Kamis, 05 Oktober 2017

PENGANTAR KITAB 1&2 RAJA-RAJA

Oleh: Made Nopen Supriadi, S.Th


I & II Raja-Raja
Arti Judul Kitab
Ibrani : Mal’akim
Vulgata : Libri Regnum I, II, III, IV
LXX : Biblio Basilton (Kitab Kerajaan-kerajaan)
Ingg. : I & II Kings
TB. Ind: I & II Raja-raja
Kitab Raja-Raja yang terdiri atas dua kitab ini, pada mulanya adalah satu kitab dalam Alkitab bahasa Ibrani. Penerjemah Septuagintalah yang membaginya menjadi dua kitab; versi Vulgata dan versi bahasa Inggris kemudian melakukan hal yang sama. Seperti yang kita lihat dalam ‘Kitab Kedua Samuel,’ Alkitab berbahasa Inggris yang paling kuno menyebutnya sebagai kitab 3 dan 4 Raja-Raja.
Kepenulisan
Kitab ini tidak menyebutkan nama penulisnya[1]. Ada banyak teori untuk menentukan siapa penulis Kitab Raja-raja. Dua diantaranya yaitu dari tradisi Yahudi (Talmud) dan Kitab Raja-raja sendiri.
1.      Talmud (Kitab Tradisi) Yahudi menyatakan bahwa Yeremia adalah penulisnya, karena Yeremia 52 dan II Raja-Raja pasal 24-25 sangat mirip. Para pakar modem setuju bahwa Kitab I Raja-Raja ditulis pada masa Yeremia, tetapi gaya bahasa di Kitab I Raja-Raja rupanya tidak cocok dengan gaya bahasa Kitab Yeremia.
2.      Dalam kitab I Raja-raja memberi tahu bahwa ada beberapa dokumen untuk menyusun kitab Raja-raja, yaitu ‘Kitab Riwayat Salomo’ (I Raj. 11:41), ‘Kitab Sejarah Raja-Raja Yehuda’ (I Raj. 14: 29), dan ‘Kitab Sejarah Raja-Raja Israel’ (I Raj. 14: 19).
Dalam buku Survey Alkitab PL menuliskan bahwa kitab Raja-raja telah ditulis oleh seorang penyusun / pengarang yang tidak diketahui namanya pada abad ke-6 BC (SM). Ada kemungkinan bahwa kita Raja-raja disusun dalam dua tahap, yaitu sebelum pembuangan[2] ke tiga (586 BC) dan pada waktu Raja Yoyakhin dibebaskan dari penjara di Babel oleh pengganti Nebukadnezar, yaitu Evil-Merodakh (562/561 BC). Para Pakar Alkitab setuju bahwa penyelesaian kitab Raja-raja sekitar tahun 550 SM.
Isi
Kedua Kitab Raja-Raja itu tidak memberikan sejarah yang terperinci dari semua raja Yehuda dan Israel. Kitab tersebut hanya memberikan rujukan-rujukan yang sambil lalu tentang raja-raja yang perkasa seperti Omri dan Yerobeam II, tetapi menitikberatkan kisah Nabi Elia dan Elisa, dan beberapa raja yang tidak terlalu berpengaruh di bidang politik, yang memerintah pada masa para nabi, misalnya Yosia. Kitab II Raja-Raja menggambarkan kejatuhan Israel dan penderitaan terakhir bangsa Yehuda. Seperti Kitab I Raja-Raja, kitab kedua ini pun menunjukkan bahwa Allah berusaha memperingatkan bangsa ini melalui nabi-nabinya, tetapi raja-raja yang buruk akhlaknya mengabaikan Dia. Di sini kita melihat klimaks pelayanan kenabian Elia dan Elisa. Kitab II Raja-raja ini meneruskan sejarah Israel dan Yehuda yang dimulai. oleh Kitab I Raja-Raja, dan dilanjutkan sampai kepada masa Pembuangan di Babel.
