaannya. Wilayah kekuasaan Yunani pada masa Raja Alexander Agung (356-323 SM) begitu luas dari daratan Eropa – Asia (India), meskipun hanya 13 tahun memimpin, namun Ia telah berhasil mengembangkan budaya Yunani (Helenisasi). Saat Kekaisaran Roma berkuasa mereka tetap memakai budaya Yunani sehingga mempermudah bangsa-bangsa dibawah kekuasaan Romawi tetap memakai bahasa Yunani. Maka Injil ditulis dalam bahasa Yunani dan PL diterjemahkan dalam Bahasa Yunani (LXX).
3. Lalu Lintas Dalam Kekaisaran Romawi
            Banyak Jalan Menuju Roma. Seorang Dokter dan juga Misionaris serta pengajar Sejarah Gereja yang pernah melayani di GEKISUS (GEKISIA) pada tahun 1974-1975 bernama dr. Dietrich Kuhl memberikan catatan bahwa ”kekaisaran Romawi membuat banyak jalan yang berkualitas bahkan sampai saat ini masih dapat digunakan untukn mempermudah meredam pemberontakkan dan mempermudah lalu lintas perdagangan.” Rasul Paulus memberitakan Injil dengan berjalan kaki ±25.000 KM melalui jalan yang dibangun oleh kekaisaran Romawi.
            Seorang ahli PL David Pawson memberikan catatan mengenai Daerah Nazaret: ”Nazaret merupakan daerah yang menjadi perlintasan antar Kerajaan dan Benua.” Ia menambahkan ”Kerajaan yang ingin saling mengdu kekuatan akan melintasi daerah Israel, dari Eropa ke Arab, dan dari Asia ke Afrika melintasi daerah Israel.” Karena itu Tuhan umat Israel seperti bangsa yang tergilas, namun dengan demikian Injil menjadi mudah disebarkan ke seluruh dunia karena banyak orang dari berbagai daerah akan bertemu dititik tersebut (Lih. Kis. 2:8-11).  
4. Perdamaian Roma ”Pax Romana”.
            Hampir 2 abad Roma terlibat peperangan dalam penaklukan daerah-daerah sekitar, baru pada tahun 29 SM, Kaisar Roma berhasil menstabilkan keamanan secara militer. Maka saat Yesus lahir situasi keamanan dunia sedang berada dalam pax romana dan itu juga yang menguntungkan Penginjilan rasul Paulus, terlebih lagi Paulus memiliki kewarganegaraan Roma sehingga Ia dilindungi oleh Militer Roma untuk bisa mendapatkan pengadilan, dan inilah situasi yang tepat bagi saat kelahiran Yesus dan masa penginjilan. Jika ada damai harusnya penginjilan digiatkan. 
5. Agama
            Monotheisme mulai tumbuh & Berkembangnya Filsafat Plato, Stoa & Epikurisme. Monotheisme adalah kepercayaan kepada satu Tuhan. Saat itu ada banyak bangsa di bawah kekuasaan Roma ada bangsa Yunani yang menyembah Zeus, bangsa Roma menyembah Yupiter, Persia menyembah (Ahura Mazda), Bangsa Babilonia (Marduk), Bangsa Israel (YHWH). Situasi demikian membuat orang-orang pada masa itu mulai membanding-bangdingkan agama yang satu dan lain, lalu ada juga yang mencampurkannya. Keadaan demikian sangat mempermudah hadirnya keKristenan, karena agama Kristen dianggap sebagai bagian agama Yahudi oleh Roma.
            Setiap agama mempunyai filsafatnya masing-masing, dari kelompok tertentu memiliki pemahaman bahwa Tuhan itu harus nyata (materi) dan dapat dilihat dan Tuhan itu begitu jauh (transenden) maka pemahaman demikian merupakan waktu yang tepat untuk mempersiapkan kehadiran Kristus. Karena itu Inkarnasi merupakan jawaban atas kebuntuan filsafat saat itu.
