Dalam perang
antara Uni Soviet dan Sekutu ada pasukan yang dinamakan ”The Messengger” pasukan ini bertugas untuk membawa pesan, salah
satu tugasnya ialah pergi ke daerah pertempuran untuk menentukkan titik
kordinat dimana pesawat pembawa bom harus menjatuhkan bomnya. Oleh karena itu
ini resiko yang besar, jika sudah menentukkan titik kordinat pasukkan tersebut
harus segera kembali mencari tempat yang aman, jika tidak ia bisa kena bom, atau
bisa saja tertembak oleh musuh. Oleh karena itu pasukan ini haruslah
benar-benar orang yang kuat secara fisik, kuat secara mental dan memiliki
tenaga untuk berlari.
Konteks
Teks
Yohanes
menuliskan perintah baru yaitu: ”mengasihi sesama”. Perintah tersebut juga
ditujukan kepada Pemuda (young man).
Apakah
kekuatan yang dimaksud oleh Yohanes?
Kata
”kuat” dalam bahasa Yunani ”iscuroi” (iskhuroi) dari kata ”iskhuros” (iskhuros)
yang artinya:
- Strong = Fisik
- Mighty = Sifat
- Powerfull = Daya
Bagaimanakah
Pemuda harus mengarahkan kekuatannya?
1. Pemuda
Mengarahkan Kekuatan untuk ”belajar Firman Tuhan”.
a. Yohanes
menulis Surat 1 Yohanes kepada jemaat di Efesus, Asia Kecil. Saat itu banyak
penyesat hadir, Yohanes menamakan kelompok-kelompok penyesat itu dengan istilah
”anti-Kristus”, salah satu kelompok tersebut ialah kelompok ”doketisme” yang
mengajarkan bahwa Kristus tidak sungguh-sungguh jadi manusia itu hanya hayalan
saja.
b. Yohanes
melihat ada kelompok ”gnostik” di Efesus yang juga mengancam Gereja, mereka
mengajarkan bahwa tubuh tidak penting yang penting adalah roh. Sehingga
moralitas menjadi bobrok karena menilai tubuh tidak penting. Nilai kasih
menjadi rendah.
Keadaan
demikian mendorong Yohanes mengingatkan para pemuda agar memperhatikan perintah
baru, yaitu: ”mengasihi sesama seperti
dirimu sendiri”. Di sini Yohanes mengarahkan Pemuda untuk belajar firman
agar tidak tersesat. Yohanes mengarahkan pemuda agar pakai tenaga mereka untuk
sungguh-sungguh belajar firman Tuhan.
Saat melayani
di STTAB saya menetapkan agar semua anak-anak studi fakultatif artinya belajar
mandiri. Namun ketika saya tinggalkan satu jam saya kembali ke Asrama dan
melihat ada yang tertidur ada yang sibuk melamun. Saya panggil mereka semua,
lalu saya tanyakan satu-persatu, saya mengerti ternyata betapa susahnya untuk
dapat menggunakan energy untuk belajar, tetapi ketika olahraga semua rasa
ngantuk hilang, semua bisa pakai energi.
Yesus
Kristus di usia 12 tahun telah memiliki hikmat dan pengetahuan yang luar biasa
tentang firman Tuhan, lalu di usia 30 tahun, pengetahuannya akan firman Tuhan
sangat dalam, tetapi apakah murid-murid siap menerimanya, untuk diajari
prinsip-prinsip rohani justru para murid tidak terlalu peduli, tetapi ketika
melihat mujizat semua sangat suka. Jadi hal demikian menunjukkan tidak mudah
menuntun pemuda pakai kekuatan untuk belajar firman Tuhan.
Saya
punya prinsip: ”Siang
di atas tanah, malam di atas kertas” (GKII). ”Siang
memegang pena, malam memegang buku.
(STTAB). ”Siang
pegang pena lihat anak, malam pegang buku lihat anak” (STTAB & Berkeluarga).”Tuhan mengijinkan anda punya kekuatan,
tetapi Tuhan tidak menghendaki anda malas, Tuhan menghendaki anda rajin
mempelajari firman-Nya”.
2.
Pemuda Mengarahkan Kekuatan Untuk ”Melakukan Firman Tuhan”
Dalam
Surat 1 Yohanes, tradisi penyembahan terhadap dewi kesuburan (diana) mengancam
gereja, apalagi pemuda. Dalam penyembahan tersebut mengadakan pelajuran bakti,
moralitas demikian mengancam generasi muda, karena itu Yohanes mengingatkan
mereka agar hidup melakukan firman Tuhan. Apa yang dipelajari agar dilakukan
jika tidak pemuda hanya tahu firman tetapi hidupnya hancur karena tidak
melakukan firman.