Peristiwa-Peristiwa Penting
Tema dari kitab ini adalah bahwa Allah memberkati raja dan bangsa ketika mereka memegang teguh pada perjanjiannya. Penghakiman Allah pasti akan jatuh, dan tidak terelakkan, di atas orang-orang yang melanggar hukum-Nya. Tema-tema dalam kitab Raja-raja berbicara mengenai penilaian terhadap raja Salomo, pecahnya kerajaan Israel dan turunnya kejayaan Israel.
1.      Penilaian terhadap raja Salomo
a.       Masa Kejayaan raja Salomo (1Raj. 1- 8)
Salomo telah mewarisi kerajaan yang kuat dan besar dari ayahnya yang kemudian diperkuat lagi oleh Salomo dengan pemerintahan dan membaginya dalam 12 wilayah yang jelas. Apalagi Salomo diberikan hati yang penuh hikmat dan kebijaksanaan.
b.      Turunya kejayaan Salomo (1Raj. 9- 11)
Walaupun Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dan mengingatkan dia agar tetap setia, namun ia mulai goyah akan kesetiaannya kepada Tuhan, justru ketika dia sedang mencapai puncak kejayaan yang tertinggi. Hal itu dipengaruhi oleh kerena istri-istrinya yang berasal dari luar negeri/kafir. Para istrinya membawanya kepada penyembahan berhala dan meninggalkan Tuhan. Akibat dosa Salomo maka Tuhan mengoyakkan kerajaan Israel (I raj. 11: 11).
2.      Pecahnya kerajaan Israel
Kerajaan Israel terpecah menjadi 2: Israel Utara (11 Suku Israel) dan Israel Selatan (Yehuda+Benyamin). Penyebab pecahnya kerajaan Israel:
a.       Hukuman atas dosa Salomo dan kejahatan Rehabeam bin Salomo. Hanya 2 suku yang mengikuti keturunan Daud. Dengan demikian kerajaan yang besar dan kuat menjadi rusak dan mudah diserang oleh musuh. Kemudian keraaj Daudn hilang dan dimulaikah masa kepahitan bagi umat Israel.
b.      Kejahatan Yerobeam bin Nebat dari suku Efraim (1Raj. 11: 26- 15: 20; II Taw. 10: 2- 13: 20). Yerobeam tidak percaya kepada Tuhan, ia ingin memperkuat kedudukannya dan menganggapnya lebih penting daripada ibadah kepada Allah. Mak ia mulai ibadah baru, yaitu:
-          Mendirikan kuil-kuil di atas bukit pengorbanan.
-          Mengangkat imam-imam baru yang bukan dari kaum Lewi.
-          Membuat hari raya baru (bdg. I Raj. 12: 32; Im. 23: 34, 39).
Beberapa hukuman bagi Yerobeam karena dosanya:
-          Keluarganya akan lenyap
-          Raja lain akan dibangkitkan
-          Orang Israel akan dibuang ke seberang sungai Efrat (Asyur).
3.      Turunnya kejayaan Israel
Kerajaan Israel sesudah masa pemerintahan raja Yehuda tidak ada lagi berkat dan ketenangan dari Tuhan. Raja-raja Israel sesudah itu saling membunuh satu dengan yang lain. Apalagi dengan kedatangan musuh dari Asyur di bawah pimpinan Tiglat Pilezar. Pengganti Tiglat Pilezar bernama Salmanaser yang hidup pada masa pemerintahan raja Hosea. Karena Hosea tidak takluk kepadanya dan tidak membayar upeti, maka Hosea dibelenggu dalam penjara dan penduduk kerajaan Israel dibawa ke Asyur, maka berakhirlah kerajaan Utara, sesudah berdiri sekitar 210 tahun. Israel tak pernah kembali lagi ke tanah airnya. Supaya tanah Israel tidak menjadi tandus maka raja Asyur mengangkat orang-oramg dari bangsa lain untuk tinggal di sana. Walaupun demikian tanah itu tetap milik Tuhan., sehingga Tuhan juga menghukum para pendatang itu karena mencemari tanah itu dengan penyembahan berhala.