6. Bidang Sains Astronomi
            Orang Majus merupakan ahli astronomi dari Babilonia mereka memiliki pemahaman bahwa jika ada bintang Timur maka tanda seorang Raja telah lahir. Kelahiran Tuhan Yesus juga diiringi dengan fenomena alam yaitu munculnya bintang timur. Kepller menuliskan bahwa pada abad awal Masehi atau sebelum Masehi terjadi Konjungsi antara planet Yupiter dan saturnus yang menghasilakn cahaya yang terang, dan penelitian Keppler tersebut akhirnya juga dikuatkan dengan temuan data dari Manuskrip Babilonia pada tahun 1925 tentang adanya konjungsi 2 planet yang menghasilkan cahaya terang.


Aplikasi Rohani
            Jika Bapa menentukan waktu yang tepat bagi kedatangan Putra-Nya ke dalam Dunia, maka Bapa juga telah menentukan segala sesuatu dalam kehidupan kita dengan tepat. Lalu bagaimana dengan penderitaan manusia? Apakah itu juga sesuatu yang ditentukan dengan tepat?. Pada tahun 1815 ada peristiwa bencana Alam yaitu meletusnya Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, akibat letusan saat itu menyebabkan 1 tahun tanpa musim panas di Eropa, pertanian hancur dan kurangnya sinar matahari, ± 10-15 tahun penderitaan ditimbulkan namun setelah itu daerah tersebut menjadi daerah yang paling subur. Itu artinya menilai dan membuat kesimpulan dengan memakai keterbatasan akal dan hati akan menghasilkan kesimpulan yang terbatas dan keliru. Jika kita bisa bersabar untuk menyimpulkan akibat sebuah peristiwa maka kita akan melihat hal yang baik.
            Dalam dunia penginjilan ada seorang Penginjil bernama Adoniram dan istrinya Anna, mereka penginjilan di Birma, lembaga pengutus dari Amerika Serikat terus menelpon dan berkata bagaimana prospek penginjilan di Birma, Adoniram menjawab prospeknya cerah seperti dinyatakan firman Tuhan, karena belum ada orang percaya satu pun, tahun 1819 setelah 6 tahun penginjilan di Birma baru satu orang yang bertobat dan terima Yesus. Ia akhirnya menentang lembaga pengutusnya dengan berkata jika lembaga pengutus hanya memikirkan target maka tidak ada jiwa yang akan dimenangkan di Birma. Saat sedang menuai jiwa terjadi peperangan antara Inggris dan Birma, penganiayaan terhadap orang eropa dimulai. Adoniram ikut  ditawan, dan Istrinya Anna rutin menjenguk dia, setelah 3 bulan dia tidak melihat istrinya menjenguk ia mulai cemas dan gelisah, lalu istrinya datang membawa seorang anak bayi, ia mengerti bahwa istrinya baru melahirkan anaknya, lalu tahun 1826 Adoniram bebas tetapi istrinya Anna dan anaknya sakit demam dan akhirnya meninggal, itu adalah kesedihan yang berat baginya, akhirnya setelah 8 tahun ia tetap setiap mengijili di Birma dan bertemu dengan seorang Janda bernama sarah mereka menikah dan dikaruniakan 6 orang anak, saat perjalanan pulang ke Amerika tahun 1850 karena keletihan Sarah meninggal, buah pelayanan Adoniram telah membawa 7.000 orang Birma percaya Yesus. Meskipun keadaan sulit Adoniram tidak memberikan kesimpulan bahwa Tuhan Jahat? Kesulitannya mendatangkan kebaikan bagi 7.000 jiwa.   
Penutup
            Allah tidak pernah salah menetapkan segala sesuatu, hal yang menurut prasangka kita salah, bisa saja sedang Allah pakai untuk memberikan kebaikan kepada pihak lain. Mari kita tidak cepat menilai dan menyimpulkan sebuah keadaan sulit yang membebani hati kita sebagai sebuah kesalahan dari Allah. Berdoalah selalu agar Tuhan memberikan kesiapan dan keluasan hati dan pikiran menerima berbagai keadaan hidup. Jika Allah mengatur dengan tepat kedatangan Putra-Nya ke dalam dunia, maka Allah juga mengatur segala sesuatu dengan tepat menurut hikmat-Nya (Roma. 11:33). Ingatlah Roma 8:28 bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikkan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Soli Deo Gloria