Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th
Mari
kita bahas tema ini secara filosofis!. Tema ini merupakan sebuah ”methapora”. ”Bintang” selalu menjadi ungkapan
untuk menyatakan sesuatu yang tinggi dan indah, jadi saya menyimpulkan makna ”Yo... Ayo!!! Meraih Bintang!” dengan
arti “”Ayo...!!! gapailah cita-citamu yang tinggi dan indah!”. Jadi
keberhasilan yang dicapai bukan hanya sekedar mendapat kedudukan yang tinggi,
gelar yang tinggi tetapi harus dibarengi dengan keindahan. Albert Eisntein (Ahli Fisika dari Jerman & AS: 1879-1955 M)
menuliskan: ”Try not to become a man of
success, but rather try to become a man of value (Janganlah mencoba menjadi
orang sukses. Jadilah orang yang bernilai).” Jadi Albert Eisntein juga memiliki pemikiran yang terpenting adalah
menjadi orang bernilai, bukan hanya berhasil tetapi bernilai. Karena itu
betullah yang dikatakan dalam Kitab Amsal
22:1 yang menyatakan: ”Nama baik (a
good name) lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik
dari pada perak dan emas.”
Menjadi
pertanyaan besar buat kita ialah, mengapa kita harus meraih bintang?
Untuk menjawab pertanyaan ini saya akan memberikan perspektif dalam Reformed
Evangelical Theology yaitu mengenai konsep: Mandat Budaya (Culture Mandate) dan Mandata Misi (Evangelitation Mandate).
1.
Mandat Budaya (Culture Mandate)
Dalam
Kejadian 1:26 Allah menciptakan
manusia untuk berkuasa atas isi bumi. Apa artinya berkuasa? Blaise Pascal (Ahli matematika, ahli fisika dan filsuf dari Perancis
1623-1662) mengatakan ”Keadilan dan kekuasaan harus berjalan beriringan. Jadi apa pun yang
adil mungkin akan berkuasa dan apa pun yang berkuasa mungkin akan adil.”
Jadi kekuasaan sangat penting dibarengi oleh keadilan, prinsip demikian juga
dituliskan dalam Kejadian 2:15,
Tuhan menciptakan dan menempatkan manusia di Taman Eden untuk dua hal yaitu mengusahakan
dan memelihara
taman itu.
Kata
“mengusahakan” dalam bahasa Ibrani ‛âbad (abad) bisa berarti
melayani
(serve) dan kata “memelihara” dalam bahasa Ibrani shâmar (shamar)
yang bisa berarti melindungi (protect), meneliti (observe),
dan memelihara
(preserve). Di dalam Taman Eden ini, Allah tidak membiarkan manusia
tidak bekerja, tetapi manusia diperintahkan Tuhan untuk melayani dan
melindungi/memelihara. Ini berarti ada campur tangan manusia di dalam dunia
ciptaan Allah. Orang-orang Kristen harus mengintegrasikan iman Kristen di dalam
setiap aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, hukum, pendidikan, dll
sebagai reaksi untuk memuliakan Allah.
Aplikasi:
Karena itu anak-anak Kristen harus bersemangat belajar, semangat kuliah, miliki
kehausan untuk mendapatkan ilmu. Bangun kehidupan saat ini dengan ilmu yang telah
dipelajari. Jangan kuliah hanya demi gelar dan hanya demi pujian semata.
Kuliahlah karena kalian butuh ilmu, kuliahlah karena kalian butuh wawasan untuk
membangun peradaban saat ini. Mari belajar dari seorang tokoh bernama Pdt. DR. Stephen Tong: beliau dikenal
sebagai seorang Theolog, Filsuf, Komposer dan Arsitek. Beliau memiliki prinsip
hidup ”Squeezeism” yang artinya ”memeras
diri”. Hal tersebut dilakukan sebagai tanggung jawab dalam melakukan
mandat budaya, beliau memiliki semangat membangun sebuah convetion hall tempat
panggung orkestra yang bernilai internasional.
2.
Mandat Injil (Evangelitation Mandate)
Matius
28:18-20 & KPR 1:8. Mandat Injil, artinya orang-orang Kristen dipanggil
untuk memberitakan Injil Kristus di tengah dunia berdosa. Menjadi saksi artinya
harus menampilkan hidup yang bernilai. Oleh karena itu jika mandat misi
dilaksanakan bersama dengan mandat budaya, kita akan mengerti bahwa pengetahuan
yang kita dapati untuk membangun peradaban harus terarah pada satu titik yaitu
Yesus diberitakan. Sehingga disinilah kita akan menjadi Ilmuwan yang
bertanggung jawab, Pejabat yang tidak korupsi, dosen yang memberi ilmu, dokter
yang mengutamakan kesehatan manusia baik miskin atau kaya, guru yang menajadi
teladan. Semua itu dilakukan karena mandat misi menjadi arah bagi mandat
budaya.
Lalu
dalam zaman ”Post Modern” ini kita berhadapan dengan filsafat ”kesuksesan”.
Sehingga makn ”sukses” telah diartikan sebagai keberhasilan, kemapanan dan
ketenaran. Maka banyak Anak Kristen yang secara Materi dan Jabatan sukses tetapi
tidak bernilai. Bagaimana dengan Tuhan Yesus, kesuksesan apa yang ia
raih? Bagaimana dengan Rasul
Paulus, kesuksesan apa yang mereka raih? Bagaimana dengan Para Murid
Tuhan Yesus, kesuksesan apa yang mereka raih? Lalu nabi Yeremia & Yesaya,
kesuksesan apa yang mereka raih? Perhatikan baik-baik, mereka terlihat gagal jika dinilai
dalam perspektif dunia. Tetapi Mereka orang-orang yang yang berhasil dalam pandangan Allah. Jadi hidup kita jika ingin menjadi bintang, jadikanlah hidupmu
bernilai bersama dengan pengetahuan yang dimiliki, sehingga melalui hidup kita Allah dimuliakan dan manusia dibangun peradabannya menjadi lebih baik.
Penutup
Alkitab
dengan tegas menyatakan orang percaya harus semangat dalam membangun cita-cita
dan mewujudkannya. Oleh karena itu harus semangat belajar dan berkarya. Tetapi
ingat ilmu yang didapat arahkan kepada Kristus, karya yang dibuat arahkan
kepada Kristus. Jika ilmu itu diarahkan kepada Kristus dengan benar, maka
pastilah ilmu itu juga akan diarahkan kepada sesama dengan benar (Khotbah di KMK UNIVED, 14 September 2018). Soli Deo Gloria