Tema-Tema Penting
1. Kedaulatan Allah
            Tema ini bergema dalam keseluruhan isi kitab yang menceritakan bagaimana Allah terlibat dalam sejarah umat manusia. Bacalah 1Raj. 8:14-61; 19:9-18; 20:1-30. Apa yang diceritakan oleh pasal-pasal ini mengenai Allah dan kedaulatannya?
2. Kebenaran
Allah mengharapkan umat-Nya taat dan setia. Setelah negeri itu terpecah, I Raja-raja menggambarkan mengenai pemerintahan delapan raja Israel dan empat raja Yehuda. Buatlah daftar raja-raja ini. Berapa orang dari mereka yang melayani Tuhan? Berdasarkan atas apa penulis kitab Raja-raja membuat penilaian terhadap mereka?
3. Kelemahan
o I Raja-raja tidak pernah mencoba untuk memberikan kepada kita gambaran yang sempurna mengenai hamba-hamba Allah. Kita melihat keburukan maupun kebaikan mereka dan Allah menerima serta memakai mereka seperti apa adanya. Pelajari 1Raj. 1:1-3:1; 11:1-13; 19:1-21. Kelemahan apa saja yang dapat Anda temukan dalam diri Daud, Salomo dan Elia?
o Bacalah kisah Raja Ahab dalam 1Raj. 18:1-22:40. Dalam 1Raj. 21:27-29 kita membaca bahwa ia bertobat, dan oleh sebab itulah maka Allah memperingan hukuman terhadapnya. Menurut Anda mengapa I Raja-raja menggambarkan Raja Ahab sebagai orang jahat dan bukan hanya sebagai orang lemah?
4. Tanggapan
Allah berdaulat juga Allah benar-benar memberikan tanggapan kepada manusia. Hal tersebut terlihat pada waktu Allah menjawab doa Raja Hizkia (2Raj. 19:14-19). Dapatkah Anda menemukan dalam II Raja-raja di mana Allah memberikan jawaban langsung terhadap kebutuhan umat-Nya?
5. Pembaruan
Hizkia dan Yoas, keduanya mencoba untuk membawa bangsa mereka kembali kepada Allah (2Raj. 18:1-20:21; 22:1-23:30). Bacalah seluruh pasal-pasal ini. Menurut Anda mengapa pembaruan mereka tidak berhasil?
Garis Besar Kitab I Raja-Raja
I. KERAJAAN ISRAEL BERSATU (1:1-11:43)
A. Salomo Naik Takhta (1:1-2:46)
1. Keinginan Adonia untuk Menjadi Raja Digagalkan (1:1-53)
2. Kata-Kata Terakhir Daud dan Kematiannya Salomo yang Telah Dinobatkan Mengambil Tindakan yang Adil (2:1-46)
B. Kebijaksanaan dan Kekayaan Salomo (3:1-4:34)
1. Menikahi Putri Mesir. Ia Adalah Seorang yang Rohani: Lebih Menyukai Hikmat Menyelamatkan Seorang Bayi (3:1-28)
2. Karyawannya, Daerah Kekuasaannya, Persediaan Makanan Sehari-hari, Kandang-kandangnya, dan Hikmatnya (4:1-34)
C. Kegiatan Salomo Dalam Membangun (5:1-9:28)
1. Persiapan untuk Pembangunan Bait Suci (5:1-18)
2. Konstruksi Bait Suci (6:1-38)
3. Tempat-Tempat Kediaman dan Perabotan Bait Suci (7:1-51)
4. Peresmin Bait Suci (7:1-51)
5. Pengesahan Perjanjian dengan Daud, dan Bangunan-Bangunannya (9:1-28)
D. Zaman Keemasan Salomo (10:1-19)
1. Kunjungan Ratu Syeba (10:1-13)