Jika
kita tahu bahwa kendaraan perlu dipanaskan agar kerja mesin baik, tetapi jika
kita tidak lakukan maka kita merusak kendaraan tersebut. Kita tahu pentingnya
olahraga, tetapi kita tidak mau lakukan maka kita sedang merusak tubuh ini. Tuhan Yesus telah mengingatkan para
murid agar membangun rumah di atas batu bukan di atas pasir, firman Tuhan bukan
hanya didengar tetapi harus dilakukan.
Banyak
para pemuda yang memakai kekuatan untuk berbuat kejahatan di masa muda, merusak
diri dengan obat-obatan di masa muda, merusak hidup dengan pergaulan bebas di
masa muda, setelah fisik hancur oleh penyakit, setelah mental rusak oleh dosa,
baru bertobat dan mau lakukan firman. Maka di sini tenaga yang begitu luar
biasa gagal di pakai untuk lakukan firman, saat sakit, lemah baru mau komitmen
lakukan firman. Bagaimana Injil bisa diberitakan dengan baik. Perhatikan John
Wesly saat tubuh, mental dan tenaganya sehat ia berikan hidupnya untuk
melayanui Tuhan, sehingga pemberitaan Injil maksimal. Saat John Calvin masih
muda usia 27 ia telah menulis buku Institutio ia masih punya power yang kuat ia
pakai pahami filsafat dengan baik, pahami hukum dengan baik, pahami Alkitab
dengan baik dan telah menuliskan karya yang luar biasa yaitu buku ”Institutio”.
Para
pemuda jangan selalu berpikir tunggu sudah sakit mau komitmen lakukan firman,
tunggu sudah dipenjara baru komitmen lakukan firman, tunggu sudah hancur moral
baru menyesal dan lakukan firman, sebelum semua itu terjadi alangkah
berhikmatnya jika engkau lakukan firman dari sekarang.
”Tuhan mengijinkan anda punya kekuatan,
tetapi Tuhan tidak menghendaki anda jahat, Tuhan menghendaki anda melakukan
kebenaran”
3.
Pemuda Mengarahkan Kekuatan Untuk ”Membangun Gereja”
Yohanes
melihat saat di Efesus tawaran untuk menjadi tentara Romawi sangat besar,
tenaga yang kuat dan fisik yang kuat sangat tepat untuk menjadi tentara, hal
demikian mengancam kelanjutan gereja.
Banyak
orang tua ketika melihat fisik anaknya bagus, tinggi 175, berat ideal, kekar
maka pikiran orang tua selalu mengarahkan kamu jadi polisi, kamu jadi tentara,
kamu jadi pramugarai/pramugara, kamu jadi pilot,…. Lalu untuk gerehja mana?
Saat ini sangat sulit menemukan ada orang tua yang merindukan anak-anaknya yang
punya fisik, power dan skill untuk membangun gereja, semua masih ingin
membangun kepentingan masing-masing, jika yang berpotensi semua pergi maka
gereja tinggal orang-orang tua.
Apakah
kalian berpikir demikian? Saat bercermin apa penilaian kalian tentang diri
kalian? Kalian pasti pernah menilai saya cocok jadi konsultan, saya cocok jadi
diplomat, saya cocok jadi polisi, saya cocok jadi hakim, jadi dokter dll…
Adakah yang menilai saya mau jadi hamba Tuhan, saya mau membangun gereja ini,
saya mau membagikan Injil.
Yesus
Kristus siap meninggalkan orang tuannya dan memilih berada di Bait Suci, Ia
memilih untuk berdiskusi dengan para orang tua tentang kebenaran. Yesus Kristus
siap serahkan nyawan-Nya agar kerajaan Allah di bangun.
Gereja
ini butuh kalian generasi muda, gereja ini kalian untuk mempertahankan Injil,
jangan kalian mau berada di gereja jika mendapat kesenangan, jangan kalian mau
ada di gereja jika gereja mengikuti keinginan hati kalian. Harusnya kalian ada
di gereja karena kalian mau membangun pelayanan, kalian ada di gereja karena
mau memakai kekuatan kalian untuk melayani.
”Tuhan mengijinkan anda punya kekuatan,
tetapi Tuhan tidak menghendaki anda merusak gereja, Tuhan menghendaki anda
membangun gereja.”
Penutup
Tuhan
memberikan potensi ”kekuatan” bagi pemuda, untuk Belajar
Firman Tuhan, Melakukan
Firman Tuhan, dan Membangun
Gereja bagi
Kemuliaan-Nya.(Khotbah Minggu Pemuda di GMI Getsemani Bengkulu)
Soli Deo Gloria