2. Kekayaan Salomo (10:14-19)
E. Kemurtadan, Kemunduran dan Kematian Salomo (11:1-34)
1. Ketidaksetiaan Salomo kepada Allah (11:1-13)
2. Para Lawan dan Pembagian yang Mengancam (11:14-40)
3. Kematian Salomo (11:41-43)
II. KERAJAAN YANG TERBAGI (12:1-22:53)
A. Rehabeam Menolak Yerobeam (12:1-33)
B. Abdi Allah yang Benar Diperdaya (13:1-34)
C. Abia, Yerobeam dan Istri, Ahia, Nadab, Rehabeam, Sisak, Abiam (14:1-31)
D. Raja yang Jahat dan yang Baik (15:1-34)
E. Yehu, Baesa, Zimri, Omri, Tibni, Samaria, Ahab, Hiel (16:1-34)
F. Elia dan Seorang Janda (17:1-24)
G. Ahab, Nabi Palsu, Hujan (18:1-46)
H. Elia, Izebel, Hazael, Yehu, Elisa (19:1-21)
I. Benhadad; Pasukan Sirianya, Ahab, Seorang Nabi (20:1-43)
J. Nabot, Ahab, Izebel, Elia (21:1-29)
K. Ahab, Mikha, Ahazia, Yosafat, Yoram (22:1-53)
GARIS BESAR KITAB II RAJA-RAJA
I. ISRAEL UTARA SAMPAI KEPADA KEJATUHANNYA (1:1-17:41)
A. Pelayanan Elia dan Elisa (1:3-9:10)
1. Pengangkatan Elia ke Surga (1:3-2:11)
2. Elisa Diperkenalkan (2:12-15)
3. Yoran Melawan Moab (3:1-27)
4. Nabi Elisa (4:1-8:15)
5. Yoram dan Ahazia (8:16-29)
6. Yehu Menjadi Raja di Israel (9:1-10)
B. Dari Yehu Sampai ke Kejatuhan Israel (9:11-17:41)
1. Pemerintahan Yehu (9:11-10:36)
2. Atalya dari Yehuda (11:1-20)
3. Yehuda di Bawah Kepemimpinan Yoas (11:21-12:21)
4. Yoahas dan Yoas (13:1-25)
5. Yehuda — Amazia dan Azarya (14:1-22)
6. Yerobeam II Menguasai Israel (14:23-29)
7. Azatya Raja Yehuda (15:1-8)
8. Zakharia, Salum, Menahem, Pekahya, Pekah, Raja Israel (15:8-31)
9. Yotam dan Ahaz, Raja Yehuda (15:32-16:20)
10. Keruntuhan Kerajaan Israel (17:1-41)
II. YEHUDA SAMPAI KEPADA KEJATUHANNYA (18:1-25:30)
A. Kerajaan di Bawah Kepemimpinan Hizkia (18:1-20:21)
1. Reformasi yang Dilakukan Hizkia (18:1-20:21)
2. Penyerbuan oleh Sanherib (18:13-19:37)
3. Hizkia Disembuhkan (20:1-11)
4. Merodakh-Baladan (20:12-19)
5. Kematian Hizkia (20:20-21)
B. Pemerintahan Manasye dan Amon (21:1-26)
1. Kejahatan Manasye (21:1-18)
2. Dosa-Dosa dan Kematian Anion (21:19-26)
C. Reformasi di Yehuda (22:1-23:30)
D. Hari-Hari Terakhir Yehuda (23:31-25:26)
1. Raja Yoahas Dibuang (23:31-34)
2. Penierintahan Yoyakim dan Serangan Nebukadnezar (23:34-24:7)
3. Pemerintahan Yoyakhin dan Pembuangannya (24:8-16)
4. Pemerintahan Zedekia (24:17-20)
5. Kejatuhan Yerusalem (25:1-21)
6. Gedalya, Seorang Raja Boneka (25:22-26)
7. Yoyakin Dibebaskan (25:27-30)
Pengajaran & Aplikasi
Melalui Kitab 1&2 Raja-Raja kita mendapatkan banyak pengajaran penting yang dapat diaplikasikan, oleh karena itu bacalah seluruh Kitab 1&2 Raja-Raja lalu catatlah (minimal 10) apa saja ajaran penting yang anda dapatkan yang dapat diterapkan dalam konteks kehidupan masa kini.
Raja Salomo memerintah Uni-Kerajaan (1Raj. 1-11)
Akibat dosa, kerajaan terpecah, Utara dan Selatan (12-22)
Jalannya pemerintahan paralel, Israel & Yehuda (2Raj. 1-17)
Akhir bagi kerajaan Israel dan bertahannya Yehuda (18-25)
 










[1]Penulis itu tidak hanya memperhatikan pengisahan hikayat raja-raja dari kerajaan yang terbagi dua. Ia juga bercerita tentang orang-orang dan peristiwa-peristiwa yang mengajarkan pesan kenabian. Penulis mempunyai norma rohani yang digunakan untuk mengevaluasi setiap raja. Ia percaya tugas raja adalah memberikan dukungan kepada Bait Suci dan penyembahannya, penulis yakin bahwa Allah menghakimi mereka sebab mereka telah memisahkan diri dari Bait Suci. Ia melihat keruntuhan Kerajaan Utara sebagai hukuman terhadap penyembahan berhala. Ia yakin bahwa umat Allah harus selalu memisahkan diri mereka dari praktik-praktik keagamaan bangsa-bangsa penyembah berhala yang berada di sekeliling mereka.
[2]Membawa pergi golongan atas dari bangsa-bangsa yang terkalahkan ke daerah pembuangan merupakan suatu ketentuan yang biasa berlaku di Timur-tengah purba. Maksud perbuatan itu adalah untuk melemahkan kekuatan bangsa yang terkalahkan dan menghindarkan timbulnya pemberontakan kembali, atau untuk menempati sendiri daerah-daerah yang sudah dikosongkan penghuninya. pembuangan semacam itu sudah dapat dibuktikan dari sejarah sejak 10 abad yang kedua. Israel sering dikenai Pembuangan semacam itu. Ada tiga tahapan pembuangan yang dialami: (1) Pembuangan ke Asyur tahun 721 BC. Setelah perang antara Pekah dari Israel. Melawan Tiglat-Pileser III dari Asyur, para penghuni kota-kota yang terkalahkan dibawa ke Asyur (734, lih. 2Raj 15: 29). Raja Hosea menolak membayar pajak-bakti, setelah Tiglat Pileser III meninggal. Oleh perbuatan itu Salmanasar V mengalahkan Samaria (721) dan membawa banyak orang Israel ke Pembuangan di Asyur (sumber-sumber Asyur menyebutkan jumlah 27.290 orang dibuang ke Mesopotamia dan Media (lih. 2Raj 17:6; 18:11; 1Taw 5:6-26). Untuk menggantikan mereka yang dibuang dimasukkanlah orang-orang kolonis dari Kuta, Awa, Hamat dan Sefarwaim ke Samaria (lih. 2Raj 17:24). (2) Pembuangan ke Babel (597BC). Palestina jatuh ke dalam kekuasaan kerajaan Babel (Babilon), segera setelah Asyur hancur. Usaha raja Yoyakhin untuk membebaskan diri dari kekuasaan asing mengakibatkan Nebukadnesar datang menyerang untuk mengalahkan Yerusalem dan membawa para penghuninya ke Pembuangan di Babel (597BC). Mereka yang pada saat itu dibuang adalah keluarga kerajaan, para bangsawan, para pegawai, para prajurit dan para pengrajin (sekitar 10.000 orang Israel dengan keluarganya). Para Imam tidak diikutkan (lih. 2Raj 24:8-17). Yeremia menulis sepucuk surat dan menasihati para buangan (Yer 29:32), agar mereka taat dan mau tinggal di Babel. (3) Pembuangan ke Babel gelombang 2. Beberapa saat sesudahnya raja Zedekia gagal memperjuangkan kemerdekaan akhirnya Yerusalem dihancurkan oleh Babel (586 BC). Orang-orang lingkungan masyarakat yang lebih luas dari saat sebelumnya, dibawa ke Pembuangan. Hanya mereka yang tidak memiliki sesuatupun diperbolehkan tinggal. Jumlah tawanan ada sekitar 15.000 orang laki-laki beserta keluarganya. Para buangan ditempatkan disebuah daerah tertentu, sehingga mereka bisa tinggalbersama-sama di situ.

Tidak ada komentar: